Kutipan berikut ini sering saya baca di media sosial " Posisimu di tempat kerja hanya bersifat sementara, pangkat dan gelarmu terbatas, namun caramu memperlakukan orang akan selalu diingat".
Banyak pejabat yang lupa bahwa ia suatu hari nanti akan pensiun, dan yang paling kejam dari masyarakat kita adalah mereka (termasuk saya) lebih mengingat keburukan kejahatan atau kesalahan daripada kebaikan.
Ketika pensiun kemudian ingin mengabdikan diri untuk masyarakat, sebagai di sektor pendidikan atau lembaga swadaya daya masyarakat bisa dipersiapkan dengan berlaku rendah hati kepada masyarakat yang memang sudah berkecimpung di bidang tersebut jauh sebelum kita pensiun.
Saya merasa aneh bila ada pensiunan yang ujug-ujug pengen menjadi anggota dewan, pemimpin yayasan atau ketua yayasan tanpa jejak rekam perhatian atau perbuatan kepada masyarakat.
Pensiunan Membuka Usaha
Pensiunan atau lansia yang saya kenal namun tidak memiliki passion mengabdi banyak yang membuka usaha, semisal usaha kos-kosan, toko kelontong, bahkan rumah sarang burung walet.Â
Tentu saja sebagian besar dari mereka juga sudah mempersiapkan usahanya sebelum pensiun. Membuka usaha tersebut setelah pensiun tentu sangat ber-resiko. Kalo gagal bisa-bisa tuntas uang tabungan atau uang pensiun-nya.
Pekerjaan atau usaha untuk pensiunan atau lansia sering juga muncul dari hobi sebelum pensiun. Misalnya pensiunan yang hobi otak atik motor atau mobil bisa membuka usaha bengkel. Ibu-ibu yang suka masak bisa buka catering atau rumah makan.Â
Terus, pensiunan yang suka main game bisa bikin rental game. Lansia yang suka olah raga bisa buka toko alat olahraga atau penyewaan gedung olah raga dan bagi yang suka mancing bisa buka pemancingan atau toko alat pancing.
Lansia dan Profesi Kreatif
Namun salah satu pemancing senior dan pensiunan yang saya kenal malah juga menjajal keberuntungannya dengan menjadi Youtuber. Setelah healing mancing, strike ikan gabus, dapat materi konten pula, sedap kan?