Mohon tunggu...
Harrist Riansyah
Harrist Riansyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Lulusan Jurusan Ilmu Sejarah yang memiliki minat terhadap isu sosial, ekonomi, dan politik.

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Menunda Pengumuman Capres Supaya Ganjar Tidak Dibajak Partai Lain?

15 Januari 2023   16:55 Diperbarui: 15 Januari 2023   17:03 370
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jadi memang asumsi sebagian orang bahwa Ketum Megawati akan mengumumkan capres dari PDIP pada HUT PDIP lalu atau sekitar 10 bulan sebelum waktu pendaftaran memang merupakan hal yang tidak mungkin untuk terjadi.

Jika merujuk kembali dalam pidatonya Megawati mengingatkan para kadernya pada bulan Juni merupakan bulan Bung Karno karena pada bulan itu merupakan bulan kelahiran dan meninggalkan tokoh proklamator tersebut, dan Megawati menginginkan para kader PDIP untuk konsolidasi pada 1 Juni di Gelora Bung Karno. Sehingga mungkin saja waktu pengumuman capres dari PDIP tidak akan jauh-jauh dari bulan-bulan tersebut atau sekitar bulan Juni-Juli.

Sebagai upaya Ganjar tidak diambil Partai lain

Perebutan pengaruh antara pendukung Puan dan pendukung Ganjar di internal PDIP sudah menjadi rahasia umum di masyarakat Indonesia. Namun perselisihan diantara kedua kubu tersebut selalu mendapat respon negatif dari petinggi PDIP dengan memberikan sanksi internal kepada kubu-kubu yang berseteru seperti kasus Dewan Kolonel dan pernyataan Ganjar siap nyapres.

Megawati sendiri sebenarnya bisa saja menyelesaikan perselisihan tersebut dengan mengumumkan nama capres yang akan diusung oleh partai. Tetapi memang dalam tradisi di PDIP tidak pernah mengumumkan nama capres jauh-jauh hari. Namun seperti  dijelaskan diatas berdasarkan pidato Ketum Megawati kemungkinan calon yang akan diusung ialah Puan Maharani.

Hal itu tentu saja jika benar terjadi akan membuat para pendukung Ganjar menjadi kecewa dan bukan tidak mungkin akan ada beberapa pihak yang mendorong Ganjar untuk pindah dari PDIP dan bergabung dengan koalisi partai lain seperi Koalisis Indonesia Bersatu (KIB) yang sebagian pengamat koalisi antara partai Golkar, PAN, dan PPP tersebut merupakan "sekoci" untuk Ganjar. Jadi bukan tidak mungkin selain kebiasaan PDIP mengumumkan nama calon jauh-jauh hari, alasan penundaan nama capres PDIP juga sebagai upaya Ganjar tidak diambil oleh partai lain, karena tentu saja koalisi partai lain pasti tidak mungkin hanya menunggu kepastian dari partai lain untuk pencapres pasti mereka membuat rencana cadangan semisal rencana pertama mereka gagal.

Bagi PDIP kemungkinan pindahnya Ganjar dari PDIP bisa saja menjadi permasalahan baru bagi PDIP ditinggal oleh para pemilihnya, bukan hanya pada Pemilihan Presiden (Pilpres) tetapi juga pada pemilihan Legislatif (Pileg) karena jika Ganjar pindah ke partai lain dan berhasil menjadi Capres tentu akan ada efek ekor jas (coattail effect) bagi partai-partai pengusung Ganjar di Pileg meski tidak akan terlalu signifikan. Seperti pada saat pencapres Joko Widodo pada tahun 2014 dimana suara PDIP pada Pileg hanya meningkat sekitar 1-2% pada saat itu. Tetapi beda persoalan jika KIB yang mengusung Ganjar nantinya, karena melihat elektabilas 2 dari 3 partai di KIB (PAN & PPP) berpotensi tidak bisa memenuhi ambang batas parlemen (Parliementary Threshold) sebesar 4%, tentu jika berhasil meningkatkan suara 1-2% akan sangat penting bagi PAN dan PPP untuk berusaha tidak didepak dari Senayan.

Jadi tentu saja penundaaan Capres PDIP ditengah perselisihan yag terjadi di internal partai merupakan sebuah langkah dari Ketum Megawati untuk memuluskan rencana pada Pilpres, Pileg, dan regenarasi pimpinan PDIP mendatang.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun