Anak saya M. Dignity Paramakka masih kelas 5 semester 1, akhir tahun akan masuk semester 2. Masih 1,5 tahun lagi baru akan lulus dari Madrasah Ibtidayah Negeri 1 (MIN) Muara Teweh. Rencananya Lulus dari MIN, Aa Digni akan kami sekolahkan di pondok pesantren.Â
Sebagai orang yang awam dunia per-pesantren-an saya mengandalkan google dan media sosial untuk mencari pesantren yang rasanya cocok untuk anak laki-laki kami melanjutkan sekolahnya.Â
Pertama, Saya menuliskan kalimat "Pondok pesantren karate" di kolom pencarian Google. Artinya pesantren yang saya cari harus ada ekstrakulikuler karate. Aa Digni sebenarnya baru ikut latihan karate bulan Juni 2022 (1 tahun lebih) semoga sampai lulus MIN bisa konsisten untuk latihan karate.Â
Dari hasil pencarian google tidak banyak pesantren yang memiliki ekstrakulikuler karate. Sebagian besar pesantren biasanya memiliki ekstrakulikuler bela diri silat, hanya ada beberapa pesantren yang memiliki ekstrakulikuler karate.
Namun, di salah satu pesantren di Jawa Barat semua santri diwajibkan mengikuti karate. Tapi karena jarak yang terlalu jauh pesantren-pesantren di luar kalimantan terpaksa kami sisihkan. Pesantren terdekat yang memiliki ekstrakulikuler karate jaraknya 255 Kilometer dari rumah, menurut Google map ditempuh dengan waktu 5 jam.
Kenapa harus ada karate? karena kami tidak mau menyia-yiakan 1,5 latihan yang sudah diikuti anak selama ini. Tentu sebagai orang tua kita ingin di pesantren dia bisa melanjutkan aktivitas positif yang sudah dijalaninya.
Jarak dari rumah ke pesantren adalah pertimbangan kedua dalam memilih pesantren untuk aa Digni. Jarak yang dekat tentu membutuhkan biaya yang juga lebih ringan bila kami akan menjenguknya.
Tentu kasian juga aa apabila teman-temannya  dijenguk orang tuanya, sementara anak kami jarang dijenguk karena keterbatasan sumber daya, lebih baik sekolah di pesantren yang tidak terlalu jauh, aa bisa lebih sering dijenguk.
Sebagai orang tua yang tidak pernah mengecap dunia pesantren, Kondisi asrama santri pasti jadi salah satu pertimbangan. Kami menginginkan asrama yang bersih dan tidak harus yang mewah. Bagi kami santri tidak harus identik dengan penyakit kulit atau tempat tidur yang semeraut.
Penampakan ruang asrama santri adalah bagian yang sulit untuk dicari, jarang pesantren yang menampakan ruang asrama santeinya. Ruang asrama biasanya cukup luas dan terbuka diisi dengan banyak santri dengan minim privasi.Â