Mohon tunggu...
Harry Dethan
Harry Dethan Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Health Promoter

Master of Public Health Universitas Gadjah Mada | Perilaku dan Promosi Kesehatan | Menulis dan membuat konten kesehatan, lingkungan, dan sastra | Email: harrydethan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Anjing Galak

2 Juni 2019   22:07 Diperbarui: 2 Juni 2019   22:28 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: telegraph.co.uk

Noldi dan Utha adalah dua sahabat baik yang memiliki hobi yang sama, lari sore. Seperti sahabat pada umumnya, mereka sudah saling tahu keburukan dan tingkah masing-masing yang tidak disukai. Meski begitu, persahabatan yang terjadi antara kedua pemuda ini tetap terjalin dengan baik.

"Utha, nih coba kamu lihat sepatu baruku. Bagus gak?" Tanya Noldi pada Utha.

"Ia bagus." Jawab Utha.

"Sepatu ini harganya dua juta lebih. Kualitasnya ori brother. Jadi harganya memang mahal. Aku sengaja memakainya sore ini untuk mencobanya. Aku rasa dengan sepatu ini aku bisa memenangkan kompetisi lari pada bulan depan." Sahut Noldi dengan wajah yang terlihat sangat percaya diri.

Yah, begitulah Noldi. Salah satu hal yang tidak disukai banyak orang darinya adalah sifat sombongnya. Ia akan selalu memamerkan sesuatu yang ia punyai. Selain itu, ia selalu berbicara dengan angkuh dan menilai dirinya sendiri hebat.

"Ah, sepatu baru juga tidak serta merta menjaminmu bisa lebih hebat Noldi. Latihan keraslah yang lebih penting." Utha mengingatkan.

Mereka terus berlari secara perlahan. Mereka lalu memasuki suatu gang yang terkenal dengan anjingnya yang galak. Jarang sekali kedua pelari ini lari sore melewati gang ini. Di sebuah rumah yang tidak jauh dari pandangan mereka, Nampak papan peringatan bertuliskan "awas, ada anjing galak!!!"

"Ah, itu hanya kata orang. Ayo kita istirahat di sini. Kalau ada anjing galak, seharusnya kita sudah digonggong sedari tadi kan?" ucap Noldi.

"Kita lanjutkan saja larinya. Nanti kita bisa beristirahat di lapangan bola kompleks." Utha mengajak.

"Jangan bilang kamu takut sama anjing di sini yah?" jawab Noldi sembari tertawa dan duduk sembari meluruskan kedua kakinya di pinggir jalananan gang tersebut.

Utha pun hanya bisa mengikuti tingkah sahabatnya tersebut. Sepanjang waktu mereka beristirahat, Noldi terus menerus berbicara mengenai ini dan itu. Semua hal yang dirasanya membanggakan dirinya selalu terlontar dari mulutnya sedari tadi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun