Mohon tunggu...
Harry Dethan
Harry Dethan Mohon Tunggu... Wiraswasta - Health Promoter

Email: harrydethan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Marasmus dan Kwarshiorkor, Kenali dan Cegah Gizi Buruk

21 Juni 2019   21:20 Diperbarui: 21 Juni 2019   21:26 185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: sadkes.net

Gizi buruk. Mendengar tentang hal ini, tentu tidak ada seorangpun yang menginginkan anaknya mengalami hal tersebut. Tak hanya orang tua, namun suatu daerah atau bangsa akan menghasilkan penerus yang kualitasnya kurang baik sebagai akibat dari gizi buruk.

Gizi buruk merupakan kekurangan asupan zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh sehingga mengakibatkan gangguan pada fungsi tubuh. Hal ini dapat ditunjukan dengan penurunan berat badan.

Masalah kesehatan ini sering dialami oleh anak-anak di daerah atau Negara yang miskin dan berkembang. Di Indonesia, gizi buruk menjadi salah satu masalah kesehatan yang sangat disoroti dan hendak dieliminasi.

Banyak faktor yang dapat menyebabkan terjadinya gizi buruk. Mulai dari faktor ekonomi, pangan, hingga sumber daya  manusiapun dapat menyebabkan terjadinya masalah ini.

Singkatnya, segala faktor, baik langsung maupun tidak yang menyebabkan anak tidak mendapatkan asupan gizi yang baik, merupakan hal yang perlu juga ditangani. Tujuannya adalah untuk mengatasi masalah gizi buruk dari akar masalahnya.

Masalah gizi buruk tidak bisa dianggap enteng. Gizi buruk dapat mengakibatkan penyakit infeksi lain, gangguan mental atau emosi, dan pertumbuhan fisik hingga otak yang terganggu. Bahkan, gizi buruk dapat membahayakan hidup atau mengakibatkan kematian.

Berdasarkan hasil Riskesdas 2018, proporsi gizi buruk dan gizi kurang pada balita di Indonesia mengalami penurunan dari 19,6% pada tahun 2013 menjadi 17,7% pada tahun 2018. Provinsi yang menjadi penyumbang terbanyak adalah Nusa Tenggara Timur dengan proporsi sebesar 29,5%.

Meski mengalami penurunan, namun Indonesia masih berada pada peringkat yang cukup tinggi dalam permasalahan gizi buruk, dibandingkan dengan Negara-negara lain. Hal ini dapat memicu tumbuhnya sumber daya manusia Indonesia yang kurang berkualitas nantinya dan sulit bersaing dengan Negara lain.

Masalah gizi buruk bisa saja terjadi di sekitar lingkungan kita. Namun, jika kita tidak mengetahui tanda-tanda anak mengalami gizi buruk, maka akan membahayakan ataupun memperparah kondisinya dengan penanganan yang salah.

Lebih baik mencegah dari pada mengobati. Dan memiliki pengetahuan mengenai gizi buruk juga merupakan salah satu upaya untuk mencegahnya, disamping menangani. Dengan memiliki pemahaman yang baik, maka motivasi untuk menjaga kondisi anak akan lebih baik dan apabila terjadi gangguan, dapat segera ditangani.

Berkaitan dengan masalah kesehatan ini, tanda atau gejala gizi buruk sebenarnya dapat diketahui jika orang tua rajin membawa anaknya ke posyandu untuk ditimbang ataupun melakukan pemeriksaan rutin. Pengukuran berat badan menurut umur yang menunjukkan kurang dari -3 standar deviasi (SD) tabel baku WHO-NCHS, dapat memperlihatkan bahwa anak sedang dalam keadaan gizi buruk.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun