Semua orang pasti ingin berhasil. Berhasil secara individu, maupun berhasil bersama dalam suatu komunitas ataupun kelompok yang ia miliki. Meski begitu, dapat kita temui bahwa persepsi dari masing-masing orang atau kelompok mengenai arti keberhasilan seringkali berbeda.
Ada yang mengartikan keberhasilan sebagai tercapainya suatu hasil yang telah ditargetkan, namun adapula yang mengartikannya sebagai rasa kepuasan terhadap suatu proses yang telah dilewati tanpa terlalu memusingkan hasil yang diraih.
Keberhasilan tentunya tak dapat dicapai tanpa adanya perencanaan yang baik. Ada yang berkata bahwa seseorang yang tak merencanakan dengan baik, berarti ia telah merencanakan untuk gagal. Hal ini memang berlaku secara umum.
Bagaimana dengan orang-orang yang berhasil meski tidak memiliki perencanaan sebelumnya? Contohnya saja, orang-orang yang beruntung mendapatkan undian, menjadi terkenal karena aji mumpung, dan berbagai macam keberhasilan yang tiba-tiba datang.Â
Kita mungkin banyak melihat hal demikian terjadi. Namun, jika diperhatikan dengan seksama, orang-orang yang sekalipun telah beruntung dan mencapai keberhasilan yang tiba-tiba, dengan sendirinya akan kembali mengalami "kejatuhan" karena tidak bisa memanajemen apa yang dimilikinya dengan baik.
Hal tersebut membuktikan bahwa dalam segala situasi, perencanaan yang baik merupakan salah satu aspek penting yang diperlukan dalam menjalankan sesuatu. Apalagi jika hal tersebut sangat penting.
Contohnya saja, dalam hal pernikahan. Kedua orang yang ingin menikah tentunya harus memikirkan banyak hal yang harus dipersiapkan. Bahkan persiapan dan perencanaan tersebut harus mereka buat beberapa tahun sebelum mereka melangsungkan pernikahan. Mulai dai segi biaya, keluarga kedua pihak, serta masa depan mereka berdua.
Seorang mentor saya pernah berkata juga bahwa ketika kita merencanakan sesuatu dengan baik, kita telah memperoleh lima puluh persen keberhasilan di tangan kita. Menurut saya, ada benarnya juga. Selain karena telah menguasai apa yang akan kita lakukan dalam perencanaan, lima puluh persen sisanya akan diperoleh ketika pelaksanaannya.
Secara individu maupun kelompok, hal ini merupakan hal penting yang harus dipertimbangkan dalam suatu perencanaan. Dalam analisis S-W-O-T terdapat dua bagian yang dapat dibagi. Ada aspek yang berasal dari dalam dan ada aspek yang berasal dari luar.
Aspek  Strength (Kekuatan) merupakan aspek yang berasal dalam diri kita atau kelompok yang perlu dilihat agar dapat menjadi senjata dan amunisi dalam mencapai keberhasilan. Segala bentuk kelebihan kita berupa skill, karakter dan lain sebagainya merupakan aspek yang dapat dijadikan sebagai kekuatan kita. Masing-masing orangpun terkadang memiliki kekuatan yang berbeda atau ciri khas. Oleh karena itu, kita harus menemukan juga ciri khas kekuatan kita.
Aspek Weakness (Kelemahan) merupakan aspek yang juga berasal dari dalam diri kita atau kelompok yang perlu dilihat agar dapat kita "tekan" atau kurangi, demi meminimalisasi kecerobohan, ataupun menghambat diri kita secara pribadi atau kelompok dalam pelaksanaan rencana.
Aspek Oppurtunity (Peluang) merupakan aspek yang berasal dari luar diri kita atau kelompok yang perlu diperhatikan agar kita memiliki celah dalam merebut atau mencapai keberhasilan. Khusus untuk hal ini, kita perlu jeli dalam melihatnya, karena ada peluang yang sering sekali muncul dan juga ada pula peluang yang hanya muncul sesekali.
Aspek Treath (Ancaman) merupakan aspek yang berasal dari luar diri kita atau kelompok yang perlu diperhatikan agar kita dapat menyusun strategi dengan baik, sehingga ancaman tersebut tidak berdampak buruk dalam pelaksanaan rencana, maupun mendatangkan kegagalan bagi kita.
Plan-B merupakan rencana cadangan yang harus dipersiapkan, agar ketika rencana pertama tidak dapat terlaksana ataupun gagal, rencana cadangan tersebut dapat menjadi solusi yang lansung bisa diterapkan.
Sejujurnya, kata Plan-B sudah sering saya dengar. Namun, saya betul-betul memahaminya ketika berhadapan lansung dengan suatu rencana awal yang gagal. Hal ini membuat saya kembali mengingat buku berjudul "Rahasia di Balik Layar Kick Andy" karya Agus Pramono yang pernah saya baca.
Buku tersebut merupakan salah satu buku favorit saya dan tentunya acara televisinya juga saya senangi. Dalam buku tersebut penulis dengan jelas menceritakan pengalaman-pengalamannya mulai dari perencanaan, pelaksanaan, hingga memperoleh suatu hasil dalam acara yang bagus.
Dalam mempersiapkan acara tersebut, pihak terkait selalu memiliki hambatan dan tantangan tersendiri. Namun, berkat Plan-B atau rencana cadangan yang telah dipikirkan sebelumnya, hambatan yang ada dapat diatasi dengan baik.
Dalam merencanakan sesuatu, saya juga masih termasuk dalam tipe orang yang kurang detail. Begitupun dalam pelaksanaannya, kadang masih ditemui kecerobohan. Pelajaran-pelajaran tersebut saya peroleh dari buku serta sharing dari orang lain.
Dengan mengetahui hal-hal seperti analisis S-W-O-T dan Plan-B, saya dapat berusaha dan belajar untuk memiliki rencana dan pelaksanaan yang lebih baik lagi, demi suatu hasil yang baik pula.
Salam Semangat.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI