Mohon tunggu...
Harrista Psikolog
Harrista Psikolog Mohon Tunggu... Psikolog - psikolog klinis

psikolog klinis

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Quo Vadis Pelestarian Puspa dan Satwa Nusantara?

5 Januari 2025   22:12 Diperbarui: 7 Januari 2025   09:59 287
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: stablediffusionweb.com

Kedua, privatisasi atau pengikutsertaan faktor dan aktor non negara terhadap pengelolaan sumber daya. Dimana terlihat adanya berbagai usaha menjadikan sumber-sumber daya menjadi milik pribadi demi kepentingan ekonomi dan politik. 

Contoh saja kekayaan hayati di lautan Indonesia telah digunakan untuk kepentingan-kepentingan sesaat yang merugikan nelayan dimana kekayaan laut sering dieksploitasi.  Lewat UU Cipta Kerja, berbagai penanaman modal asing (PMA) di sektor perikanan tangkap diperbolehkan lagi. 

Setelah kebijakan ini diberlakukan, kapal-kapal di atas 30GT semakin bertambah dan eksploitasi hasil laut meningkat. Privatisasi laut juga lewat kebijakan Penangkapan Ikan Terukur yang memberikan industri skala besar empat zona eksklusif untuk menangkap ikan (Choir, 2023).

Karenanya itu perlu diperhatikan apa yang disampaikan seorang tokoh agama katolik yaitu Paus Fransiskus yang mengajak manusia untuk melihat kembali dunia sebagai rumah bersama, bumi dan makhluk hidup sebagai saudari. Karenanya segenap pendekatan pembangunan seharusnyalah terdesain untuk memuliakan dan melindungi keberlanjutan bumi. 

Selanjutnya, pemuliaan masyarakat yang telah terbukti dalam menjaga kelestarian alam, diantaranya, masyarakat pesisir yang melindungi dan mengelola sumber daya laut agar senantiasa lestari. 

Masyarakat pesisir diberdayakan dan bisa mewakili dirinya di dalam forum-forum pengambilan keputusan penting terkait dengan masa depan pesisir, laut, dan pulau kecilnya.

Ketiga, mewujudkan jalan ekologi yang integral. Sebuah impian untuk dijadkan gerakan bersama dalam semangat untuk mencintai alam, menjadikan alam sebagai bagian dari hidup manusia. 

Dengan peningkatan populasi dan kebutuhan hidup manusia, serta dengan perkembangan industrialisasi, dampak kegiatan manusia pada kondisi dan dinamika keanekaragaman hayati semakin besar. 

Kebutuhan yang meningkat sering kali menyebabkan kurang diindahkannya pertimbangan lingkungan; pemanenan hasil alam berupa hasil hutan dan perikanan sering kali hanya mempertimbangkan pemenuhan bahan baku industri dan kebutuhan masyarakat dalam jangka pendek. 

Karenanya diperlukan pendidikan ekologis supaya masyarakat Indonesia bisa tergabung dalam "kenusantaraan ekologis": dimana segenap warga negara Indonesia yang mencintai bangsa dan negara Indonesia berusaha terus menerus untuk melestarikan dan menjaga ketahanan alam Indonesia. Membangun bumi dan menjaga alam di nusantara tercinta ini tetap lestari menjadi tanggung jawab semua komponen dan masyarakat Indonesia.

Melalui peningkatan kesadaran, pendidikan, dan kolaborasi, bangsa ini diyakini dapat menciptakan perubahan positif. Teknologi modern juga memberikan alat yang berharga untuk memantau dan melindungi spesies terancam. Dalam menghadapi ancaman ini, setiap tindakan kecil dapat memiliki dampak besar. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun