Mohon tunggu...
Harry Wiyono
Harry Wiyono Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Hamba Tuhan

Sebagai : 1. Wakil Gembala GGP Betesda Pamulang 2. Sebagai wartawan sejak tahun 1984 3. Researcher di MRI (Market Riset Indonesia) 4. Researcher di Ecbis Rescons 5. Researcher di CDMI

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Bila Diambang Kematian

8 November 2024   11:10 Diperbarui: 8 November 2024   11:29 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Tentu kita tahu dan hafal ayat yang tertulis dalam Pengkotbah 3:4 yang mengatakan "ada waktu untuk menangis, ada waktu untuk tertawa". Ayat ini merupakan bagian dari Pengkhotbah 3:1-11 yang berisi tentang berbagai macam waktu dalam kehidupan manusia, seperti waktu untuk lahir, meninggal, menanam, mencabut,  menyembuhkan, merombak, membangun, dan lain  sebagainya. 

 

Ayat ini menunjukkan dengan jelas bahwa kematian adalah bagian hidup dari pada manusia. Sekalipun kita mau lari keujung dunia sampai keutup utara pun, tetap saja kematian akan tetap menjemput, menemui dan menjumpai kita. Artinya manusia tidak bisa melepaskan diri atau menghindari dari kematian. Sepandai-pandainya manusia mempertahankan. menjaga dan merawat Kesehatan tubuhnya, tetap saja manusia akan mati dan tidak berdaya.

 

Kematian itu tidak pandang bulu, tidak pandang usia, tidak pandang  itu anak kecil, dewasa ataupun orang tua. Baik itu laki-laki atau perempuan, baik itu berpendidikan ataupun tidak, yang kaya atau miskin, di kota ataupun di desa, pejabat atau orang biasa sekali waktu mereka semua akan mati. Kehidupan manusia berada ditangan sang pencipta. Artinya Allah berdaulat atas kehidupan manusia. Setiap detak jantung kita, setiap denyut nadi kita dan setiap hembusa nafas kita itu semua berada di genggaman sang pencipta langit bumi beserta isinya.

 

Yang menjadi pertanyaan sekarang adalah  jika kita sudah mengetahui kondisi seperti ini mengapa kita TAKUT MATI? Bukankah hidup ini Tuhan yang memberi, berarti Tuhanpun yang berhak untuk mengambilnya. Seringkali kita tidak menyadari hal ini sehingga kita merasa bahwa hidup ini milik kita. Ketika Tuhan mengambil miliknya, kita merasa kehilaangan dan kita berusaha dengan sekuat tenaga untuk mempertahankannya karena merasa hidup ini milik kita.  Itulah sebabnya kita tidak rela jika kematian menjemput kita. Pada akhirnya BILA KITA SUDAH BERADA DIAMBANG KEMATIAN, hidup kita tidak tenang, gairah dan semangat hidup hilang,  bahkan banyak diantaranya yang mengalami stress dan depresi berat.

 

Tidak sedikit orang harus mengeluarkan koceknya dengan jumlah yang sangat besar untuk menghindari adanya kematian. Bukannya puluhan dan ratusan juta rupiah yang  harus mereka keluarkan, bahkan bisa mencapai milyaran, karena untuk menghindari kematian itu mereka harus pergi berobat ke luar negeri. 

 

Walau demikian kematian tetap kematian, bagaimanapun juga kematian tidak dapat terelakkan. Pada akhirnya kematian disebut sebagai musuh manusia, musuh yang nyata, dan buktinya ada di sekeliling kita. Menurut sebuah penelitian diperkirakan ada sekitar 59 juta orang mati setiap tahun---rata-rata 2 orang setiap detik. Berikut  statistik kematian yang ada di dunia

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun