Mohon tunggu...
harrista adiati
harrista adiati Mohon Tunggu... Psikolog - psikolog klinis

selalu belajar.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Pandemi Covid-19 dan New Normal: Komunikasi Perasaan Membangun Keluarga Kuat

3 Juni 2020   09:00 Diperbarui: 3 Juni 2020   09:09 439
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

-Tentukanlah satu topik yang akan diangkat.

-Setiap anggota keluarga dapat menyampaikan perasaannya tentang topik yang sedang dibahas. Lakukan secara bergilir.

Ingatlah bahwa setiap perasaan adalah benar, jadi tidak perlu menghakimi atau menilai perasaan orang lain. Biarkanlah setiap anggota menyampaikan perasaannya, terutama jika ada perasaaan cemas, takut, khawatir, marah dll. Inilah saat yang tepat untuk mengeluarkan isi hati.

-Setelah semua anggota keluarga mengemukakan perasaan, bangunlah harapan dan semangat keluarga bahwa keluarga pasti bisa menghadapi hal ini dengan baik dan sehat.

-Dapat diakhiri dan ditutup dengan berdoa bersama.

Setelah melakukan komunikasi perasaan ini, anggota keluarga akan merasa lebih lega, yang awalnya ada kekhawatiran dan ketakutan, menjadi lebih tenang ketika dialog terjadi.

Komunikasi perasaan ini dalam istilah psikologi merupakan contoh I Message yang merupakan komunikasi asertif, dan sangat baik bagi kesehatan jiwa. Asertif adalah Suatu kemampuan untuk mengkomunikasikan apa yang diinginkan dan dipikirkan kepada orang lain namun tetap menjaga dan menghargai perasaan pihak. 

Ada kalimat yang dapat digunakan untuk bersikap asertif yaitu dengan Pesan Saya (I Message) bukan menggunakan istilah 'Kamu' karena dengan menggunakan istilah 'Saya' maka kita fokus pada diri kita dalam memandang permasalahan yang ada, bukan menyalahkan atau menyudutkan orang lain.

I message ini dapat ditunjukkan dengan menyusun kalimat yang diawali dengan 'Saya merasa...' Dengan kita melakukan komunikasi perasaan ini menjadi tanda bahwa kita mampu menyatakan perasaan, baik yang menyenangkan maupun tidak menyenangkan dengan cara yang tepat.

Dalam komunikasi keluarga disertai dengan bahasa tubuh yang menunjukkan sikap asertif yaitu mempertahankan kontak mata langsung, posisi tubuh menghadap ke anggota keluarga yang sedang berbicara, mendengarkan dengan sungguh-sungguh, ekspresi wajah dan tubuh yang mendukung dialog. Komunikasi perasaan dalam keluarga dapat mendukung kesehatan psikologis. Pikiran, perasaan dan tubuh yang rileks dapat meningkatkan imunitas tubuh. Jadilah keluarga yang kuat, mampu bertahan dan melewati pandemi ini dengan selamat, bahagia dan sehat.

Salam sehat dan bahagia

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun