Mohon tunggu...
Harry Dethan
Harry Dethan Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Health Promoter

Master of Public Health Universitas Gadjah Mada | Perilaku dan Promosi Kesehatan | Menulis dan membuat konten kesehatan, lingkungan, dan sastra | Email: harrydethan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Jangan Ada "Ember" di Antara Sahabat

6 Februari 2019   20:20 Diperbarui: 6 Februari 2019   20:53 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: shutterstock.com


Nanda memiliki dua sahabat baik. Kedua sahabatnya tersebut adalah Rita dan Martin. Ketiganya sudah bersahabat sejak kelas 10 SMA dan kini mereka telah bersahabat selama hampir 3 tahun. Mereka sering sekali menghabiskan waktu secara bersama-sama. Mengerjakan tugas, nonton bareng, hingga kadang berlibur bersama keluar daerah. Entahlah, mereka sendiri lupa mengapa kedua cewek dan seorang cowok ini bisa seakrab sekarang. Rasa nyaman merupakan fondasi utama persahabatan mereka.

Meski memiliki banyak kesamaan dan ikatan yang cukup kuat, ada satu hal yang seringkali membuat ketiga sahabat yang sering di cap "trio kwek-kwek zaman now" ini tidak disukai. Hal tersebut adalah karena mereka sering menggosipkan nama orang lain ketika mereka sedang berkumpul. Hal tersebut sepertinya menjadi salah satu hobi mereka. Apapun selalu mereka gosipkan. Mulaidari masalah teman mereka, bahkan guru-gurupun tak lepas dari bahan gosipan mereka.

Martin adalah seorang cowok. Akan tetapi ia juga sering ikut-ikutan dalam menggosipkan orang lain bersama kedua sahabat ceweknya." Yah, mungkin saja karena sudah lama bersahabat bersama cewek, jadi mulutnya juga mulai sama seperti cewek-cewek yang suka gosip." Itulah penilaian beberapa teman main futsal dari Martin.

Hari ini adalah hari yang cukup sibuk bagi anak kelas 12SMA. Kali ini mereka harus mempersiapkan diri untuk menghadapi ujian nasional dengan mengikuti les tambahan di sekolah. Les tambahan dilaksanakan setelah selesai semua mata pelajaran. 

Waktupun menunjukkan jam 05.00 sore ketika les telah berkahir. Di saat teman-teman yang lain sedang beres-beres dan bersiap untuk pulang, Nanda sama sekali tidak beranjak dari tempat duduknya. "Nan, kamu sakit? Dari tadi pagi ku perhatikan mukamu kusut banget." Kata Rita yang duduk di sampingnya. "Ia, kamu kenapa Nan?" Sambung Martin yang duduk di belakangnya.

"Kalian berdua hari ini sibuk gak? Ada masalah yang ingin kuceritakan" jawab Nanda setelah didesak oleh kedua sahabatnya. "Kita hari inigak sibuk juga kok." Jawab Martin. "Kalau ada yang ingin diceritakan jangan sungkan-sungkan Nanda" sambung Rita. Sebagai sahabat, mereka sangat terbuka satu sama lain. Nampaknya tidak ada satupun rahasia diantara ketiga sahabat ini.

Setelah beres-beres, ketiga sahabat tersebut lansung saja menuju tempat nongkrong kesukaan mereka di Mall. "Kamu sebenarnya ada masalah apa Nanda?" tanya Rita yang sudah tidak sabar mendengar curhatan sahabatnya tersebut. "Gini Rita dan Martin, sebenarnya aku malu menceritakan hal ini. Ini adalah masalah keluargaku yang belakangan membuatku stress." Jawab Nanda atas pertanyaan kepo dari Rita. "Ayahku tadi malam ditangkap polisi." Sambungnya diikuti dengan tangisan yang pilu.

"Hah? Memangnya kenapa Nan?" tanya Rita dan Martin yang makin penasaran. "Ayahku dituduh menganiaya orang Rit. Padahal aku yakin banget, kalau ayahku tidak bersalah. Dialah yang selalu mengajarkanku tentang kebaikan. Ia pasti dijebak." Lanjut Nanda dengan terisak.

Beban yang dirasakan Nanda memang cukup berat. Kedua sahabatnya sangat mengetahui bahwa Nanda sangat dekat dengan ayahnya. Mengetahui hal tersebut, Rita dan Martin menenangkan dan menyemangati Nanda. Setelah selesai dengan curhat, Rita dan Martin lansung mengantar Nanda untuk pulang.

Setelah Nanda menceritakan hal tersebut, ia tidak masuk sekolah selama 3 hari. Nampaknya Nanda butuh waktu untuk menenangkan diri dan menjenguk ayahnya di penjara. Handphone dari Nanda juga sama sekali tidak bisa dihubungi oleh teman-teman sekolahnya.

