Mohon tunggu...
Harrist Riansyah
Harrist Riansyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Lulusan Jurusan Ilmu Sejarah yang memiliki minat terhadap isu sosial, ekonomi, dan politik.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Trah Soekarno Vs Trah Jokowi di Masa Depan?

29 Januari 2023   14:54 Diperbarui: 29 Januari 2023   14:58 419
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kaesang Pangerep. (KOMPAS.COM/Fristin Intan Sulistyowati)

Sudah sebulan sejak pernikahan putra bungsu Presiden Joko Widodo, Kaesang Pangarep, yang diadakan meriah di Solo dan Yogyakarta. Kali ini publik kembali mendapat kabar yang cukup mengejutkan dari Kaesang (sapaan akrabnya) yang dikatakan oleh kakak tertuanya sekaligus Walikota Solo, Gibran Rakabuming Raka yang menyebutkan adiknya ingin terjun ke dunia politik untuk menduduki posisi eksetutif meski tidak merinci posisi eksekutif secara jelas. Bukan hanya publik yang kaget mendengar pernyataan tersebut tetapi sang ayah, Presiden Jokowi, pun cukup terkejut dengan keinginan Kaesang.

Padahal seperti yang sudah masyarakat Indonesia mengetahui bahwa Kaesang sekarang ini lebih dikenal sebagai Youtuber dan menekuni banyak usaha bisnis makanan hingga pemiliki klub bola Persis Solo.

Respon Partai-partai Politik

Para partai politik pun merespon keinginan kaesang sangat beragam partai pendukung Presiden Jokowi seperti Golkar, PKB, dan PDIP yang memuji keinginan Keasang tersebut ada juga yang bahkan siap menerima Kaesang menjadi kader partainya. Hal serupa terjadi pada Partai Demokrat yang bukan merupakan partai pro-pemerintah. Sedangkan PKS menanggapi keinginan Kaesang ini sedikit berbeda, Ketua DPP PKS, Mardani Ali Sera, mengatakan perlu adanya aturan melarang keluarga inti Presiden ikut serta dalam Pemilu. Dia beranggapan anak seorang presiden pasti akan mendapatkan keistimewaan tersendiri dibandingkan orang lain sehingga tidak adil bagi orang lain.

Kemungkinan Kaesang akan berlabuh

Jika melihat jejak politik ayahnya dan kakak-kakaknya kemungkinan besar Kaesang akan masuk kedalam PDIP. Partai berlogo banteng tersebut pasti akan menyambut dengan Bahagia masuknya Kaesang yang anak Presiden dan juga influencer yang cukup berpengaruh di Indonesia pasti akan memberikan dampak elektoral bagi partai tersebut seperti yang dilakukan oleh Jokowi di Jawa Tengah dan menantunya Bobby Nasution di Sumatera Utara.

Namun masuknya keluarga Jokowi di PDIP seperti pisau bermata dua. Dilain sisi masuknya keluarga Jokowi membawa dampak elektoral yang lumayan bagi PDIP tetapi disisi lain masuknya keluarga Jokowi yang terlihat membangun dinasti politik di internal PDIP bisa membawa PDIP kepada persaingan dua keluarga Presiden.

Pertama dari Trah Soekarno yang dimana Ketua Umum PDIP sekarang Megawati Soekranoputri merupakan anak dari Soekarno dan ada Puan Maharani yang merupakan anaknya Megawati dan menjabat sebagai Ketua DPP PDIP saat ini. Bahkan dalam acara HUT PDIP awal Januari 2023, Megawati turut memperkenalkan kedua cucunya dari Puan Maharani yang dalam pidatonya di perayaan HUT PDIP keduanya tertarik masuk politik.

Kemudian ada Trah Jokowi yang terlihat adanya Joko Widodo yang masih menjadi kader PDIP dan ada kedua anak dan menantunya yang menjabat dua walikota berbeda (Medan & Solo) yaitu Bobby Nasution dan Gibran Rakabuming Raka. Dan jika Kaesang masuk kedalam PDIP ini akan semakin menguatkan dinasti politik Jokowi di perpolitikan Indonesia terkhususnya di Internal PDIP.

Persaingan Trah di PDIP

Sebenarnya perselisihan antara kedua kubu ini sudah terlihat pada saat penentuan capres dari PDIP untuk Pilpres 2024 dimana para elit PDIP lebih menginginkan Puan Maharani menjadi capres selanjutnya demi meneruskan trah Soekarno. Sedangkan di organisasi "akar rumput" PDIP lebih menginginkan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, menjadi capres dari PDIP karena dianggap sebagai penerus pemerintahan Jokowi.

Persaingan ini sempat memanas ketika fraksi PDIP di DPR membentuk Dewan Kolonel untuk mempromosikan Puan untuk dijadikan Capres. Tak lama kemudian ketua Ganjar Pranowo Mania, Immanuel Ebenzer, turut membuat saingan dari Dewan Kolonel dengan nama Dewan Kopral. Namun hanya beberapa hari pembentukan Dewan Kolonel tersebut berimbas pada sanksi internal pada anggota PDIP yang turut serta dalam gerakan itu.

Dan hanya sekitar 1 bulan setelahnya muncul isu yang menggemparan media sosial dan portal berita di Indonesia, yaitu isu adanya upaya mengkudeta Megawati Soekarnoputri dari pucuk kekuasaan PDIP digantikan oleh Presiden Joko Widodo. Isu tersebut dikoarkan oleh tim relawan Nasional Koalisi Aktivis dan Milenial Indonesia untuk Ganjar Pranowo (Kami-Ganjar). Koordinator Kami-Ganjar, Joko Priyoski, akhirnya meminta maaf atas usulan yang menimbulkan kegaduhan di masyarakat.

Jika melihat kedua kasus diatas nampak sudah timbul benih-benih konflik yang terjadi di internal PDIP. Dan bukan tidak mungkin dengan adanya dinasti yang tidak berhenti dari keluarga Soekarno dan Jokowi di PDIP akan membuat perebutan pengaruh di PDIP akan selalu ada di masa yang akan datang. Hal ini bisa menjadi bertambah lebih parah mengingat berbeda dengan dinasti keluarga politik yang lain. Dalam PDIP terdapat dinasti dua keluarga presiden yang masih mempunyai basis dukungan yang sangat besar dan loyal di masyarakat terkhususnya di basis-basis utama PDIP.

Dengan begitu akan sangat menarik untuk melihat masa depan internal PDIP dengan adanya dua keluarga presiden yang kedua presiden (Megawati & Jokowi) masih hidup dan sanak-keluarganya dari generasi ke generasi hampir selalu jadi kader PDIP.     

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun