Mohon tunggu...
Harry Dethan
Harry Dethan Mohon Tunggu... Wiraswasta - Health Promoter

Email: harrydethan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Sang Perebut Kehangatan

3 Juni 2019   21:46 Diperbarui: 3 Juni 2019   21:51 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: shutterstock.com

"Kakek kenapa menangis?" di tengah rasa kesal dan sayang yang bercampur, cucu pak Niko yang paling kecil tiba-tiba saja datang, naik ke pangkuan kakeknya dan menyeka air matanya.

Nimas, anak berusia 4 tahun ini adalah satu-satunya orang selain pak Niko yang tidak memegang gawai di tangannya.

Melihat tingkah Nimas, sontak semua orang di rumah menjadi kaget. Gawai yang berada di tangan, sejenak ditinggalkan untuk melihat apa yang terjadi pada ayah dan kakek mereka.

Semuanya langsung bertanya penyebab tangisan tersebut, tanpa memahami apa yang telah mereka renggut dari hak orang tua lanjut usia yang membutuhkan kasih sayang dan kehangatan.

"Aku rindu kalian!" Hanya kalimat itu yang mampu ia paksakan untuk keluar dari mulutnya.

"Kami sayang ayah. Maafkanlah kami." Rusdi dan Putu baru menyadari kekhilafan mereka dan memberikan pelukan hangat pada ayah mereka.

Nimas, si cucu paling kecil hanya bisa menatap tingkah para orang dewasa ini dengan rasa heran.

-"Karena hadir bukan hanya tentang fisik, namun hati yang bertemu."

Kupang, 3 Juni 2019
Harry Dethan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun