Mohon tunggu...
Harry Wijaya
Harry Wijaya Mohon Tunggu... Freelancer - Asal Depok, Jawa Barat.

Deep thinker. Saya suka menulis esai, cerpen, puisi, dan novel. Bacaan kesukaan saya sejarah, filsafat, juga novel.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kritik Sosial: Peran Masyarakat Indonesia

25 Agustus 2019   14:35 Diperbarui: 25 Agustus 2019   14:42 612
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hal seperti ini yang justru membuat negara kita semakin terlihat buruk di dunia internasional. Apabila kita adalah seorang yang cinta dengan negara kita, segala keburukan di dalam pemerintah, ataupun masyarakat seharus nya tak perlu menjadi ramai dan di berita kan terus menerus. Seharusnya seorang yang cinta negara akan menutupi berita-berita seperti ini demi citra baik negara nya, bukan malah menyebarkannya hingga sampai ke telinga negara asing. Ingat, medsos yang kalian gunakan bersifat internasional, yang dapat di akses banyak orang di luar sana. Jadi jika kamu merasa malu dengan negara mu, maka sebenarnya kamu ikut serta dalam mempermalukan negara mu. Jika kita cinta dengan negara kita, maka lindungi lah negara kita, tutupi semua kekurangannya dari dunia luar.

Tak hanya di akun medsos milik perseorangan, melainkan juga media-media berita komersil yang menyebarkan berita di internet demi mendapat keuntungan. Saya harus berpendapat bahwa mereka juga bertanggung-jawab apabila kenurukan negara kita sampai tersebar ke dunia internasional karena mereka lah yang pertama-tama membuat berita tersebut untuk kepentingan komersil, dengan judul yang di lebih-lebihkan, atau bahkan berita palsu.

Pemerintah seharusnya lebih tegas dalam menindak hal-hal semacam ini, selain yang saya jelaskan di atas, ada juga hal lain seperti penyebaran berita hoax, dll. Pemerintah harus mengambil tindakan khusus dalam mengawasi perilaku masyarakat di dunia maya. Karena seperti yang saya jelaskan di poin pertama mengenai singgung-menyinggung antar kelompok, hal tersebut juga sering terjadi di medsos yang biasa nya akan menimbulkan chaos di lapangan sehingga mengganggu jalannya persatuan negara. Jangan hanya memperketat keamanan di lapangan, perketat juga di ranah medsos, karena setahu saya masyarakat menjadi lebih berani disini. Di perketatnya pengawasan pemerintah terhadap perilaku masyarakat membuat masyarakat menjadi tak banyak tingkah.

KESADARAN MASYARAKAT

Di paragraf paling awal saya jelaskan bahwa masyarakat berperan dalam membangun negara. Seseorang yang cinta negara akan memberikan kontribusi terhadap kemajuan negara nya. Hal ini akan tercapai apabila seperti poin pertama yaitu rasa persatuan telah terjalin, dan juga poin kedua telah berjalan mulus. Dengan persatuan sebagai pondasi dan rasa cinta negara sebagai pertahanan, masyarakat akan bisa bekerja bersama-sama untuk berperan memajukan negara.

Tapi semua itu akan menjadi sia-sia jika kita tak memiliki kesadaran, yang saya temui di masyarakat saat ini justru masyarakat yang hanya berfikir mengenai diri sendiri. Berfikir menganai membangun hidupnya masing-masing dan menyerahkan semua kemajuan negara kepada pemerintah, maka tak heran jika negara ini terpuruk, rakyat akan langsung menyalahkan pemerintah, sedangkan masyarakat tak pernah intropeksi diri.

Salah satu yang sedang krisis menurut saya adalah soal SDM, banyak masyarakat kita yang sudah termakan oleh mindset "Yang penting dapat Ijazah, setelah itu kerja." Mindset semacam ini menurut saya yang membuat kualitas SDM kita menjadi buruk. Karena mereka hanya sekolah demi mendapatkan ijazah, sehingga menghambat perkembangan mereka. Menghambat potensi-potensi mereka yang seharusnya berkembang di masa mereka menempuh pendidikan, dan disaat mereka lulus dari sekolah, mereka tak memiliki bakat atau skill tertentu. Jika kita hanya bersekolah demi ijazah, semua orang punya ijazah. Jika kita mau bekerja, semua orang bisa bekerja. Hal ini menyebabkan persaingan mencari lapangan kerja yang semakin keras, para pencari kerja semakin banyak yang tidak diimbangi dengan pembuka lapangan kerja, dan pada akhirnya memperbanyak pengangguran.

Mindset seperti ini membangun mental bangsa kita menjadi bangsa pekerja, yang bahkan sampai keluar negeri. Semua orang berusaha mencari kerja demi mendapatkan uang, demi memperkaya diri sendiri sehingga tak ada satu pun di dalam pikiran mereka, tentang ide membangun negara. Masyarakat hanya memiliki prospek yang kurang lebih:

  • Dapat pekerjaan
  • Dapat Uang
  • Mapan
  • Menikah

Hanya itu yang ada dalam kepala mereka, sehingga mereka hanya sadar untuk membangun kepentingan nya masing-masing, tanpa memiliki kesadaran membangun negeri dengan berkarya, berprestasi dll. Yang pada akhirnya semakin sedikit lahirnya golongan seniman, cendikiawan, akademisi, dan berbagai orang hebat lainnya, menjadi kan negara kita di dominasi oleh satu golongan, golongan pekerja, yang bahkan lebih banyak bekerja untuk perusahaan asing. Lantas, siapa yang memajukan negara ini, kalau rakyat nya sibuk memperkaya diri dengan perusahaan asing.

Ketiga hal tersebut harus di benahi dalam masyarakat, tak perlu menunggu pemerintah, pemerintah tak bisa membenahi mental dan mindset kita. Hanya kesadaran dan rasa cinta terhadap negara yang yang bisa merubah nya. Masalah ini datang dari diri kita masing-masing, sehingga hanya kita yang mampu membenahi nya. Jangan selalu menyalahkan pemerintah, sebagai masyarakat coba lah intropeksi diri, sudah kah kita menjalankan kewajiban kita sebagai warga negara?

Sudah saat kita memberikan karya untuk negeri ini, tak perlu karya yang besar, mulai lah dari karya yang terkecil, yang terjelek. Tak apa bila tak ada yang suka, yang penting jangan berhenti mencoba, karena semakin kita mencoba kita akan semakin berkembang. Tak apa juga jika tidak berkembang, karena setidaknya kita sudah memiliki kesadaran tersebut. Kesadaran untuk berkarya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun