Mohon tunggu...
Harry Wiyono
Harry Wiyono Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Hamba Tuhan

Sebagai : 1. Wakil Gembala GGP Betesda Pamulang 2. Sebagai wartawan sejak tahun 1984 3. Researcher di MRI (Market Riset Indonesia) 4. Researcher di Ecbis Rescons 5. Researcher di CDMI

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Haruskan Kita Menggunakan Topeng

13 Juni 2023   13:10 Diperbarui: 13 Juni 2023   13:20 224
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Fungsi dari pada topeng adalah untuk menutupi wajah, menambah nilai seni bagi pemakainya, bisa menimbulkan unsur mistis atau kepercayaan pada topeng-topeng tertentu, dan untuk menarik minat orang lain. Dalam tulisan ini saya lebih menekankan pada pengertian yang terakhir yaitu "untuk menarik minat orang lain". Dengan pengertian untuk menarik minat orang lain, maka pengertian topeng seutuhnya adalah "menutupi keaslian supaya menarik minat orang".  

Melalui pengertian tersebut maka secara tidak sadar dijaman modern sekarang ini kita sudah terikat pada pemakaian topeng tersebut. Secara tidak sadar kita sudah memakai atau menggunakan topeng setiap hari dan setiap saat. Pemakai topeng ini tampaknya tidak terbatas pada saat kita muda atau dewasa, tetapi ternyata semenjak kecil sampai tua kita terus menggunakannya.

Sebagai contoh ketika kita masih kecil kita sudah didandani oleh orang tua supaya kita bisa menarik semua orang, apalagi setelah dewasa. Ada yang semula rambutnya lurus dibikin keriting, sebaliknya yang keriting dibuat lurus. Yang semula rambutnya hitam diwarnai dengan berbagai warna. Yang semula hidungnya pesek dibuat mancung dan lain sebagainya. Topeng yang dipakai oleh orang tua tampak lebih nyata. Misalnya yang seharusnya rambutnya sudah memutih, dicat hitam sehingga tampak lebih muda. Demikian pula dengan orang tua yang sudah ompong diganti dengan gigi palsu sehingga terlihat awet muda. Inilah topeng-tepong yang digunakan oleh manusia setiap harinya.

Pemakaian topeng lebih terlihat lagi menjelang pemilu ini, banyak orang-orang khususnya orang-orang yang berkecimpung dalam bidang politik rata-rata semuanya telah menggunakan topeng, supaya tidak terlihat keburukannya, tidak terlihat kekurangannya. Semua berlomba membangun citra, kadang-kadang dalam membangun citra tersebut tidak sedfikit kocek yang harus dikeluarkannya. Yang lebih tidak terpuji kadang-kadang dalam membangun citra, yang bersangkutan tidak segan-segan menjatuhkan lawan saingannya sehingga menderita. Perlu diketahui topeng yang digunakan oleh tokoh-tokoh politik ini tidak kenal itu kawan atau lawan. Keluarga, sahabat bahkan orang tua pun bisa jadi lawan,  yang penting baginya bisa memperoleh kemenangan. Bisa diartikan topeng-topeng yang digunakan oleh para elit politik benar-benar kejam.

Tidak kita sadari topeng yang kita pakai ini sudah menjadi bagian hidup dari pada manusia. Kemanapun kita berada kita membawa dan menggunakan topeng ini, terkecuali ketika kita tidur dan setelah mati nanti. Sejarah penggunaan topeng ini dimulai yaitu ketika Adam dan Hawa jatuh dalam dosa. Saat tu Adam dan Hawa menggunakan topeng dengan bersembunyi di semak-semak dan menurutupi tubuhnya dengan dedaunan. Adam dan Hawa menganggap dengan menggunakan topeng itu Allah tidak tahu.

Topeng seterusnya digunakan oleh Kain. Setelah Kain membunuh Habil adiknya mulai saat itu Kain menggunakan topeng. Topeng yang digunakan oleh Kain tidak saja tanah yang digunakan untuk mengubur Habil, Kain juga menggunakan topeng argumentasi dengan Tuhan dengan mengatakan "apakah aku penjaga adikku?

Sejarah yang tidak mungkin terlupakan oleh umat Kristen di dunia, yaitu ketika Yudas Iskariot menggunakan topeng. Dengan menggunakan topeng itu Yudas merencanakan untuk membunuh Yesus. Jadi setelah Yudas dikuasi oleh uang, mulai saat itu Yudas mulai menggunakan topeng.

Tokoh Alkitab lainnya yang juga menggunakan topeng adalah Ananias dan Savira. Akibat dari adanya penggunaan topeng untuk menutupi kesalahannya Ananias dan Savira meninggal dunia. Apapun yang dilakukan oleh manusia walaupun menggunakan topeng sebanyak-banyaknya dan setebal apapun pasti Allah tahu karena Allah maha tahu.

Di dunia sekuler sekarang ini banyak sekali orang-orang yang menggunakan topeng untuk mencari keuntungan sebanyak-banyaknya. Topeng mereka gunakan melalui penampilan dan perilaku yang meyakinkan. Dengan itu mereka bisa mengelabuhi, memperdaya dan yang pada ujungnya dapat merugikan, menyusahkan dan bahkan bisa membawa kematian karena topeng yang digunakan.

Penipuan, penghasutan berkedok agamapun saat ini makin marak dilakukan. Penipun ini tidak saja dilakukan dari pintu ke pintu, dari rumah ke rumah, tetapi juga dilakukan dipinggir jalan serta ditengah kendaraan. Dengan berkedok agama mereka mengelabuhi banyak orang. Yang paling miris adalah korban penipuan yang dilakukan oleh para pemuka agama. Berapa banyak santraiwati yang menderita dan kehilangan masa depannya karena orang-orang yang berkedok agama. Berapa banyak calon haji yang mengalami kerugian milyar rupiah akibat para pengusaha yang berkedok agama.

Masih ingat kasus Yayasan Aksi Cepat Tanggap (ACT), berapa ratus milyar rupiah masyarakat mengalami kerugian akibat penipuan berkedok agama ini. Kasus ini adalah kasus penyelewengan dana CSR ahli waris korban kecelakaan pesawat Lion Air JT-610 dari perusahaan pembuat pesawat Boeing, kemudian masalah penggunaan uang donasi yang tidak sesuai peruntukannya yaitu terkait dengan informasi yang diberikan oleh Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPAT). Ini semua dilakukan melalui topeng agama.

Masih banyak penipuan-penipuan lainnya yang berkedok agama diantaranya adalah PT Kampoeng Kurma, perusahaan ini menawarkan  investasi berkonsep agama, dan tentunya sangat gampang jika menarik orang karena mereka diajak melalui pendekatan secara emosional dan spiritual (agama) Apalagi jika yang menawarkan itu adalah orang yang dikenal.

Berikut deretan kegiatan-kegiatan penipuan berkedok agama diantaranya adalah Keraton Agung Sejagat yang berlokasi di Purworejo tepatnya di Desa Pogung Jurutengah, Bayan. Kemudian Padepokan Dimas Kanjeng yang terletak di Dusun Cengklek, Probolinggo, Jawa Timur, Tarekat Tajul Khalwatiyah Syekh Yusuf yang berada di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan. Dinar & Dirham Kasus Penipuan Zaim Saidi yang berlokasi di  Muamalah Depok, Jawa Barat. Zaim Saidi berperan sebagai insiator dan penyedia lapak di Pasar Muamalah.

Selain penipuan dengan modus investasi bodong berkedok agama, masyarakat juga perlu awas terhadap investasi dari perusahaan abal-abal dalam melakukan investasi illegal. Dilansir dari laman resmi CNBC Indonesia, Satgas Waspada Investasi atau SWI mencatat, sampai dengan April 2021, ada sebanyak 26 perusahaan abal-abal yang melakukan investasi ilegal.

Dari temuan tersebut terbagi menjadi beberapa kegiatan usaha, antara lain Money Game sebanyak 11 perusahaan, tiga investasi uang kripto tanpa izin, satu penyelenggara sistem pembayaran tanpa izin, satu penyelenggara pembiayaan tanpa izin dan sembilan kegiatan lainnya.

Jangan berpikir di gereja tidak ada  orang yang menggunakan topeng. Perkiraan saya justru para hamba Tuhan, pendeta dan Gembala yang seringkali menggunakan topeng di dalam menjalankan tugas pelayanannya. Seperti diketahui tugas seorang hamba Tuhan, pendeta atau gembala adalah memberikan contoh teladan yang baik kepada semua jemaatnya. Dengan demikian mereka dituntut untuk perperilaku yang baik dan sesempurna mungkin tidak bercacat cela.

Jadi ketika mereka berada di Gereja atau dikomunitas jemaat dia harus menunjukkan seseorang yang baik. Jika di rumah suka marah-marah di luar rumah dia harus berlaku seperti orang yang bermurah hati, penuh sabar dan pengertian. Jika di rumah suka bertengkar dengan istri, di luar rumah dia harus berlaku seperti seorang suami istri atau pasangan yang serasi, seakan-akan tidak pernah ada konflik. Jika di rumah malas berdoa, membaca firman Tuhan dan memuji Tuhan, di gereja harus berlaku seperti seorang imam yang baik yang rajin berdoa dan membaca firman Tuhan.

Apakah hanya hamba Tuhan, pendeta dan Gembala yang menggunakan topeng. Ternyata tidak! Tidak sedikit para pelayan, aktifis dan mejelis yang juga sering menggunakan topeng. Untuk mengambil hati atau mencari perhatian dari Gembala, tidak sedikit para pelayan, aktifis dan majelis tersebut menggunakan topeng, sehingga berkesan mereka pelayan Tuhan yang baik. Apalagi jemaat, banyak jemaat yang sering menggunakan topeng ketiga mereka berada di Gereja dan lingkungan jemaat.

Dari uraian tersebut diatas maka dapat disimpulkan ada 2 jenis topeng yang boleh dan tidak boleh digunakan oleh kita manusia. Yang jelas topeng yang boleh kita gunakan adalah topeng yang tidak merugikan orang lain. Berdandan dan berhias diri jelas itu topeng yang boleh kita gunakan. Sementara topeng-topeng yang sangat merugikan orang lain yang harus kita tanggalkan.

Topeng yang tidak merugikan orang lain ternyata ada sebagian yang harus kita tanggalkan. Dimata manusia topeng tersebut memang baik, karena tidak merugikan orang lain, bahkan kadang topeng tersebut membuat orang lain senang. Tetapi topeng-topeng yang digunakan oleh hamba Tuhan, pendeta, gembala, pelayan, aktifits, majelis dan jemaat walau topeng itu tidak merugikan orang lain, namun dimata Tuhan itu adalah kekejian. SPOUDE Tuhan Yesus memberkati.  

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun