"Setelah selesai study, kira-kira ingin kerja dimana?" Ketika mendapatkan pertanyaan seperti ini, mungkin saja kita akan mengatakan bahwa kita belum mengetahuinya. Yah. Tentang pekerjaan yang akan didapatkan merupakan hal yang masih misteri.
Namun, mungkin saja ada orang juga yang sudah tahu akan bekerja di tempat seperti apa. Entah karena telah mendapatkan suatu kepastian dari suatu perusahaan berupa tawaran, ataukah baru sebatas harapan.
Kata orang, zaman sekarang berbeda dengan zaman dulu. Ada yang bilang bahwa zaman dulu, pekerjaanlah yang mencari orang, sedangkan sekarang, sangat sulit mencari kerja. Susahnya mencari pekerjaan mengakibatkan orang-orang yang belum mendapatkannya mengalami pengangguran.
Jika menilik pada faktanya, jumlah pengangguran di Indonesia bisa dikatakan masih cukup tinggi. Akan tetapi, dalam setahun terakhir, jumlah pengagguranpun sudah mulai mengalami penurunan.
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), angka pengangguran turun sebanyak 50 ribu orang dibanding tahun sebelumnya. Untuk angkatan kerja, jumlah angkatan kerja di Indonesia yakni sebanyak 136,18 juta orang. Total ini naik dari tahun sebelumnya yakni sebanyak 2,24 juta orang. Dengan melihat fakta tersebut, maka dapat dikatakan bahwa penurunan tersebut masih terbilang kecil.
Untuk itu, perlu dilakukannya berbagai upaya untuk mengatasi tingkat pengagguran, agar bonus demografi yang akan dihadapi nantinya dapat menjadi suatu keuntungan bagi bangsa. Salah satu langkah terbaik yang perlu dilakukan adalah dengan meningkatkan sumber daya manusia (SDM) dari masyarakat.
Peningkatan SDM juga sudah menjadi fokus utama dari program pemerintah yang akan terus digenjot. Dalam upaya meningkatkan SDM, tentunya tidak hanya menjadi tugas dari pemerintah, namun harus menjadi fokus dari masing-masing pribadi, terlebih para angkatan kerja.
Melihat kebutuhan dunia kerja sekarang ini, tentunya para angkatan kerja perlu mencermatinya dengan baik. Dalam dunia kerja yang tingkat persaingannya makin tinggi, para angkatan kerja dituntut untuk menguasai tidak hanya satu keahlian, namun berbagai macam keahlian. Hal ini biasa diistilahkan dengan kata Multi Skilling.
Logikanya, seseorang yang memiliki lebih banyak keahlian atau skill akan lebih dipertimbangkan untuk dipakai di dunia kerja. Hal ini tentunya merupakan pertimbangan untuk menyelesaikan semua tugas atau pekerjaan dengan baik, serta dapat memajukan tempat tersebut lewat setiap skill yang dimiliki.
Untuk itu, setiap angkatan kerja dituntut untuk mengetahui kapasitas dirinya, serta kemampuan yang dimiliki. Hal ini perlu dilakukan agar saat ditanya, "apa saja keahlianmu?" oleh pewawancara, pencari kerja tidak kebingungan.
Dengan memiliki berbagai macam kemampuan, bukan juga berarti kita tidak boleh fokus pada suatu "bidang utama" yang ditekuni. Namun dalam menyelesaikan suatu masalah atau pekerjaan, akan banyak ide yang dapat diterapkan.