Bahkan jika perlu diambil kebijakan untuk mengevakuasi sementara anak-anak lanting ke darat sampai mereka besar atau mampu berenang. Tentu pemkab harus menyediakan biaya dan akomodasi untuk melaksanakan kebijakan tersebut.
Selain itu, masalah kesehatan anak di lanting berkaitan dengan konsumsi air minum dan air untuk memasak sangat mungkin sudah tercemar dan tidak layak konsumsi yang dapat membahayakan kesehatan pencernaan anak.
Menjaga Keselamatan Anak dengan Transportasi Publik
Masalah Kedua, yang dihadapi pemkab dalam mencapai Kabupaten Layak Anak, adalah tertib lalu lintas. Banyaknya pelajar SMA bahkan SMP yang menggunakan kendaraan bermotor ke dan pulang sekolah mengundang banyak pelanggaran dan kecelakaan.Â
Anak sekolah yang belum memiliki SIM dan KTP dipaksa untuk bersepeda motor melanggar Undang-Undang tentang lalu lintas, selain itu mereka juga memiliki emosi yang belum stabil dalam berkendaraan, suka ngebut dan melanggar rambu yang mengakibatkan kecelakaan.
Pemkab Barito Utara seharusnya mampu memberikan fasilitas transportasi umum gratis berupa bus-bus sekolah, terutama di kota Muara Teweh. Saat ini memang sudah ada bus sekolah yang melayani siswa dari SMAN 2 Muara Teweh (rute Muara Teweh-Jingah).Â
Namun memperhatikan masih banyaknya siswa di dalam kota yang bersepada motor, rasanya bus dengan rute dalam kota juga perlu disediakan. Jumlah bus yang dibutuhkan sebenarnya tidaklah terlalu banyak karena kota Muara Teweh juga tidak terlalu luas.
Menjaga Kesehatan Anak dengan Kawasan Tanpa Rokok
Fasilitas kesehatan, pendidikan, tempat ibadah, angkutan umum, fasilitas umum, tempat olah raga dan tempat bermain anak adalah kawasan tanpa rokok (KTR). Kawasan tanpa rokok adalah ruang atau area dilarang merokok, menjual atau mempromosikan rokok.
Salah satu tujuan KTR agar masyarakat yang tidak merokok (wanita hamil, anak-anak) tidak terancam kesehatannya oleh perokok dan menghindarkan anak menjadi perokok pemula.Â