Keberhasilan kegiatan juga menyangkut personil yang terlibat. Di Satpol PP, sumber daya manusia yang tersedia untuk menjadi panitia pelaksana kegiatan cukup banyak. Tidak kurang dari 100 personil tersedia di Satpol PP.
Namun, kegiatan sosialisasi di masing-masing SMA dibatasi hanya 10-12 personil. Pembatasan itu karena mobilisasi personil membutuhkan dana yang lumayan, meliputi biaya harian, makan, akomodasi dan transportasi.
Dari 10 personil ini sejak awal telah diplotting fungsi dan tugasnya pada kegiatan, bagian konsumsi, pelengkapan, dokumentasi, koordinator dan acara. Meskipun sudah mendapat tugas masing namun di lapangan tetap saling dukung tugas personil lain.
Pemberi materi atau narasumber juga memaksimalkan sumber daya manusia di dalam Satpol PP, Begitu pula dengan Master of Ceremony (MC) dan pembaca doa, tentu faktor minimnya sumber dana sebagai bahan pertimbangannya.
Pemberi materi harus menguasai materi perda yang disosialisasikan dan kemampuan public speaking di dalam maupun di luar ruangan. Dengan rentang peserta 40- 500 siswa bahkan lebih kemampuan menyajikan materi dengan baik menjadi wajib.
Faktor yang tak kalah pentingnya dalam mencapai keberhasilan sosialisasi adalah dukungan pihak Sekolah, terutama Kepala Sekolah dan guru. Pihak sekolah sangat membantu dalam menyediakan sarana prasarana kegiatan sosialisasi.Â
Meskipun masih ada sekolah yang belum memiliki aula, namun sebagian besar memiliki aula, dan yang pasti sekolah punya tanah lapang. Selain aula atau tempat sosialisasi, sound system lengkap biasanya sekolah sudah memilikinya, bisa langsung dipakai.
Semua kepala sekolah biasanya menyambut baik kegiatan sosialisasi yang dilakukan Satpol PP karena dirasa membantu mendisiplinkan siswa dan menciptakan ketertiban dan ketenteraman sekolah.
Bahkan, beberapa kepala sekolah bahkan "curhat" masalah yang dihadapi baik berhubungan dengan siswa maupun masyarakat. Salah satu sekolah sangat terganggu adanya suara rumah sarang burung walet yang berada tepat di depan sekolah, sementara di sekolah lain ada yang terganggu dengan mobil-mobil pelansir BBM subsidi yang parkir di muka sekolah.