***

Setelah beberapa hari "menghilang", akhirnya Nanda muncul di Sekolah. Kali ini, sepertinya dia sudah lebih tegar untuk menghadapi tantangan yang sedang mendera keluarganya. Nanda melangkahkan kaki di gerbang sekolah dengan penuh keyakinan bahwa masalah keluarganya pasti memiliki jalan keluar.

Namun, ada yang dirasa berbeda hari ini. Sepanjang jalan yang ia lalui, banyak mata yang memandangnya dengan tatapan aneh. Rasa keyakinan yang telah ia bangunpun seakan dihancurkan oleh suara-suara angin yang berkata tentang penjahat, penganiaya dan lain sebagainya. Lalu disadarinya bahwa satu sekolah sedang menggunjingkan namanya dan ayahnya.

Rahasia yang hanya dia ceritakan pada kedua sahabatnya menyebar dalam waktu tiga hari. Satu sekolah nampaknya telah mengetahui masalah yang telah dialami keluarganya. Namun, nampaknya masalah tersebut dibicarakan secara negatif oleh semua orang. Dukungan yang diharapkan, namun yang didapat adalah gosip miring tentang ayahnya.

Mendengar hal-hal tersebut. Hati Nanda sangat sakit bercampur marah. Langkahnya dipercepat ke kelasnya. Dengan mata yang tajam, ditatapnya Rita dan Martin. "Kalian kan? Ku kira kita adalah sahabat. Tapi nampaknya rahasia keluargaku kalian sebarkan dengan begitu mudahnya ke satu sekolah."Kata Nanda dengan air mata yang telah mengucur deras di pipi.

Rita dan Martin yang mendengar hal tersebut mulai saling menyalahkan. "Martin, kau kan yang memberitahu ke teman-teman futsalmu." KerasRita. 

"Heh Rita, kau juga kan yang menyebarkan cerita ini ke teman-teman gosipmu yang lain. Jangan nyalahin aku aja dong!" jawab Martin yang juga keras.

"Sudah-sudah, dasar kalian berdua manusia bermulut ember!" tegas Nanda pada Rita dan Martin.

Pertengkaran dan saling menyalahkan lalu terjadi antara mereka bertiga. Persahabatan yang sudah berlansung selama hampir 3 tahun lamanyapun harus hancur karena ketidakmampuan mereka dalam menjaga rahasia masing-masing. Kebiasaan dalam menggosipkan orang lain, membuat mereka sepertinya sangat "ringan mulut" dalam membuka rahasia orang lain yang mereka ketahui.

Hari-hari selanjutnya lantas dilalui tanpa saling bicara. Sekedar bertegur sapa pun tidak. "Trio kwe-kwek zaman now" yang selalu bersama tersebut makin hari makin menjauh. Bahkan hal tersebut berlansung hingga mereka bertiga lulus.

***

Waktu kelulusanpun tiba. Kelulusan 100% didapatkan oleh sekolah mereka. Artinya, mereka semua sudah lulus.

Hari ini Nanda sangat bahagia. Ayahnya yang dituduh melakukan penganiayaan terhadap orang lain ternyata terbukti tidak bersalah di Pengadilan beberapa bulan yang lalu. Sukacitanya bertambah hari ini dengan kelulusan yang diterimanya.

Nanda dan teman-teman sekelasnya lalu melakukan foto-foto bersama. Saat hendak bergabung bersama teman-teman yang lain, matanya lansung saja melihat Rita dan Martin, kedua sahabatnya.

Banyak pelajaran yang nampaknya telah diambil dari pertengkaran ketiga sahabat ini. Sejak pertengkaran mereka, tak pernah seharipun mereka membicarakan ataupun menggosipkan tentang orang lain. Kebiasaan buruk mereka ini memang telah dibuang oleh mereka jauh-jauh. Mereka sadar akan dampak negatif yang timbul dari perilaku "mulut ember" yang selalu mereka lakukan, seperti rasa sakit hati, kemarahan, dan juga permusuhan.

Hati yang telah terikat selama bertahun-tahun memang tidak bisa dibohongi. Mereka lalu saling berpelukan dan meminta maaf atas segala kesalahan yang telah diperbuat satu sama lain. Nampaknya, masalah yang datang pada mereka bertiga tersebut membawa dampak yang positif juga bagi ketiga sahabat ini. 

Banyak sifat-sifat buruk yang mereka telah buang. "Trio kwek-kwek zaman now" nampaknya telah hidup kembali. Namun kali ini, persahabatan mereka terlihat lebih dewasa dan dijalani dengan hal-hal yang lebih positif, serta saling dukung demi meraih cita-cita.

 

Kupang, 6 Februari 2019

Harry Dethan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun