Tipsnya, tetap sama. Lebih baik dan nyaman bagi partner dialog, tunggulah, jangan tergoda.
Tunggulah, sampai si pembicara selesai.
Barulah giliran Anda menyampaikan pikiran Anda dengan bebas, singkat dan jelas.
Ingatlah, ketika Anda ingin bicara, itu artinya, Anda ingin “didengarkan.” Dan itu berlawanan dengan mendengarkan!
3. S (STAY PATIENT)
“Speak in such a way that others love to listen to you. Listen in such a way that others love to speak to you” (anonymous)
Mendengarkan adalah latihan “menahan ego” untuk merancang-rancang jawaban. Tetap tahan jangan menyerah, meski Anda sudah tahu atau lebih tahu dari si pembicara (senioritas tidak otomatis menolong). Tahan diri untuk tidak tergoda melontarkan jawaban. Tahan diri dari pikiran sendiri, konsepsi pribadi, asumsi dan rancangan-rancangan pribadi.
Latihlah diri Anda untuk bersabar.
Bersabar untuk mendengarkan terlebih dahulu, baru setelah itu Anda akan didengarkan. Ini salah satu rahasia komunikasi 2 arah yang terbaik. Kesabaran untuk mendengarkan melahirkan banyak peluang baru.
Julian Treasure dari the Sound Agency menyarankan agar kita melakukan latihan 3 minutes-silence/day untuk melatih kesabaran (ketenangan diri dan kejernihan).