Mohon tunggu...
Harry Wiyono
Harry Wiyono Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Hamba Tuhan

Sebagai : 1. Wakil Gembala GGP Betesda Pamulang 2. Sebagai wartawan sejak tahun 1984 3. Researcher di MRI (Market Riset Indonesia) 4. Researcher di Ecbis Rescons 5. Researcher di CDMI

Selanjutnya

Tutup

Politik

Berpolitik ala Kristus Yesus

17 November 2023   16:48 Diperbarui: 17 November 2023   16:52 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Strategi yang tertuang dalam Matius 28:19-20 yang dikenal dengan nama Amanat Agung Tuhan Yesus ini kemudeiaqn diulengkapi dengan dasar yang kuat yang tgertuang dalam injil Yohanes 3:13. Inilah dasar dari "Berpolitik Ala Kristus Yesus" yaitu "KASIH". Semua yang dijalankan kampanyenya adalah KASIH. Jadi sangat berlawanan dengan "Berpolitik Ala Manusia" yang cenderung mementingkan diri sendiri.

Ketika Yesus berpolitik, dia tidak berpolitik seperti manusia biasa, yaitu yang semula tidak memiliki kekuasan apa-apa terus berusaha memiliki kekuasaan setinggi-tingginya. Sementara Yesus yang adalah raja diatas segala raja, yang memiliki kekuasaan tidak ada batasnya. Dia justru rela menjadi manusia hina yang tidak memiliki kekuasaan apa-apa. Dia rela menjadi miskin agar kita menjadi kaya.

Yesus berpolitik di dunia hanya satu tujuan, yaitu supaya manusia selamat dari hukuman dosa. Yesus mengajak semua umat manusia datang kepadaNya, agar manusia hidup dalam kelimpahan dan yang paling utama Tuhan telah menyediakan tempat terindah yaitu kerajaan sorga.

Salah satu tokoh Alkitab yang telah "Berpolitik Ala Manusia" yaitu Yudas Iskariot murid dari Tuhan Yesus. Seperti sudah dijelaskan diatas sifat buruk manusia adalah sombong, congkak, angkuh, ego, rakus dan tamak. Demikian pula sifat yanjg dimiliki oleh Yudas, karena sifat yang buruk tersebut Yudas berkianat kepada gurunya sendiri yaitu Yesus. Tidak jauh beda Yudas ini dengan Jokowi yang bisa meninggalkan dan melupakan asal usulnya.

Di ranah politik Jokowi yang sudah dibesarkan oleh Megawati, kemudian diakhir jabatan dia meninggalkannya, ini semua karena Jokowi ingin tetap berkuasa. Yudas pun juga demikian dia rela menjual dan meninggalkan Yesus karena ambisi untuk memperoleh kekayaan sebanyak-banyaknya di dunia.

Dari uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa tidak benar jika ada orang yang mengatakan politik itu kotor dan jahat. Yang kotor dan jahat bukan politik nya, tetapi orang yang melakukannya. Oleh karena itu jangan sekali-kali  kita berpolitik ala dunia, tetapi marilah kita berlomba  "BERPOLITIK ALA KRISTUS YESUS". Yang dasar dan strateginya dilandasi dengan "KASIH". SPOUDE Tuhan Yesus memberkati.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun