Baru-baru ini publik mendapat berita yang sebenarnya sudah diduga-duga oleh berbagai pihak pada beberapa bulan terakhir yaitu bergabungnya Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menjadi anggota Partai Golongan Karya (Golkar) yang diumumkan pada 18 Januari 2023 di Kantor DPP Partai Golkar tersebut di Kemanggisan, Jakarta.
Masuknya Ridwan Kamil kedalam partai beringin tersebut membuat desas-desus ia akan diusung menjadi calon presiden (capres) atau calon wakil presiden (cawapres) oleh Koalisi Indonesia Bersatu (KIB). KIB sendiri dibentuk ole tiga partai parlemen yaitu Partai Golkar, Partai Amanat Nasional (PAN), dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dalam rangka memenuhi ambang batas pencalonan presiden (Presidential Threshold) sebesar 20% kursi DPR RI untuk bisa mencalonkan capres-cawapres di Pemilihan Presiden (Pilpres) yang akan dilaksanakan pada tahun 2024.
KIB yang semula digadang-gadang sebagian orang sebagai "sekoci" Ganjar Pranowo yang merupakan GUbernur Jawa Tengah sekaligus anggota Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), yang PDIP hingga sekarang ini masih belum memberikan pernyataan mengenai sosok yang akan ia usung dalam Pilpres 2024 mendatang. Â
Selain Ridwan Kamil dan Ganjar Pranowo yang diisukan akan dicalonkan oleh KIB. Ada nama-nama lain seperti Menteri BUMN, Erick Tohir, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno, dan Ketua-ketua umum (Ketum) masing-masing partai KIB. Dalam kesemua nama itu ada salahsatu sosok yang digadang-gadang seperti Ridwan Kamil akan masuk kedalam salahsatu partai KIB yaitu Sandiaga Uno.
Sejak akhir tahun 2022 Sandiaga Uno sudah dibicarakan dan digosipkan akan masuk kedalam PPP demi ambisinya untuk ikutserta dalam Pilpres nanti. Hal ini terlihat dari pernyataan Sandiaga yang secara terbuka masih berkeinginan untuk kembali mencalonkan diri dan sering datang keberbagai acara PPP.Â
Perbuatan Sandiaga Uno tersebut membuat kader-kader dalam Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) mengkritisi Sandiaga Uno yang merupakan kader dari Gerindra. Padahal Gerindra sendiri sudah sepakat akan tetap mencalonkan Ketum partai Prabowo Subianto sebagai capres dan sedang berkoalisi dengan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang juga menyodorkan nama ketum mereke Muhaimin Iskandar (Cak Imin). Â
Meski begitu baru-baru ini pada acara pembukaan kantor sekretariat bersama Gerindra dan PKB Sandiaga Uno mengatakan ia tidak akan pindah ke PPP dan akan mendukung koalisi Gerindara-PKB. Namun tentu tidak salahnya kita masih berandai-andai atau memperkirakan kemungkinan Sandiaga berpindah haluan mengingat perpolitikan Indonesia yang sangat dinamis.
Siapakah yang menjadi Capres?
Jika memang ada wacana memasangkan Ridwan Kamil dan Sandiaga Uno sebagai capres-cawapres mungkin pertanyaan selanjutnya siapa yang akan menjadi capres dan siapa yang akan menjadi cawapres? Bila melihat elektabilitas tentu Ridwan Kamil lebih diunggulkan daripada Sandiaga Uno dari berbagai rilis survei.
Sedangkan dari segi pengalaman di pemerintahan Ridwan Kamil selain menjabat Gubernur Jawa Barat, ia juga pernah menduduki kursi Walikota Bandung pada 2013-2018 yang membuat namanya menjadi dikenal banyak orang, tidak hanya kota Bandung tetapi seluruh Indonesia. Kesuksesan itulah yang membuat ia berhasil mencalonkan diri menjadi Gubenur Jawa Barat dengan koalisi partai pendukung dan berhasil menang.
Sedangkan Sandiaga Uno mungkin dikenal banyak orang setelah menjadi wakil Gubernur DKI Jakarta Bersama dengan Anies Baswedan. Namun belum selesai masa jabatannya Sandiaga ikut mencalonkan diri menjadi cawapres dari Prabowo Subianto dan mengundurkan diri sebagai Wakil Gubernur. Setelah gagal dalam kontestasi Pilpres Sandiaga sempat tidak menjabat posisi apapun hingga pada reshuffle kabinet Indonesia Maju pertama Sandiaga mengemban posisi sebagai Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
Melihat kedua rekam jejak tersebut tentu antara Ridwan Kamil maupun Sandiaga Uno memiliki kemampuan yang sama kuat dan kemungkinan besar penentuan menjadi capres-cawapres pasti diputuskan melalui perundingan bersama-sama anggota koalisi meski kedua sosok cocok dipasang dikedua posisi tersebut.
Kemudian menurut penulis setidaknya ada empat keuntungan bagi KIB jika memang mencalonkan Ridwan Kamil-Sandiaga Uno bisa terwujud antara lain;
- Pemilih Pemuda
Sudah yang orang tau Ridwan Kamil dan Sandiaga Uno terkenal memiliki pengaruh terhadap pada pemilih pemula/kaum pemuda yang dimana kaum pemuda memiliki jumlah sekitar lebih dari 60% dari jumlah pemilih yang akan datang. Sehingga jika kedua tokoh ini digabungkan maka tentu saja mempunyai kesempatan yang besar untuk memenangkan Pilpres mendatang.
- Coattail effect
Efek ekorjas ini sekarang ini sangat dibutuhkan oleh KIB, bukannya tanpa alasan dalam berbagai rilis survei PAN dan PPP selalu berada dibawah ambang batas parlemen (Parlimentary Threshold) 4% yang sangat terancam keluar dari Senayan untuk periode 2024-2029. Sehingga coattail effect yang biasanya hanya mampu mendongkrak suara 1-2% partai sangat penting bagi kedua partai KIB tersebut demi mempertahankan eksistensi partai tersebut dalam perpolitikan di Indonesia.
- Memecah suara Oposisi
Melihat kondisi kemungkinan koalisi antar partai sekarang ini mungkin koalisi yang dianggap oposisi pemerintahan Presiden Joko Widodo hanya koalisi Perubahan yang berisikan partai Nasional Demokrat (Nasdem), Partai Demokrat, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang berencana mengusung Mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sebagai capres koalisi mereka. Meski begitu baru partai Nasdem yang secara resmi akan mendukung Anies sedangkan partai Demokrat dan PKS masih belum juga mengumumkan kepada publik terkait dukungan terhadap Anies.
Meski belum tentu menjadi sebuah koalisi tetapi koalisi ini akan sangat mengancam bagi pihak pro-pemerintah karena ditakutkan dengan membawa nama koalisi Perubahan akan menghentikan atau mengubah semua kebijakan dan pembangunan yang sedang dilakukan pada pemerintahan sekarang. Maka dari itu tentu saja pihak pro-pemerintah akan melakukan berbagai cara untuk orang-orang mereka bisa kembali menduduki kursi RI-1.
Dilain sisi para pemilih Ridwan Kamil dan Sandiaga Uno dalam berbagai hasil Lembaga survei kerapkali beririsan dengan calon dari pihak oposisi yaitu Anies Baswedan sehingga bisa saja dengan mencalonkan kedua sosok tersebut bisa mengurangi jumlah suara Anies di Pilpres dan memupus harapan pihak oposisi untuk memegang kekuasaan selanjutnya.
- Rencana darurat KIB
Hal yang paling masuk akal yang mungkin dilakukan KIB pada sekarang ini menjadikan opsi Ridwan Kamil-Sandiaga Uno sebagai Plan B koalisi ini mengingat Ganjar Pranowo dengan PDIP masih belum menemukan kejelasan dan jika pun PDIP tidak mengusung Ganjar sangat kecil kemungkinan Ganjar untuk membelot dari PDIP sehingga KIB perlu menyiapkan skenario lain bila Ganjar tidak diusung PDIP.
Jadi kemungkinan memunculkan pasangan Ridwan Kamil-Sandiaga Uno bukanlah hal yang tidak mungkin dan masih memiliki peluang untuk memenangi PIlpres 2024 atau paling tidak sebagai Langkah pihak pro-pemerintah sekarang untuk mencegat pihak oposisi untuk mendulang suara. Selain itu kedua sosok ini bisa paling tidak menyelamatkan nasib dua partai KIB di Pemilihan Legislatif (Pileg) nantinya dengan adanya efek ekor jas dari kedua tokoh tersebut.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H