"Kakek kenapa menangis?" di tengah rasa kesal dan sayang yang bercampur, cucu pak Niko yang paling kecil tiba-tiba saja datang, naik ke pangkuan kakeknya dan menyeka air matanya.
Nimas, anak berusia 4 tahun ini adalah satu-satunya orang selain pak Niko yang tidak memegang gawai di tangannya.
Melihat tingkah Nimas, sontak semua orang di rumah menjadi kaget. Gawai yang berada di tangan, sejenak ditinggalkan untuk melihat apa yang terjadi pada ayah dan kakek mereka.
Semuanya langsung bertanya penyebab tangisan tersebut, tanpa memahami apa yang telah mereka renggut dari hak orang tua lanjut usia yang membutuhkan kasih sayang dan kehangatan.
"Aku rindu kalian!" Hanya kalimat itu yang mampu ia paksakan untuk keluar dari mulutnya.
"Kami sayang ayah. Maafkanlah kami." Rusdi dan Putu baru menyadari kekhilafan mereka dan memberikan pelukan hangat pada ayah mereka.
Nimas, si cucu paling kecil hanya bisa menatap tingkah para orang dewasa ini dengan rasa heran.
-"Karena hadir bukan hanya tentang fisik, namun hati yang bertemu."
Kupang, 3 Juni 2019
Harry Dethan