Mohon tunggu...
Harrist Riansyah
Harrist Riansyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Lulusan Jurusan Ilmu Sejarah yang memiliki minat terhadap isu sosial, ekonomi, dan politik.

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Artikel Utama

Depopulasi, Kerugian atau Keuntungan?

26 November 2022   16:30 Diperbarui: 29 November 2022   13:26 903
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi populasi sebuah negara. Jumlah penduduk di dunia tahun 2022 diprediksi bisa mencapai delapan miliar jiwa. (Dok. UNSPLASH/Owen Cannon via kompas.com)

Modernisasi yang diikuti dengan otomatisasi justru cenderung mengurangi jumlah lapangan kerja yang ada karena banyaknya peran manusia digantikan oleh mesin yang lebih efesien dan efektif dibandingkan mempekerjakan manusia.

Meski modernisasi juga membuka lapangan pekerjaan baru tetapi itu kurang sepadan dibandingkan jumlah pekerjaan yang hilang diakibat otomatisasi yang terjadi. 

Tentu saja jika hal ini akan merugikan negara-negara yang memiliki jumlah penduduk yang banyak karena hanya akan menambah jumlah pengangguran dan meningkatkan angka kriminalitas.

Hal ini juga yang membuat beberapa pemerintahan terkesan mencoba untuk menunda modernisasi pada negaranya karena jumlah penduduk mereka yang cukup banyak yang tentu saja justru akan menambah permasalahan yang ad ajika modernisasi berlangsung sangat cepat dinegara tersebut.

Lain hal jika negara tersebut memiliki populasi yang sedikit seperti yang dialami Jepang yang dimana sudah menjadi hal lumrah banyak restoran di Jepang menggunakan robot sebagai pelayan maupun koki karena minimnya jumlah tenaga kerja di Jepang.

  • Perpindahan Penduduk (Imigrasi dan Emigrasi)

Perpindahan penduduk juga merupakan hal penting untuk mengukur jumlah ideal pertumbuhan penduduk. 

Jika melihat negara-negara barat seperti Amerika Serikat, Inggris, dan Perancis memang angka kelahiran di negara tersebut mengalami penurunan seperti yang dialami oleh negara Asia Timur (Jepang, Korea Selatan, dan Cina). 

Tetapi yang membuat komposisi penduduk mereka masih terlihat aman karena banyaknya imigran yang datang ke negara-negara mereka untuk mencari pekerjaan, kesejahteraan, atau kehidupan baru setelah di negara asal hal-hal tersebut tidak bisa mereka capai. 

Hal ini berbeda dengan negara-negara Asia Timur yang cenderung sangat membatasi jumlah imigran yang datang ke negara mereka dan banyak juga justru pindah kewarganegaraan yang pernah dialami Cina untuk terhindar dari hal-hal yang dianggap merugikan mereka.

Tetapi tentu saja bukan berarti imigrasi membawa dampak yang bagus karena dengan semakin heterogennya masyarakat membuat konflik-konflik sosial menjadi sering terjadi. 

Permasalahan SARA (Suku, Agama, Ras, dan Antargolongan) yang terjadi di negara-negara banyaknya imigran sudah merupakan hal biasa. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun