Mohon tunggu...
Harry Wijaya
Harry Wijaya Mohon Tunggu... Freelancer - Asal Depok, Jawa Barat.

Deep thinker. Saya suka menulis esai, cerpen, puisi, dan novel. Bacaan kesukaan saya sejarah, filsafat, juga novel.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Di Bawah Boemi Pertiwi

1 Februari 2020   18:53 Diperbarui: 1 Februari 2020   18:57 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Jendral, bila ingin membunuh dia. Kenapa tidak kita tembak kepalanya dari awal?" Tanya Pieter yang penasaran.

Jendral Gerard mengeluarkan sebutir peluru dari saku mantelnya. "Aku tidak sudi, bagiku sebutir peluru ini lebih berharga ketimbang nyawanya. Jadi kalau aku tembak dia, kita rugi satu peluru untuk satu monyet yang tak ada harganya ini." Kata Gerard dengan nada dan ekspresi angkuhnya.

Mendengar ucapan Jendralnya sang anak buah tertawa sesaat, sebelum akhirnya mulai mengubur Supardi yang terkulai lemah di bawah sana. Sedikit demi sedikit tanah yang ada di atas ia turunkan ke dalam lubang. Perlahan-lahan tanah mulai menutupi badan Supardi, dari mulai kaki, perut hingga wajahnya. Sampai Supardi benar-benar tak terlihat lagi, terkubur dalam tanah yang dingin, kemudian terlupakan oleh orang-orang. Beberapa menit kemudian, lubang yang Supardi gali sudah rata dengan tanah lainnya. Rata bersama Supardi di dalamnya. Seorang pahlwan yang tertidur nyenyak di bawah tanah air tercinta, dalam pelukan hangat ibu pertiwi.

Salam hangat penuh cinta dari penulis, teruntuk semua pejuang yang gugur demi membela tanah air. Salam sejahtera untuk semua anak bangsa yang meneruskan perjuangannya di bumi Indonesia.

Selesai

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun