Meskipun bulan Ramadan dan kita berpuasa tapi olah raga tetap dianjurkan untuk menjaga kebugaran kita. Meski begitu olah raga yang dianjurkan tetaplah yang ringan saja.Â
Jangan coba-coba bermain sepak bola, lari marathon atau tinju ketika puasa. Apalagi seusia saya yang hampir setengah abad atau lebih tua.
Olah raga berat di bulan puasa bukan hanya mengakibatkan kehausan laksana berjalan di padang pasir yang tandus yang mengakibatkan kita muntah muntah bahkan pingsan, yang mengakibatkan kita batal puasa bahkan bisa cabut dari dunia yang fana ini.
Olah raga aman di bulan puasa sebaiknya dilakukan di waktu yang tepat, sore menjelang buka atau subuh/pagi hari setelah sahur. Apabila di pagi hari, Ingat ringan jangan sampai kita kehausan dan dehidrasi dini.Â
Jangan memaksakan diri di waktu setelah Dzuhur sampai Ashar, matahari lagi galak-galaknya, jangankan manusia pakaian mahal aja dilarang dijemur dengan panas matahari langsung. Cepat luntur katanya!
Meskipun saya suka menyukai olah raga sepak bola dan karate (bukan atlet, hanya suka aja) tapi saya sudah lumayan lama olah raga hanya yang ringan-ringan saja. Sehingga di waktu puasa Ramadan hanya perlu mengurangi waktunya saja.Â
Pertama, perengangan ala ala yoga. Saya menjadikan gerakan yoga untuk pemula di Youtube sebagai referensi. Yoga untuk sakit pinggang dan yoga untuk sakit kepala yang paling sering saya tonton.Â
Yang pasti sebagai orang awam jangan memaksakan gerakan, karena kelenturan kita berbeda dengan atlet yoga yang ada di youtube, bila kita memaksakan jangan-jangan kita yang cedera.Â
Selain itu juga selalu diingatkan untuk bernafas biasa, jangan menahan-nahan nafas. Kita tidak sedang di dalam air. Sering youtuber yoga mengingatkan untuk jangan lupa bernafas biasa. Bernafaslah sebelum engkau tidak bisa bernafas lagi, alias mati.
Setelah perengangan bisa dilanjutkan dengan olah raga Kedua, yaitu jalan, saya biasanya jalan di dalam rumah saja, bolak balik sampai cukup langkahnya sekitar 3000-4500 langkah. Jalan agak cepat bukan jalan santai apalagi sambil ngemil pentol atau ngeghibah orang, kan puasa.
Asyiknya jalan di rumah tidak keluar biaya apa apa, tidak ada biaya jajan, biaya bensin, bahkan biaya parkir dari abang parkir siluman yang tiba-tiba muncul ketika kendaraan sudah hampir keluar dari parkiran. Penampakan.
Setelah jalan kaki bisa ditambahkan dengan olah raga yang ketiga yaitu lari di tempat, untuk lari di tempat saya biasanya menghabiskan 5-6 lagu di Spotify. Dulu ketika ingin menurunkan berat badan saya lari di tempat dengan beban di tangan. Cukup efektif dalam jangka waktu 40 hari terus menerus 20-30 menit lari di tempat dengan beban.Â
Tapi untuk bulan Ramadan tidak perlu setiap hari pun berat badan pasti turun asal makan minum tidak seperti orang kalap ketika berbuka puasa.Â
Lari di tempat dengan beban anak bisa juga dilakukan bila kita malas beli barbel. Dan beban kehidupan lah yang membuat kita lebih kuat dan lebih cepat membuat kita kurus bahkan mampu membuat kita lari dari kenyataan, asal jangan lari dari kehidupan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H