Â
"Mama, aku gagal dalam tes masuk SMP Â Favoritku. Aku sudah gagal. Aku tidak berarti." Kata Dena, 12 tahun (bukan nama sebenarnya).
"Anakku sayang, Mama mengerti perasaanmu. Mama turut prihatin kamu tidak berhasil masuk ke sekolah favoritmu. Gagal dalam salah satu langkahmu ini tidak berarti bahwa hidupmu gagal seluruhnya. Pasti ada jalan lain. Dirimu ini sangat berharga bagi mama. Hidupmu itu sangat berharga bagimu dan bagi Tuhan, Nak." Kata Mama Dena.
Inilah sepenggal percakapan antara Ibu dan Anak yang sangat menyentuh. Semoga Anda tersentuh dengan percakapan tersebut. Â Saat ini,Tanggal 10 September dimana dunia sedang memperingati Hari Pencegahan Bunuh Diri Sedunia. Alangkah baiknya jika moment ini menjadi refleksi kita bersama. Hal ini menjadi perhatian World Health Organization (WHO) yang mencatat bahwa penyebab kematian 800.000 orang setiap tahun adalah bunuh diri dengan kata lain setiap 40 detik ada satu orang bunuh diri.
Bagaimana sikap dari Pemerintah Indonesia mengenai hal ini? Perhatian mengenai pencegahan bunuh diri menjadi prioritas penting, hal ini disampaikan oleh Direktur Bina Kesehatan Jiwa Kemenkes RI, dr. Eka Viora, Sp.KJ, seperti dikutip dari laman Kementerian Kesehatan. Pada dasarnya bunuh diri adalah problem kompleks karena melibatkan berbagai faktor di dalamnya. Â dr. Eka Viora menyampaikan bahwa bunuh diri atau percobaan bunuh diri pada umumnya dapat dicegah.
Keluarga sebagai awal kehidupan. Retnowati,dkk. (2003) menyatakan bahwa aspek keberfungsian keluarga sangat berpengaruh pada emosi setiap anggota keluarga. Keluarga menjadi wadah pembelajaran pertama bagi anak untuk mengenali emosi dan mengungkapkannya dengan baik. Anak diajarkan dalam keluarga untuk dapat merasakan perasaan yang menyenangkan maupun yang tidak menyenangkan. Seringkali perasaan yang tidak menyenangkan jarang diungkapkan dan jarang pula orangtua memberi pengertian bagaimana untuk mengekspresikan perasaan yang kurang menyenangkan dengan tepat.
Percakapan antara Dena dan Mamanya, adalah percakapan dimana Dena menyampaikan perasaan yang tidak menyenangkan. Respon dari Mama Dena adalah menerima emosi Dena, bukan menolaknya. Percakapan ini dapat menjadi refleksi kita sebagai orangtua kapan kita menyatakan kepada anak bahwa ananda sangat berharga bagi ayah dan bunda. Kapan kita menyatakan bahwa hidup ananda sangat berarti bagi diri sendiri dan Tuhan?
Penanaman nilai tentang hidup pribadi anak sangat berarti bagi orangtua, merupakan langkah awal untuk mencegah bunuh diri. Berikut adalah tips untuk mencegah perilaku bunuh diri melalui pengasuhan yang tepat sejak anak usia dini :
- Katakan sesering mungkin bahwa diri anak sangat berharga dan berarti bagi ayah bunda
- Berikan kasih sayang dan perhatian yang cukup pada anak
- Luangkan waktu hanya untuk mendengarkan isi hati anak
- Letakkan HP dan matikan TV ketika anak sedang menyampaikan perasaannya
- Lihatlah matanya dengan lembut saat ananda mengungkapkan isi hati
- Bangunlah waktu yang berkualitas dengan ananda
- Tumbuhkan hidup rohani dalam keluarga
Itulah tips yang dapat digunakan oleh orangtua dalam pengasuhan sehari-hari untuk mencegah perilaku bunuh diri. Semakin dipupuk dengan baik maka kecintaan dan menghargai hidup serta pribadinya akan semakin berkembang optimal. Orangtua yang bijak dan membawa kehidupan dapat mencegah bunuh diri. Salam kehidupan.
Daftar PustakaÂ
Setiap 40 Detik Satu Orang Bunuh Diri. https://fk.unair.ac.id/setiap-40-detik-satu-orang-bunuh-diri/
10 September, Hari Pencegahan Bunuh Diri. Sedunia.ttps://www.kemkes.go.id/article/view/201409170003/10-september-hari-pencegahan-bunuh-diri-sedunia.html
Retnowati, Sofia. Wahyu Widhiarso. Kumala Windya Rohmani. 2003. PERANAN KEBERFUNGSIAN KELUARGA PADA PEMAHAMAN DAN PENGUNGKAPAN EMOSI. Universitas Gadjah Mada: JURNAL PSIKOLOGI 2003, NO. 2, 91 -- 104
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H