Mohon tunggu...
harrista adiati
harrista adiati Mohon Tunggu... Psikolog - psikolog klinis

selalu belajar.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Hidupmu Itu Berharga, Nak!

10 September 2020   15:45 Diperbarui: 10 September 2020   15:50 248
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

"Mama, aku gagal dalam tes masuk SMP  Favoritku. Aku sudah gagal. Aku tidak berarti." Kata Dena, 12 tahun (bukan nama sebenarnya).

"Anakku sayang, Mama mengerti perasaanmu. Mama turut prihatin kamu tidak berhasil masuk ke sekolah favoritmu. Gagal dalam salah satu langkahmu ini tidak berarti bahwa hidupmu gagal seluruhnya. Pasti ada jalan lain. Dirimu ini sangat berharga bagi mama. Hidupmu itu sangat berharga bagimu dan bagi Tuhan, Nak." Kata Mama Dena.

Inilah sepenggal percakapan antara Ibu dan Anak yang sangat menyentuh. Semoga Anda tersentuh dengan percakapan tersebut.  Saat ini,Tanggal 10 September dimana dunia sedang memperingati Hari Pencegahan Bunuh Diri Sedunia. Alangkah baiknya jika moment ini menjadi refleksi kita bersama. Hal ini menjadi perhatian World Health Organization (WHO) yang mencatat bahwa penyebab kematian 800.000 orang setiap tahun adalah bunuh diri dengan kata lain setiap 40 detik ada satu orang bunuh diri.

Bagaimana sikap dari Pemerintah Indonesia mengenai hal ini? Perhatian mengenai pencegahan bunuh diri menjadi prioritas penting, hal ini disampaikan oleh Direktur Bina Kesehatan Jiwa Kemenkes RI, dr. Eka Viora, Sp.KJ, seperti dikutip dari laman Kementerian Kesehatan. Pada dasarnya bunuh diri adalah problem kompleks karena melibatkan berbagai faktor di dalamnya.  dr. Eka Viora menyampaikan bahwa bunuh diri atau percobaan bunuh diri pada umumnya dapat dicegah.

Keluarga sebagai awal kehidupan. Retnowati,dkk. (2003) menyatakan bahwa aspek keberfungsian keluarga sangat berpengaruh pada emosi setiap anggota keluarga. Keluarga menjadi wadah pembelajaran pertama bagi anak untuk mengenali emosi dan mengungkapkannya dengan baik. Anak diajarkan dalam keluarga untuk dapat merasakan perasaan yang menyenangkan maupun yang tidak menyenangkan. Seringkali perasaan yang tidak menyenangkan jarang diungkapkan dan jarang pula orangtua memberi pengertian bagaimana untuk mengekspresikan perasaan yang kurang menyenangkan dengan tepat.

Percakapan antara Dena dan Mamanya, adalah percakapan dimana Dena menyampaikan perasaan yang tidak menyenangkan. Respon dari Mama Dena adalah menerima emosi Dena, bukan menolaknya. Percakapan ini dapat menjadi refleksi kita sebagai orangtua kapan kita menyatakan kepada anak bahwa ananda sangat berharga bagi ayah dan bunda. Kapan kita menyatakan bahwa hidup ananda sangat berarti bagi diri sendiri dan Tuhan?

Penanaman nilai tentang hidup pribadi anak sangat berarti bagi orangtua, merupakan langkah awal untuk mencegah bunuh diri. Berikut adalah tips untuk mencegah perilaku bunuh diri melalui pengasuhan yang tepat sejak anak usia dini :

  • Katakan sesering mungkin bahwa diri anak sangat berharga dan berarti bagi ayah bunda
  • Berikan kasih sayang dan perhatian yang cukup pada anak
  • Luangkan waktu hanya untuk mendengarkan isi hati anak
  • Letakkan HP dan matikan TV ketika anak sedang menyampaikan perasaannya
  • Lihatlah matanya dengan lembut saat ananda mengungkapkan isi hati
  • Bangunlah waktu yang berkualitas dengan ananda
  • Tumbuhkan hidup rohani dalam keluarga

Itulah tips yang dapat digunakan oleh orangtua dalam pengasuhan sehari-hari untuk mencegah perilaku bunuh diri. Semakin dipupuk dengan baik maka kecintaan dan menghargai hidup serta pribadinya akan semakin berkembang optimal. Orangtua yang bijak dan membawa kehidupan dapat mencegah bunuh diri. Salam kehidupan.

Daftar Pustaka 

Setiap 40 Detik Satu Orang Bunuh Diri. https://fk.unair.ac.id/setiap-40-detik-satu-orang-bunuh-diri/

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun