Mohon tunggu...
Harry Prasetyo
Harry Prasetyo Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

im simple person

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Ketika Tahun 1940-an Belum ada Gadget dan Sosial Media

17 Agustus 2017   06:15 Diperbarui: 17 Agustus 2017   08:51 418
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kisah kemerdekaan bangsa Indonesia selalu diceritakan dengan patriotik  untuk menumbuhkan rasa cinta pada tanah air .Proklamasi Kemerdekaan adalah keputusan terberani bangsa ini untuk mengambil sikap mereka setelah kekalahan Dai Nippon sebagai penguasa Asia Timur Raya pada saat itu. Kalau kisah pertempuran arek-arek  Suroboyo di 10 November, Bandung Lautan api sampai  pertempuran merebut kota Jogja yang sangat legendaris itu baru terjadi setelah proklamasi kemerdekaan.Ada  beberapa momen disekitar Proklamasi yang tidak banyak diketahui, Ada unsur heroik didalamnya dikarenakan keterbatasan keadaan saat itu meski tak sepatriotik cerita diatas.          

1. Perayaan Sederhana di Hari Proklamasi Merdeka  lepas dari segala penjajahan itu ibaratnya memenangkan piala Dunia,  Harus dirayakan dijalan-jalan kota dengan penuh suka cita atau sambil  konvoi, Pesta kembang api.Tapi suasana Proklamasi  Kemerdekaan 17 Agustus 1945 belum mengizinkannya.Meskipun Jepang telah  menyerah kalah, Mereka masih pegang senjata dan sewaktu-waktu bisa  membubarkan acara dengan kekerasan, Karena itu Proklamasi tidak  dilangsungkan di tempat umum seperti rencana semula di Lapangan Ikada,  Melainkan di kediaman Soekarno di Jalan Pegangsaan Timur no.56 Jakarta.

Adalah perwira tinggi Angkatan Laut Jepang, Laksamana Tadashi Maeda yang  menghargai semangat dan cita-cita mulia bangsa Indonesia untuk segera  merdeka, Maka dari itu Ia menyediakan tempat tinggalnya untuk merumuskan  naskah Proklamasi serta menjamin keselamatan Soekarno-Hatta,Walaupun  konsekuensinya Ia bisa mendapat hukuman berat dari institusi nya, Tapi  Maeda meyakini bahwa Kemerdekaan Indonesia harus segera dicapai dan  harus murni tanpa campur tangan Jepang. Sungguh mulia tekad Maeda walau  hukuman itu akhirnya menghampirinya, Ia dijebloskan ke penjara oleh  Sekutu karena dianggap membantu mempersiapkan kemerdekaan Indonesia dan  sepulang ke Jepang, hukuman dari Mahkamah militer Jepang juga telah  menantinya.

Tadashi Maeda dihari tuanya memutuskan keluar dari militer  dan memilih menjadi rakyat biasa. Kembali ke suasana detik-detik  Proklamasi yg berlangsung secara sederhana meski ratusan tahun masa  penantiannya, Barulah pada 19 September 1945, Ratusan ribu massa  membanjiri Lapangan Ikada untuk meminta kejelasan Kemerdekaan kepada  para pemimpin nasional serta membulatkan tekad untuk mempertahankan  kemerdekaan tersebut. Presiden Sukarno lalu meyakinkan rakyatnya bahwa  segenap pemimpin akan tetap mempertahankan kemerdekaan bagaimanapun  carannya.Rakyat lalu bubar dengan suasana damai ,merdeka dan gegap  gempita.

2. Foto-foto Proklamasi Karena  keadaan yang belum memungkinan, Proklamasi Kemerdekaan berlangsung  secara sederhana, Bahkan tidak ada wartawan yang meliput momen  bersejarah tersebut. Adalah Franz Mendur dan Alex Mendur dua orang kakak  beradik yang sadar cuma mereka  fotografer diacara proklamasi tersebut.Ada 3 momen penting yang mereka  foto, Yaitu saat pembacaan teks proklamasi, Pengibaran bendera merah  putih dan suasana para pemuda yang menghadiri acara proklamasi  kemerdekaan tersebut.

Tidak seperti sekarang setelah habis foto bisa  langsung diunggah ke Socmed atau dibikin Insta story, Zaman itu foto  perlu dicetak terlebih dulu, Dan perjuangan Mendur bersaudara tidaklah  mudah, Mereka harus kejar-kejaran dengan tentara Jepang.Setelah  tertangkap, Tentara Jepang langsung memusnahkan foto-foto bersejarah  yang momennya tentu tak bisa diulang kembali.Beruntung Franz Mendur  masih memiliki klise foto yang Ia kubur dibawah pohon untuk mengecoh  Jepang.

Meskipun Klise selamat ,Ia masih harus berjuang mencuci dan  mencetaknya disebuah lab foto. Kalau sampai ketahuan Jepang Ia bakal  dihukum mati. Syukurlah foto-foto tersebut bisa dicetak, Dan sampai  sekarang terus diperbanyak, muncul dibuku-buku pelajaran sekolah,  Sebagai foto bersejarah bukti sahih kemerdekaan bangsa ini yang  mengambilnya pun harus bertaruh nyawa.

3. Penyebaran Berita Proklamasi
Diera  modern seperti sekarang, Suatu berita bisa langsung menyebar dengan  cepat atau viral melalui internet.Tapi ditahun 1940-an belum ada yang  punya TV apalagi social media, Jadi bagaimana cara agar berita  proklamasi bisa menyebar dengan cepat?
Adalah  Yusuf Ronodipuro seorang penyiar radio yang dikenal pula sebagai Bapak  RRI.

Saat itu Yusuf masih berada digedung kerjanya karena tidak  diizinkan keluar oleh Kempeitai atau Polisi Jepang,Sedangkan diluar,  Entah bagaimana carannya seorang utusan Adam Malik bernama Syahrudin  bisa menembus penjagaan Kempeitai dan memerintahkan Yusuf untuk  membacakan berita kemerdekaan Indonesia.Tapi masalahnya, Studio siaran  tidak terhubung lagi dengan pemancarnya, Disaat mereka sedang  kebingungan, Ada seorang teknisi yang dapat mengakalinya sehingga  pemancar bisa terhubung kembali.

Nah masalah belum selesai disini, Justru  inilah masalah terbesarnya,Jika sampai Militer Jepang tahu, Mereka  pasti akan menghukum mati Yusuf ditempat.Setelah cukup lama berdiskusi,  Seorang kawan Yusuf, Bachtiar Lubis memiliki ide untuk memakai saja  Ruang siaran luar negeri yang ditutup Jepang pada 15 Agustus  1945.Kebetulan ruang itu tidak dijaga, Setelah diutak-atik sedemikian  rupa, Beritanya ternyata sukses tersiar ke dalam negeri.

Tapi celakanya  seorang perwira tinggi Kempeitai tahu dan hampir saja Yusuf dan Bachtiar  ditebas dengan katana, Untungnya seorang Kolonel Jepang datang  menyelamatkan mereka dengan alasan Ia memiliki kesamaan selera seni  dengan Yusuf, Meski terdengar agak konyol, Yang penting Yusuf selamat  dan berkat perjuangan ia dan rekan-rekannya,Berita proklamasi menyebar  ke seluruh penjuru negeri, Lalu disiarkan ulang oleh radio-radio luar  negeri.Sehingga dunia tahu bahwa bangsa Indonesia sudah merdeka dan  berhak diakui kedaulatannya                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                Meskipun banyak yang beranggapan bangsa ini masih belum merdeka karena  masih terjajah secara ekonomi, budaya dan alasan-alasan lainnya.
ya  Kau mungkin kecewa kawanku! tapi yakinlah kita sudah melewati banyak  sejarah,perjuangan dan berbagi penderitaan. Majulah! setiap tetes darah  yang tertumpah untuk kemerdekaan bangsa ini harus dibayar oleh generasi  baru yang akan membawa kemajuan untuk bangsa ini(Bayu Skak)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun