Masih banyak penipuan-penipuan lainnya yang berkedok agama diantaranya adalah PT Kampoeng Kurma, perusahaan ini menawarkan  investasi berkonsep agama, dan tentunya sangat gampang jika menarik orang karena mereka diajak melalui pendekatan secara emosional dan spiritual (agama) Apalagi jika yang menawarkan itu adalah orang yang dikenal.
Berikut deretan kegiatan-kegiatan penipuan berkedok agama diantaranya adalah Keraton Agung Sejagat yang berlokasi di Purworejo tepatnya di Desa Pogung Jurutengah, Bayan. Kemudian Padepokan Dimas Kanjeng yang terletak di Dusun Cengklek, Probolinggo, Jawa Timur, Tarekat Tajul Khalwatiyah Syekh Yusuf yang berada di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan. Dinar & Dirham Kasus Penipuan Zaim Saidi yang berlokasi di  Muamalah Depok, Jawa Barat. Zaim Saidi berperan sebagai insiator dan penyedia lapak di Pasar Muamalah.
Selain penipuan dengan modus investasi bodong berkedok agama, masyarakat juga perlu awas terhadap investasi dari perusahaan abal-abal dalam melakukan investasi illegal. Dilansir dari laman resmi CNBC Indonesia, Satgas Waspada Investasi atau SWI mencatat, sampai dengan April 2021, ada sebanyak 26 perusahaan abal-abal yang melakukan investasi ilegal.
Dari temuan tersebut terbagi menjadi beberapa kegiatan usaha, antara lain Money Game sebanyak 11 perusahaan, tiga investasi uang kripto tanpa izin, satu penyelenggara sistem pembayaran tanpa izin, satu penyelenggara pembiayaan tanpa izin dan sembilan kegiatan lainnya.
Jangan berpikir di gereja tidak ada  orang yang menggunakan topeng. Perkiraan saya justru para hamba Tuhan, pendeta dan Gembala yang seringkali menggunakan topeng di dalam menjalankan tugas pelayanannya. Seperti diketahui tugas seorang hamba Tuhan, pendeta atau gembala adalah memberikan contoh teladan yang baik kepada semua jemaatnya. Dengan demikian mereka dituntut untuk perperilaku yang baik dan sesempurna mungkin tidak bercacat cela.
Jadi ketika mereka berada di Gereja atau dikomunitas jemaat dia harus menunjukkan seseorang yang baik. Jika di rumah suka marah-marah di luar rumah dia harus berlaku seperti orang yang bermurah hati, penuh sabar dan pengertian. Jika di rumah suka bertengkar dengan istri, di luar rumah dia harus berlaku seperti seorang suami istri atau pasangan yang serasi, seakan-akan tidak pernah ada konflik. Jika di rumah malas berdoa, membaca firman Tuhan dan memuji Tuhan, di gereja harus berlaku seperti seorang imam yang baik yang rajin berdoa dan membaca firman Tuhan.
Apakah hanya hamba Tuhan, pendeta dan Gembala yang menggunakan topeng. Ternyata tidak! Tidak sedikit para pelayan, aktifis dan mejelis yang juga sering menggunakan topeng. Untuk mengambil hati atau mencari perhatian dari Gembala, tidak sedikit para pelayan, aktifis dan majelis tersebut menggunakan topeng, sehingga berkesan mereka pelayan Tuhan yang baik. Apalagi jemaat, banyak jemaat yang sering menggunakan topeng ketiga mereka berada di Gereja dan lingkungan jemaat.
Dari uraian tersebut diatas maka dapat disimpulkan ada 2 jenis topeng yang boleh dan tidak boleh digunakan oleh kita manusia. Yang jelas topeng yang boleh kita gunakan adalah topeng yang tidak merugikan orang lain. Berdandan dan berhias diri jelas itu topeng yang boleh kita gunakan. Sementara topeng-topeng yang sangat merugikan orang lain yang harus kita tanggalkan.
Topeng yang tidak merugikan orang lain ternyata ada sebagian yang harus kita tanggalkan. Dimata manusia topeng tersebut memang baik, karena tidak merugikan orang lain, bahkan kadang topeng tersebut membuat orang lain senang. Tetapi topeng-topeng yang digunakan oleh hamba Tuhan, pendeta, gembala, pelayan, aktifits, majelis dan jemaat walau topeng itu tidak merugikan orang lain, namun dimata Tuhan itu adalah kekejian. SPOUDE Tuhan Yesus memberkati. Â
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H