Mohon tunggu...
Harrist Riansyah
Harrist Riansyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Lulusan Jurusan Ilmu Sejarah yang memiliki minat terhadap isu sosial, ekonomi, dan politik.

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Pemilih Jawa Tengah dan Jawa Timur yang Tidak Sebesar Dulu

12 Desember 2023   13:32 Diperbarui: 12 Desember 2023   13:39 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berdasarkan publikasi Statistik Migrasi Indonesia Hasil Long Form Sensus Penduduk 2020 memperlihatkan bahwa Jawa Tengah dan Jawa Timur sebagai dua provinsi dengan angka migrasi keluar seumur hidup tersebesar di Indonesia pada periode 2020-2022. Tercatat 5,99 Juta jiwa penduduk Jawa Tengah yang melakukan migrasi keluar seumur hidup provinsi dengan rincian 3,08 juta Laki-laki dan 2,91 Juta Perempuan. Kemudian Jawa Timur terdapat 3,47 juta jiwa keluar dari provinsi tersebut dengan Laki-laki sebesar 1,83 juta jiwa dan Perempuan sebesar 1,63 juta Jiwa.

Dengan tingkat migrasi yang tinggi tentu masuk akal saja membuat provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur mengalami penurunan persentase pemilih nasional karena banyak penduduknya berpindah ke daerah lain dan berganti domisili yang otomatis menambah penduduk di provinsi lain dan mengurangi jumlah penduduk di provinsi asal.

b. Angka Kelahiran 

Kedua ada faktor angka kelahiran di kedua provinsi tersebut yang rendah, dilansir dari bps.go.id memperlihatkan jika Provinsi Jawa Timur merupakan tiga besar dengan angka kelahiran total /total fertility rate (TFR) se-Indonesia dengan 1,98 yang berarti setiap satu perempuan diusia produktif tidak melahirkan sampai 2 orang anak, ini hanya kalah dari DKI Jakarta (1,75) dan Yogyakarta (1,89). Kemudian untuk Jawa Tengah menduduki posisi keenam provinsi dengan angka kelahiran terendah dengan angka 2,09 dibawah Banten (2,01) dan Bali (2,04). Dan diprediksi angka ini akan terus menurun di mayoritas provinsi di Indonesia.

Bila melihat data tersebut menjelaskan mengapa bertambahnya penduduk di Jawa Tengah dan Jawa Timur tidak secepat provinsi lain, karena rendahnya angka kelahiran dikedua provinsi tersebut yang memperlambat bertambahnya penduduk. 

Jika melihat kedua faktor tersebut bisa disimpulkan bahwa berkurangnya 'kekuatan' pemilih di Jawa Tengah dan Jawa Timur lebih disebabkan karena banyak penduduk yang melakukan migrasi dan diiringi dengan angka kelahiran yang rendah dibandingkan provinsi lain, yang bukan tidak mungkin dalam beberapa pemilu berikutnya mungkin saja kedua provinsi tersebut tidak akan se-'menarik' sekarang dalam meraih kemenangan pada Pileg dan Pilpres yang merupakan pemilihan skala nasional. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun