Mohon tunggu...
Harrista Psikolog
Harrista Psikolog Mohon Tunggu... Psikolog - psikolog klinis

psikolog klinis

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Quo Vadis Pelestarian Puspa dan Satwa Nusantara?

5 Januari 2025   22:12 Diperbarui: 7 Januari 2025   09:59 287
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Eksploitasi sumber daya yang dilakukan sudah melebihi batas maksimal, dilain sisi bangsa Indonesia belum memecahkan masalah kemiskinan. Hal ini disebabkan oleh pertumbuhan ekonomi, perkembangan kemampuan teknis, penyebaran arus informasi yang masih bias.

Contoh lain lagi bisa dilihat dari pemberitaan di seputar pembangunan Ibu Kota Negara (IKN). Menurut Akbar (2024) terdapat 440 spesies teridentifikasi berstatus rentan, kritis, serta terancam punah dan  sehingga upaya konservasi sangat diperlukan di area IKN. 

Ini semua sudah terjadi jauh sebelum pembangunan IKN dimulai lewat proses pendudukan, penguasaan, dan mengusahakan areal di kawasan hutan konservasi secara tidak sah, untuk kepentingan subsisten maupun komersial seperti kegiatan penebangan liar dan perluasan perkebunan kelapa sawit, juga kondisi hutan yang terbakar secara berkala, kegiatan pertambangan ilegal dimana semuanya telah banyak mengubah wajah hutan Kalimantan.

Sumber gambar: stablediffusionweb.com
Sumber gambar: stablediffusionweb.com

Pada kondisi yang lain Keanekaragaman hayati di Indonesia dimana juga mencakup berbagai spesies endemik yang tidak ditemukan di tempat lain di dunia. 

Salah satu contohnya orangutan, yang hanya dapat ditemukan di Pulau Kalimantan dan Pulau Sumatera, serta harimau Sumatera yang kini terancam punah dengan populasi tersisa sekitar 400 ekor (IUCN, 2021). Selain itu, bunga Rafflesia arnoldii, yang dikenal sebagai bunga terbesar di dunia, juga merupakan salah satu contoh spesies unik yang terancam akibat perusakan habitat. 

Penyebab mereka menjadi spesies terancam punah adalah perusakan habitat. Menurut data Global Forest Watch, Indonesia di tahun 2000-2008 ternyata sekitar 1,1 juta hektar hutan hilang setiap tahunnya. 

Beberapa penyebabnya merupakan aktivitas manusia seperti pembalakan liar, konversi lahan untuk pertanian, dan masifnya pembangunan infrastruktur yang digaungkan sebagai pemerataan pembangunan. 

Terdapat 50% hutan di Indonesia telah hilang dalam beberapa dekade terakhir yang didapat dari data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). Perusakan habitat ini tidak hanya berdampak pada spesies endemik, tetapi juga mengganggu ekosistem secara keseluruhan.

Perburuan liar juga menjadi masalah serius dalam keberlangsungan dan keberlanjutan spesies. Dalam suatu laporan TRAFFIC, disajikan data bahwa lebih dari 1.000 spesies satwa dan puspa dilindungi terancam oleh perdagangan ilegal. 

Berikutnya kebanyakan satwa diburu untuk diambil bagian tubuhnya yang bernilai ekonomi. Di Pulau Kalimantan, terdapat perkiraan 50% dari populasi orangutan berkurang dalam kurun waktu 20 tahun terakhir. Ini diakibatkan kondisi perusakan habitat asli satwa dan perburuan satwa ilegal. Hal ini menunjukkan bahwa sungguh keberlangsungan spesies sangat terancam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun