Mohon tunggu...
Harry Wiyono
Harry Wiyono Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Hamba Tuhan

Sebagai : 1. Wakil Gembala GGP Betesda Pamulang 2. Sebagai wartawan sejak tahun 1984 3. Researcher di MRI (Market Riset Indonesia) 4. Researcher di Ecbis Rescons 5. Researcher di CDMI

Selanjutnya

Tutup

Politik

Berpolitik ala Kristus Yesus

17 November 2023   16:48 Diperbarui: 17 November 2023   16:52 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kalau boleh saya katakan, di Indonesia bagian Timur Jokowi kelihatannya dianggap seperti dewa, kenapa demikian? Inilah buktinya Warga Desa Sunu, Kecamatan Amanatun Selatan, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Nusa Tenggara Timur (NTT) telah mendirikan patung Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Puncak Bukit Sunu. Patung tersebut memiliki berat 700 kilogram dengan tinggi 3,5 meter. Didirikannya patung tersebut ini mermbuktikan sosok Jokowi sangat dijunjung tinggi.

Tidak saja dielu-elukan dan dikagumi oleh bangsa Indonesia sendiri, rupanya diluar negeripun Joko Widodo juga sangat disegani oleh  beberapa kepala negara. Bahkan atas kebijakan-kebijakan Jokowi beberapa negara Eropa tidak berdaya mengadapinya, termasuk negara adidaya Amerika Serikat. 

Kebijakan politik ekonomi yang telah digulirkan dan diterapkan seperti dilarangnya ekspor barang-barang mentah telah membuat banyak negara yang selama ini menggandalkan pasokan bahan mentah dari Indonesia kelabakan tak berdaya.

Namun sayangnya ibarat "nila setitik rusak susu sebelanga" ini terjadi pada akhir pemerintahannya. Tidak disangka dan tidak dikira yang semula Jokowi sangat disanjung dan ditinggikan, sekarang berubah total 180 derajat, orang-orang yang semula  mengaguminya kini berbalik membencinya, bahkan tidak sedikit yang mengutukinya dengan memberi sebutan Jokowi sebagai pengkianat.. 

Ada seorang pengamat militer sempat menyebutkazn bahwa Jokowi seperti "malin kondang", yang tidak ingat asal-usulnya, tidak ingat siapa yang membesarkannya. Mengapa bisa demikian, karena ternyata Jokowi tidak lebih baik dari orang-orang lainnya yang juga memiliki sifat sombong, congkak, angkuh, ego, serakah dan tamak.

Tidak diduga ternyata Jokowi juga haus akan kekuasaan, beliau belum puas menduduki tahta tertinggi di Indonesia sebagai presiden selama 10 tahun, dia masih ingin terus berkuasa, sehingga dengan berbagai cara dia melakukannya, walaupun dengan cara melanggar dan menabrak undang-undang yang ditetapkan oleh negara. . Inilah "BERPOLITIK ALA MANUSIA" yang didasari kepentingan pribadi.

Sekarang bagaimana dengan "BERPOLITIK ALA KRISTUS YESUS". Ada 2 ayat yang mendasari jika kita "Berpolitik Ala Kristus Yesus" yaitu di Matius 28:19-20 yang mengatakan "Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman. Kemudian dilengkapi dengan Yohanes 3:16 yang mengatakan "Karena demikianlah Allah mengasihi isi dunia ini sehingga dikazruniakannya anaknya yang tunggal, supaya barang siapa yang percaya akan Dia, tidak akan binasa melainkan beroleh hidup yang kekal".

Kedua ayat ini sebagai dasar sekaligus strategi dalam mnenjalankan "Berpolitik ala Kristus Yesus. Sebagaimana 3 Parpol terbesar di Indonesia seperti PDIP, Gerindra dan Golkar untuk memenangkan kontestan pada tahun 2024 mendatang, mereka semua melakukan safari poliitik atau  kampanye di berbagai daerah dan kota. Mereka melakukan event-evenrt yang menarik, disamping membina kader-kader yang handal yang diharapkan bisa membawa orang masuk dalam partainya.

Dalam "berpolitik Ala Kristus Yesus" melalui Matius 28:19-20 yang dikenal dengan Amanat Agung Tuhan Yesus juga memngajarkan kita untuk mencari jiwa dating kepada Tuhan sebanyak-banyaknya. Setelah mendapatkan jiwa, Langkah selanjutnya kita kaderkan, melalui pemuridan dan setelah itu kita didik sebagai pemimpin rohani.  

Strategi ini telah dijalankan oleh Tuhan Yesus ketika mengajarkan 12 muridnya, dari 12 murid yang telah dididik dan dibina, kemudian memuridkan murid-murid lainnya, sehingga berlipatganda menjadi 3 ribu orang. Strategi  berpolitik Yesus ini kemudian dilanjutkan oleh Paulus. Paulus memakai strategi dengan cara memuridkan terlebih dahulu Timotius baik secara langsung dengan beberapa kali mengajak Timotius dalam perjalanan misinya. 

Selain itu berdasarkan 2 Timotius 2:2 ketika Paulus sedang memuridkan Timotius, Paulus sudah memiliki gambaran kedepan atau yang sekarang lebih dikenal dengan visi melipatgandakan sampai empat generasi, artinya sampai Paulus memiliki cicit rohani,

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun