Mohon tunggu...
Harry Wiyono
Harry Wiyono Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Hamba Tuhan

Sebagai : 1. Wakil Gembala GGP Betesda Pamulang 2. Sebagai wartawan sejak tahun 1984 3. Researcher di MRI (Market Riset Indonesia) 4. Researcher di Ecbis Rescons 5. Researcher di CDMI

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Ruang Khusus Milik Yesus

12 Desember 2023   18:30 Diperbarui: 12 Desember 2023   18:30 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tanpa kita sadari kita sebagai umat manusia ciptaan Allah sebagian besar tidak memahami dan juga tidak menyadari bahwa dalam diri kita  ada ruang khusus milik pribadi Yesus Ruang ini itadak dapat diisi oleh apapun dan siapapun.  Ruang tanpa batas yang walau apapun kita isikan seluruh isi dunia tidak akan memuaskan kehidupan hati manusia. Hanya yang lebih besar dari manusia dan alam ini yang mampu mengisi tempat atau ruang maha suci itu, yaitu Allah sendiri. Tempat itu Allah ciptakan untuk diriNya sendiri. Karena kebutuhan spiritual manusia lebih besar dari alam       semesta.

Jadi sangat jelas walau seluruh isi bumi ini kita miliki, itu tidak akan memuaskan hati. Contoh yang jelas di dalam Alkitab adalah seorang pemuda yang kaya. Walau dia telah memiliki segalanya, tetapi di dalam dirinya masih terasa ada yang kosong, oleh karena itu dia datang pada Yesus. Namun sayangnya pemuda kaya itu masih terikat pada dunia masih terikat pada kekayaannya. Dia tidak menyadari bahwa isi dunia ini tidak bisa mengisi kebutuhan manusia.

Kebutuhan manusia itu tidak terbatas, sekalipun dia bisa memiliki seluruh isi bumi ini, tetap saja tidak akan puas. Itulah sebabnya banyak orang-orang kaya mencari kepuasan lain untuk mengisi kekosongan itu. Karena tidak bisa mendapatkannya maka mereka mengalami jalan butu, akhirnya stress dan pada ujungnya bunuh diri.

Tidak perlu jauh-jauh mencari contoh di luar negeri, banyak orang Indonesiapun  yang juga mengalami. Siapa yang bisa menghitung kekayaan mantan presiden Soeharto. Pasti semua orang sudah tahu kekayaan Soeharto walau digunakan sampai tujuh turunanpun tidak ada habis-habisnya. Kekayaannya tidak saja tertimbun di dalam negeri, tetapi juga di uluar negeri. Dari catatan versi Forbes, saat itu Soeharto tercatat sebagai orang terkaya nomor 6 di dunia, dengan kekayaan yang dimilikinya sebesar US$ 16 milyar atau sekitar Rp. 246,2 trilliun  Namun apakah keluarga ini puas dengan kekayaan yang telah mereka miliki? Ooo tidak!!! Sampai saat ini keluarga Cendana masih terus bergerilya untuk mendapatkan kekayaan sebesar-besarnya. Melalui kekayaan yang ada ditangannya mereka bisa mengendalikan orang-orang yang bisa dikendalikannya, khususnya dalam suasana politik saat ini.

Setelah Soeharto lengser dari kedudukannya sebagai presiden, di Indonesia banyak muncul koruptor-koruptor lainnya yang juga telah merugikan bangsa Indonesia, baik dilakukan oleh perorangan ataupun kelompok. Ada 3 kasus mega koruptor raksasa terbesar di Indonesia yang telah merugikan bangsa Indonesia sebesar Rp. 118 trilliun. Berarti dana yang dikorup ini hampir menyaingi dana yang diselewengkan banyak pihak dalam kasus Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) yang terjadi pada tahun 1998 sebesar Rp. 138 trilliun.

Dari tiga kasus tersebut yang paling besar nilep dana negara adalah Surya Darmadi dengan total dana yang ditilep sebesar Rp. 78 trilliun. Surya Darmadi adalah pimpinan dari produsen minyak goreng terbesar merek Palma yaitu PT Duta Palma. Selain sebagai pemimpin PT Duta Palma Surya Darmadi juga tercatat sebagai pemimpin perusahaan tekstil yang cukup besar di Indonesia yaitu PT Darmex. Dalam menjalankan korupsi dana sebesar itu Surya Darmadi tidak bekerja sendiri tetapi dia bekerjasama dengan Bupati Indragiri Hulu yaitu Raja Thamsir Rachman yang terjerat kasus dalam kegiatan pelaksanaan yang dilakukan PT Duta Palma Group di Kabupaten Indragiri Riau.

Mega korupsi terbesar kedua adalah kasus korupsi Asabri. Asabri yang merupakan singkatan dari PT Asuransi Sosial Angkatan Bersenjata Republik Indonesia ini telah merugikan kas negara sebesar Rp. 23 trilliun. Dalam putusan di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tripikor), pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, sebelumnya jaksa penuntut umum telah melayangkan tuntutan bagi  Benny Tjokrosaputro dituntut hukuman mati. Dalam kasus ini, Benny Tjokrosaputro diduga melakukan perbuatannya bersama-sama dengan tujuh terdakwa lain. Di antaranya, Direktur Utama PT Asabri periode Maret 2016--Juli 2020 Letjen Purn Sonny Widjaja, Dirut PT Asabri 2012--Maret 2016 dan Mayjen Purn Adam Rachmat Damiri.

Sementara mega korupsi terbesar ketiga adalah korupsi  Jiwasraya dengan kerugian negara sebesar Rp 17 triliun. Kementerian BUMN di bawah kepemimpinan Erick Thohir mengaku melaporkan indikasi kecurangan di Jiwasraya ke Kejaksaan Agung (Kejagung). Hal itu dilakukan setelah pemerintah melihat secara rinci laporan keuangan perusahaan yang dinilai tidak transparan. Jaksa Agung ST Burhanuddin bahkan mengatakan Jiwasraya banyak menempatkan 95 dana investasi pada aset-aset berisiko.

Kasus korupsi yang paling gres adalah kasus dugaan korupsi SMS yang dilakukan oleh Hary Tanoesoedibko. Kejaksaan Agung mengisyaratkan pihaknya segera menerbitkan surat perintah penyidikan (sprindik) untuk menetapkan Hary Tanoesoedibjo (HT) sebagai tersangka dalam kasus dugaan korupsi restitusi pajak PT Mobile-8 Telecom periode 2007-2009.

Nilai korupsi yang dilakukan oleh bos PT Media Nusantara Citra (MNC) itu tidak tanggung-tanggung yaitu mencapai Rp. 72 trilliun, akibat kejadian itu maka sejumlah asset miliknya disita oleh Kejaksaan Agung. Namun pemberitaan penyitaan asset ini masih belum tentu kebenarannya.

Sebelum kasus Hary Tanoesoedibyo, kaus korupsi lainnya yang juga tidak kalah hebohnya adalah kasus tentang penggelapan dana proyek pembangunan BTS yang dilakukan oleh Jhonny G Plate. Uang negara yang ditilep oleh Jhonny G Plate ini juga cukup besar yaitu sekitar Rp. 8 trilliun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun