Nampaknya tidak banyak lagi kawan yang bekerja di Muara Teweh, sudah tersebar mengikuti garis tangannya mencari rezeki. Beberapa kawan yang di luar kota kebetulan pulang kampung, bisa ikut halal bihalal. Namun sebagian besar lainnya yang di luar kota tidak dapat hadir.
Pembicaraan kami juga diisi dengan mengingat-ingat teman satu angkatan, teman yang baru pindahan atau teman yang keluar/pindah dari sekolah kami, teman yang tinggal kelas, dan teman yang sudah mendahului kami menghadap sang pencipta.
Lagu Kenangan Bersama
Pada Halal bihalal kedua di rumah Hengki Irawan, kami bahkan sempat menyanyikan sebuah lagu kenangan berjudul "Ku Serahkan" oleh Bintang Rock Indonesia. Lagu yang dulu kami nyanyikan dalam rangka perpisahan sekolah atau apalah, nampaknya ingatan saya juga agak kabur dalam acara apa kami tampil saat itu.
Dahulu, kami menyanyikan lagu tersebut diiringi petikan gitar dari saudara kami yang sudah meninggal, Misrianto. Sekarang untuk mengenang Misrianto, dengan diiringi karaoke kami nyanyikan lagi lagu kenangan tersebut.
Selain Misrianto, Abdul Rahman dan dua teman lainnya meninggal diumur yang belum mencapai setengah abad. Kami generasi kelahiran 1976 ternyata sudah cukup berumur untuk menyadari waktu begitu cepat berlalu, dunia hanya sementara dan pencapaian kita di dunia bukan untuk dibangga- banggakan apalagi di sombongkan.
Gagasan Arisan dan Gerakan
Pada halal bihalal yang kedua tercetus ide untuk membuat arisan agar silaturahmi antar kami tetap terjaga dan lebih terjadwal. Tentu saja ide tersebut mudah diterima selama tidak memberatkan semua alumni yang ingin ikut bergabung.Â
Toh, dua kali pertemuan yang sudah dilakukan pun, tuan rumah dengan senang hati menyelenggarakan pertemuan tanpa hitung-hitungan biaya. Beda dengan buka puasa di warung atau restoran yang pastinya biayanya lumayan berat kalo harus di tanggung salah satu alumni.
Ke depan, alumni SDN Melayu 3 Muara Teweh dalam memperkuat silaturahminya harus membuat sebuah gerakan. Gerakan yang akan meningkat terus skala kegiatannya.Â