Game keluarga ketika lebaran? keluarga kami termasuk yang tidak memiliki kebiasaan memainkan game tertentu ketika lebaran. Lebaran biasanya diisi dengan silaturahmi ke keluarga, tetangga dan teman, isinya  makan-makan, maaf-maafan, dan ngobrol tentang berbagai hal.
Namun, salah satu teman yang biasa saya kunjungi ketika lebaran adalah lawan main play Station (PS) bola di kantor saya dulu. Dulu di tahun 2013an beberapa teman di kantor suka memainkan Pro Evolution Soccer (PES) Winning Eleven di komputer kantor. PES adalah software game bola yang begitu populer mungkin sampai sekarang.
Ketika lebaran dan mengunjungi teman tersebut, kami akan mengenang-ngenang ketika dulu tergila-gila dengan permainan PES itu. Dulu di bulan puasa kami main PS PES tersebut sampai menjelang waktu berbuka, bahkan teman tersebut ketika sampai rumah langsung menyeruput es teh tanpa sempat melepaskan sepatu kerja.
Permainan ini begitu mencandu, bayangkan saja teman saya tersebut tidak mau berhenti dan selalu mengajak saya main, sampai saya harus berpura-pura kalah agar kami bisa pulang, kasihan karena rumahnya cukup jauh dari kantor.
Pernah suatu ketika, di hari libur pun kami ke kantor, bukan untuk bekerja lembur tapi untuk main PES. Teman saya bahkan berpura-pura membuang sampah ke TPS padahal niat awalnya pergi ke kantor main PES. Ketika pulang isterinya bertanya "Dimana membuang sampahnya? Singapore?"
Banyak kejadian lain, tapi saya tidak tega membeberkannya di tulisan ini, namun setiap lebaran selalu jadi topik pembicaraan kami ketika lebaran. Jadi bahan kami tertawa-tawa mengenang kegilaan waktu muda tersebut.
Sebenarnya saya mengenal PES sejak kuliah ketika mudik lebaran juga. Kebetulan salah satu kakak saya membuka usaha rental PS 1. Salah satu permainan yang digandrungi saat itu PES, game sepak bola.
Kembali ke kampus, beberapa teman kos pernah mengajak main PS PES, untungnya sudah latihan ketika lebaran pernah main PES dikampung. Ketika Kuliah S2 pun salah satu kawan suka mengajak main PES di laptopnya.
Tapi ketika saya kembali kerja di kampung PS rental tersebut sudah gulung tikar. Saya yang pegawai baru saat itu biasanya main di rental penyewaan PS. Sampai akhirnya beberapa teman kantor ternyata penggemar PES juga.
Pernah pada suatu lebaran beberapa tahun lalu, salah satu saudara sepupu saya, mengajak main PES. Beberapa sepupu, saat itu, adalah penggemar PES. Kamipun akhirnya ramai-ramai main PS PES.
Tapi tetap bagi saya PS bukan lah game keluarga ketika lebaran, penggemarnya tidak cukup mewakili keluarga. Bahkan orang tua pun mencak-mencak bila tahu anak-anaknya main PS, maklum anak-anaknya bukan anak anak lagi.
Sejak muda dulu permainan PS PES saya menyadari permainan ini juga banyak negatifnya. Kita cenderung lupa waktu, membuang-buang waktu tanpa guna. Apalagi kalo main sambil saling olok-olok ujungnya bisa ribut. Dahulu menurut salah satu teman gara-gara PES ada yang teman yang sampai berantakan keluarganya, kesimpulannya PS PES memang tidak cocok jadi game lebaran keluarga.
Beberapa tahun lalu anak saya yang laki-laki Digni (11 tahun) mengenalkan saya game online perang COD Call Of Duty, dan FF (Free Fire). Entah kenapa saya menjadi penggemar berat COD terutama permainan multiplayer.
Merasakan permainan game online juga tidak kalah seru dan mencandunya. Game ini membuat kita selalu merasa tertantang dan interaksi kita dengan pemain lain membuat permainan ini semakin seru.
Dulu, memainkan COD diwaktu puasa memang membuat puasa jadi lebih ringan, waktu begitu cepat berlalu, tiba tiba sudah waktu berbuka, kacaukan.
Meskipun hampir tidak ada teman di kampung halaman yang juga penyuka COD, ketika memutuskan berhenti ternyata juga tidak mudah. Beberapa kali uninstall game ini tidak lama install lagi. Padahal game ini cukup berat memakan ruang memori hape.
Sempat beberapa tahun memainkan permainan ini di hape, saya tobat karena mata tua yang sudah rabun semakin parah karena memainkan dalam jarak pandangan dekat dengan kerja berat harus membunuh banyak musuh.
Sebagai permainan lebaran keluarga COD juga tidak cocok jadi game lebaran keluarga, selain yang minat sedikit, kalo yang baru mau main ketika lebaran akan nampak cupu dalam permainan, alias NOOB.
Jadi permainan apa yang paling cocok? entahlah, anak sekarang ketika lebaran pun harus dipaksa-paksa meninggalkan hapenya. Tapi memaksa anak sekarang main halma, catur atau gerobak sodor kayaknya sulit juga.
Kalo pun ingin ada game lebaran harus kombinasi antara hape, internet atau tehnologi dengan kegiatan fisik, sehingga anggota keluarga tetap melakukan kegiatan fisik paling tidak untuk membakar lemak dan karbo setelah makan kalap karena banyak makan tersajikan ketika lebaran.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H