Kapan terakhir kali anda melihat tambang menjadi headline? Mungkin anda tidak pernah ingat kapan, namun kemungkinan besar anda ingat berita itu negatif. Kerusakan lingkungan, perizinan yang cacat hukum, hingga ketiadaan manfaat dan kompensasi bagi rakyat yang terkena dampak adalah topik yang sering menjadi headline.
Pada kenyataannya tambang bukanlah sebuah industri yang jahat, sebaliknya industri ini adalah anugerah Tuhan kepada manusia. Anugerah yang menyentuh aspek-aspek vital penghidupan individu hingga pembangunan peradaban, sejak zaman batu hingga sekarang. Sebagaimana pencerahan dimulai dari diri sendiri lalu meluas, tulisan ini pun dibagi menjadi 2 bagian utama dan diharapkan menjadi aufklärung bagi para pembacanya atas anugerah sejati dari tambang yang terabaikan.
Prelude: Kunci Peradaban
**
Bagian I: Anugerah Kehidupan
Malam mulai menyambut desa Ngajamul, sebuah desa fiktif di Indonesia. Sebuah malam yang penuh kecamuk pikiran bagi Haqiqi, seorang mahasiswa yang tengah aktif melawan kegiatan pertambangan di desanya. Menurutnya tambang itu nir-manfaat, merusak lingkungan dan ketinggalan zaman.
Geram dilihatnya desanya tidak lagi hijau dan teduh, ditambah aliran berita di media massa terus mengalirkan berita negatif tentang pertambangan, persepsi buruk terhadap pertambangan pun terbangun solid di benaknya. Dia pun merasa tidak ada manfaat dari tambang di hidupnya, berbeda misalnya dengan industri IT yang futuristik dan sudah menjadi pilar peradaban di zaman modern ini dengan munculnya gadget dan internet. Hidupnya terbantu dengan kemudahan akses informasi dan komunikasi, dari bercengkrama di media sosial hingga mencari jurnal ilmiah untuk tugas akhirnya, dan itu semua tanpa adanya kerusakan lingkungan layaknya pertambangan. Tambang gunanya apa?
"Tambang itu tidak berguna, hapus saja dari muka bumi!",begitulah persepsi Haqiqi tentang pertambangan. Namun, Haqiqi pun ingat sebuah kutipan dari Pramoedya Ananta Toer, “Seorang terpelajar itu harus adil, sejak dalam pikiran!". Haqiqi akhirnya memutuskan untuk mencari informasi dan merenungi manfaat pertambangan bagi kehidupannya sehingga terbentuk persepsi yang utuh dan adil sejak dalam pikiran.
Semalaman suntuk Haqiqi mencari informasi dan merenungi tentang pertambangan dan manfaatnya bagi kehidupan. Semua dimulai sejak ia bangun..
Setelah bangun segera mandi dan menyalakan keran yang pompanya dari stainless steel,lalu memakai pakaian dari kain sintetis hasil produk sampingan hidrokarbon, sambil melihat bapaknya terus mengasah batu akik barunya.
Setelah mandi, makan dan minum dari gelas dan piring keramiksambil charge HP yang kabelnya dari tembaga, dan HP-nya sendiri terdiri dari setidaknya 9 komoditas tambang.
Lalu, meninggalkan rumahnya yang dibangun dengan semen dan pasir,melirik body mobil tetangga yang mengkilap campuran besi, krom dan nikel,dan berjalan di atas jalan dari aspal dan batu kerikil.
Sampai kampus, mencatat materi dengan pensil dari grafit,sambil duduk diatas kursi yang dipaku dari besi dan melihat pancaran proyektor yang kaca lensanya darisilika.
Selesai kuliah, pulang ke rumah lewat jembatan berkerangka baja, sambil disinari lampu jalan yang listriknya dari batubara,dan melewati acara pernikahan yang maharnya dari emas.
Tiba dirumah, dibukanya pintu yang gagangnya dari kuningan, lalu menyalakan bohlam yang terdiri dari setidaknya 6 komoditas tambang.
Sebelum tidur menghibur diri dengan menonton TV, dan bermain laptop, yang keduanya perlu logam tanah jarang.
Tepat sebelum tidur, ia tidak lupa menonton Presiden Trump terbang dengan pesawatnya yang dibuat dari aluminium alloy, peluncuran roket ke mars yang dilapisi titanium, hingga wacana thorium menjadi sumber energi.
Segeralah ia tidur dengan puas, menyadari kelak akan terbangun dengan kesadaran baru atas syukurnya terhadap anugerah dari tambang yang selama ini terabaikan.
Itulah sedikit dari banyak lagi hasil olahan bahan galian pertambangan yang Haqiqi amati. Manfaat pertambangan dalam kehidupannya sehari-hari tanpa disadari begitu banyak dan tidak bisa dilepaskan dari kehidupannya tiap hari, dari pagi ke pagi lagi. Keberadaan komoditas pertambangan ini tentulah sebuah anugerah, kelimpahan listrik tidak mungkin tanpa tembaga, kemudahan transportasi tidak mungkin tanpa besi, dll. Maka, tambang sesungguhnya menyentuh aspek kehidupan yang sangat pokok, dan andai semua hasil tambang ini dihilangkan Tuhan dalam sekejap, maka hilang juga peradaban saat ini. Inilah anugrah sejati dari pertambangan,
maka nikmat Tuhanmu yang mana lagi yang kamu dustakan?
**
Interlude: Zamrud Khatulistiwa
Peringkat 15 cadangan batubara dunia,diperkirakan sumberdaya batubara sekitar 61.3 miliar ton dengan cadangan tertambang kira- kira 6.9 miliar ton .
Peringkat 7 cadangan emas dunia,diperkirakan sumberdaya emas sekitar 6,369 ton dengan cadangan tertambang kira-kira 3,254 ton.
Peringkat 7 cadangan tembaga dunia,diperkirakan sumberdaya tembaga sekitar 68.11 juta ton dengan cadangan tertambang kira-kira 31.85 juta ton.
Peringkat 5 cadangan timah dunia, diperkirakan sumberdaya timah sekitar 0.622 juta ton dengan cadangan tertambang kira-kira 0.462 juta ton.
Peringkat 8 cadangan nikel dunia,diperkirakan sumberdaya bijih nikel sekitar 1,412 juta ton dengan cadangan tertambang kira-kira 485.33 juta ton.
(Satya Widya Yudha, 2016)
Bagian II: Anugerah Pembangunan
Menurut UU No.4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara, definisi pertambangan adalah sebagian atau seluruh tahapan kegiatan dalam rangka penelitian, pengelolaan dan pengusahaan mineral atau batubara yang meliputi penyelidikan umum, eksplorasi, studi kelayakan, konstruksi, penambangan, pengolahan dan pemurnian, pengangkutan dan penjualan serta kegiatan pascatambang. Sedangkan penambangan adalah bagian kegiatan usaha pertambangan untuk memproduksi mineral dan/atau batubara dan mineral ikutannya.
UUD 1954 Pasal 33 ayat 3 berbunyi,
“Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.”.
Industri pertambangan dengan komoditas bisnisnya berupa kekayaan alam yang terdapat di bumi Indonesia maka sudah seharusnya dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat. Kemakmuran yang dapat dibangun oleh kegiatan pertambangan sendiri sebenarnya dapat dilihat dari 4 faktor yaitu, penerimaan negara dan penyerapan tenaga kerja, multiplier effect, linkage effect, dan CSR.
1. Penerimaan negara dan penyerapan tenaga kerja
Penerimaan negara dari sektor pertambangan pada 2013 sebesar 140,48 triliun rupiah dari penerimaan negara total sebesar 1.432,05 triliun rupiah. Artinya sektor pertambangan menyumbang 9,8% penerimaan negara tahun 2013. Sebuah persentase yang signifikan dari sebuah sektor, juga terdapat tren peningkatan penerimaan negara dari sektor pertambangan menunjukkan potensi positif sektor pertambangan terhadap Indonesia yang lebih besar lagi.
Penyerapan tenaga kerja dari sektor pertambangan di tahun 2013 dihitung dari 10 perusahaan terbesar sekitar 24.000 tenaga kerja, dan mengalami tren peningkatan tiap tahunnya.
2. Multiplier Effect
Multiplier Effect adalah efek pengganda dari keterkaitan antara industri tambang dengan industri lainnya, khususnya antara pertambangan dengan industri pengolahan dan pemurnian sehingga terjadi peningkatan nilai tambah. Sebagai contoh bijih nikel ketika dilakukan proses nilai tambah menjadi Fe-Ni akan meningkat nilainya sebesar 437 kali, kemudian bijih besi meningkat 6 kali (ESDM, 2013). Potensi inilah yang sedang digalakkan pemerintah lewat UU No.4 Tahun 2009 dan peraturan turunan dibawahnya, agar wajib dilakukan pengolahan dan pemurnian di dalam negeri dengan membangun smelter dan larangan ekspor mentah, sehingga meningkatkan nilai tambah dan mampu menyerap tenaga kerja.
3. Linkage Effect
Linkage Effect adalah efek keterkaitan antara industri pertambangan dengan industri pendahulunya(backward) dan industri sesudahnya(forward). Mengambil contoh pada PT. Freeport Indonesia
4. CSR(Corporate Social Responsibility)
Peran pertambangan sendiri sebagai pilar pembangunan Indonesia berada pada pemanfaatan end-product bahan galian itu sendiri. Berikut beberapa contoh:
1. Tembaga
2. Nikel
3. Aluminium
4. Besi
5. Batubara
Penutup
Kegiatan pertambangan yang sering mendapat label negatif di persepsi masyarakat umum sejatinya tidaklah jahat, sebaliknya tambang adalah anugerah yang diberikan Tuhan. Mulai dari perannya sejak zaman batu sebagai kunci peradaban, hingga manfaatnya dalam kehidupan individu dan pembangunan nasional. Sejak zaman batu hingga sekarang tambang menjadi pilar peradaban, lalu dari kita bangun pagi hingga tidur kembali manfaatnya terus kita rasakan, kemudian dampaknya pada pembangunan nasional dari penerimaan negara hingga CSR. Itu semua adalah peran dan manfaat dari tambang sebagai sumber daya alam utama di Indonesia. Semoga kita semua bisa terus mengembangkan pemanfaatan dan terus mensyukuri anugerah Tuhan dari tambang,
Karena tambang itu untuk kehidupan.
Daftar Pustaka:
http://prokum.esdm.go.id/Publikasi/Hasil%20Kajian/ESDM%20SDM.pdf
http://prokum.esdm.go.id/Publikasi/Hasil%20Kajian/ESDM%20Analis.pdf
http://mineralseducationcoalition.org/wp-content/uploads/the_importance_of_mining.pdf
https://www.bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/1286
http://kip.esdm.go.id/pusdatin/index.php/data-informasi/data-mineral/penyerapan-tenaga-kerja
http://ptfi.co.id/media/files/fact/57c933ba25486_8-smelter.pdf
http://ptfi.co.id/media/files/fact/57c93300d9941_4-penggunaan-barangdanjasa.pdf
http://ptfi.co.id/media/files/fact/57c932b45f457_2-pengembangan-masyarakat.pdf
https://www.linkedin.com/pulse/csr-dalam-industri-pertambangan-mineral-dan-batubara-emli-training
https://www.scribd.com/doc/200080177/1-Introductory-Mining-Engineering-H-L-Hartman
Buku Elegi Energi: Kedaulatan Harga Mati oleh Kabinet KM ITB. Penulis: Ardhi Rasy Wardhana
Slide Ir. Satya Widya Yudha Wakil Ketua Komisi VII DPR RI dalam event SEPTEM(BER)ENERGI yang diadakan Kabinet KM ITB di Hari Jadi Pertambangan 2016.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H