Mohon tunggu...
Harris Maulana
Harris Maulana Mohon Tunggu... Insinyur - Social Media Specialist

Seseorang yang suka menulis tentang apa saja, sepanjang untuk menambah ilmu dan wawasan akan dilakoninya. Berbagai jenis pekerjaan sudah pernah dicobanya. Dengan latar belakang sarjana Planologi, memulai karir sebagai konsultan perencanaan wilayah dan kota. Lalu beralih menjadi konsultan Appraisal and Research, konsultan Property, Konsultan Digital hingga konsultan Public Relations. Sangat menikmati peran alternya sebagai blogger yang sudah membawanya ke berbagai tempat, bertemu dengan siapa saja dan satu hal yang sangat dibanggakannya bisa masuk Istana Negara dan bertemu dengan Presiden RI, karena tidak setiap orang bisa ke sana, kecuali kamu seorang teladan, tamu presiden atau tukang potong rumput istana. Pemilik akun twitter @harrismaul dan blog : www.harrismaul.com dan www.travelopedia.id

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Catatan Field Trip DBA 2018, Mulai dari Drama di Bandara hingga Nyungsep di Kali Pusur

22 Oktober 2018   10:49 Diperbarui: 8 Agustus 2019   17:14 446
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salah satu wahana di Taman Pintar

Akhirnya waktu yang ditunggu-tunggu telah tiba. Setelah dua minggu sesi "perkuliahan" selesai, Danone Blogger Academy 2018 melakukan fieldtrip "study banding" ke lokasi Jogjakarta dan Solo. Menggunakan penerbangan pagi jam 4.30 tidak menyurutkan semangat rekan-rekan peserta Danone Blogger Academy 2018, bahkan ada diantaranya yang sampai menginap saking takut ketinggalannya. 

Setelah semua berkumpul, saatnya pembagian boarding pass. Ternyata tidak semua kebagian. Ada beberapa peserta yang tidak dapat. Terpaksa Pak Wangun tour leader tim harus antri dan melakukan check-in ulang. Di sini drama dimulai.

Walau pagi buta, ternyata bandara saat itu penuh sekali, sampai untuk jalan kaki pun extra hati-hati karena banyak sekali yang antri check-in. Bagi peserta yang sudah punya boarding pass boleh langsung menuju gate keberangkatan karena jadwal berangkat sudah semakin mepet. 

Benar saja, para penumpang lain tujuan Jogjakarta sudah masuk pesawat. Kami semua tercerai-berai namun satu sama lain saling mengingatkan, mana tau temannya belum masuk pesawat. Alhamdulillah, semua rombongan dapat berangkat sesuai dengan jadwal dan tepat waktu. 

Sampai di Bandara Adi Sumarmo Jogjakarta sekitar jam 08.00 pagi dan kita langsung berangkat menuju Pabrik Sarihusada Jogjakarta. Sambil menyantap sarapan penganan lokal, kami mendapat sambutan hangat dari tuan rumah. Ibu Anna Widya, internal communication Sarihusada menjelaskan Sejak 1954 SariHusada hadir Indonesia dan hingga kini pabrik yg di Klaten merupakan pabrik terbesar di Asia Tenggara. Pabrik Sari Husada tercatat memiliki rekor fantastis 2.500 hari tanpa kecelakaan kerja.  Beberapa program CSR Sarihusada juga sudah banyak dijalankan dan mendukung pemerintah seperti Taman Pintar, Merapi Project, dan kita bakal kunjungi juga nanti.   

Selanjutnya kami diajak tour keliling pabrik untuk mengetahui proses produksi mulai dari pengepakan, penyimpanan, hingga pengiriman. Semua proses dilakukan sesuai dengan prosedur dan Quality Control (QC) yang sangat ketat. Sarihusada menerapkan FOQUAL Fokus On Quality dengan menyertakan 14 parameter dalam produksinya, sementara standar pemerintah minimal 5 parameter. 

Setiap pengunjung juga tidak diperbolehkan membawa makanan terutama kacang yang takut mencemari produk susu, karena cukup banyak bayi yang alergi terhadap makanan tersebut. Selain itu, tanaman di sekitar area pabrik juga tidak boleh ada tanaman buah-buahan. Mengapa sampai demikian?

 Menurut Ibu Anna Widya, internal  Communication Sarihusada jika ada tanaman buah-buahan, maka akan mengundang hewan kelelawar atau codot di malam hari, dan biasanya sisa makanan akan jatuh di sekitar pabrik dan dikhawatirkan akan mencemari produk susu yang diproduksi. Sampe segitunya yak QC-nya, kalo kita sih gak kepikiran ya.

Siap-siap keliling Pabrik Sarihusada Jogjakarta Foto : Istimewa
Siap-siap keliling Pabrik Sarihusada Jogjakarta Foto : Istimewa
Setelah puas keliling pabrik, selanjutnya kami mengunjungi Desa Kemudo yang lokasi berdampingan dengan pabrik. Di desa ini kami mendapatkan informasi bahwa desa ini mengelola limbah dari Pabrik Sarihusada khususnya limbah palet kayu Jati Belanda bekas penyimpanan rak yang sudah tidak dipakai. Dan benar saja, ketika kami melihat hasilnya sangat memuaskan. Kayu bekas peti kemas tersebut disulap menjadi kursi tamu yang cantik dan peralatan meubel lainnya. Kepala Desa Hermawan Kristanto, S.Sos mengungkapkan, Desa Kemudo memiliki BUMDes yaitu Badan Usaha Milik Desa untuk mengelola semua asset termasuk pemberdayaan masyarakat. Omzet yg dicapai Desa Kemudo sebesar Rp 3,1 M yg dibagikan langsung kepada pengrajin yang terlibat. Masyarakat Desa Semudo juga mempunyai program Omah Tani Srikandi yang mengelola tanah di sekitar kantor desa untuk dijadikan kebun dengan berbagai tanaman yang semuanya menggunakan pupuk organik yang mereka buat sendiri. Seru juga nih penduduk desanya pada kreatif. Saking serunya diskusi masalah bisnis di desa, sampai lupa bahwa hari itu adalah hari jumat sehingga kita semua hampir terlambat untuk ibadah sholat jumat, untung masih kebagian satu rakaat. Berhubung sedang safar, kita langsung jama sholat ashar sekalian. 

Selanjutnya, kami dijamu makan siang di Angkringan Jogjo Karangasem yang juga dikelola oleh warga desa. Menunya pun sangat khas Jogjakarta, satu yang paling maknyuss adalah masakan belut balado yang rasanya pingin bikin nambah dan nambah lagi. Namun berhubung jadwal lain menanti, kami harus segera meninggalkan desa ini menuju Jogjakarta untuk berkunjung ke Taman Pintar.

Ternyata seru juga arena permainan yang ada di Taman Pintar ini. Tempat ini menjadi tempat edukasi yang menyenangkan bagi anak-anak. Mereka dapat belajar sesuatu sambil bermain. Orangtua pun senang karena tempat ini gratis disediakan oleh Pemda Jogjakarta. 

Namun untuk memasuki wahana tertentu harus bayar. Sarihusada turut berpartisipasi dengan membuat Wahana Jejak Nutrisi yang berisikan permainan untuk mengasah 5 potensi prestasi si Kecil yaitu tumbuh tinggi dan kuat, percaya diri, cerdas kreatif, mandiri dan supel.Selain itu membuat juga wahana khusus untuk anak-anak PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini).

Salah satu wahana di Taman Pintar
Salah satu wahana di Taman Pintar
Setelah seru-seruan di Taman Pintar, selanjutnya kami mengunjungi Merapi Project. Di tempat ini Sarihusaha dan Danone Ecosystem bekerjasama dengan  para mitra untuk merancang program pengembangan dan pemberdayaan masyarakat yang berbasis pada nilai-nilai yang ada di masyarakat. Program ini dibuat dalam rangka memulihkan ekonomi dan keberdayaan masyarakat terdampak erupsi Gunung Merapi pada tahun 2010. 

Projek ini mengembangkan dua jenis program yaitu Program Dairy (Peternakan sapi perah) dan non Dairy atau program FIGA (Farming income generating activity). Program ini juga mendapatkan dukungan penuh dari Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta (PEMDA DIY) dan Pemerintah Kabupaten Sleman (PEMKAB Sleman). Satu pengalaman yang berkesan saat mengunjungi tempat ini adalah praktek mandiin sapi. Tekniknya harus memandikan dari samping, jangan dari belakang. 

Kalau sapinya kesel, bisa-bisa kita ditendangnya. Saat ini di lokasi sudah ada Koperasi Sapi Sejahtera Merapi (Koperasi Samesta) yang beranggotakan 86 peternak dengan produksi susu sebanyak 1.300 liter/hari dari sekitar 50 ekor sapi induk. 

Selain itu, kotoran sapi-nya pun diolah menjadi kompos untuk pupuk dan biogas yang dapat memasok 16 keluarga di sekitar lokasi untuk keperluan penerangan dan memasak. Selepas gelap, kami segera meninggalkan tempat ini.

Foto keluarga di Merapi Project
Foto keluarga di Merapi Project
Sebelum check-in kami sempatkan makan malam yang lokasinya tidak jauh dari tempat penginapan di Greenhost Boutique Hotel yang iconic. Seorang teman blogger yang tinggal di Jogjakarta sudah menanti di lobby. Selanjutnya, setelah check-in dan  bersih-bersih kami lanjutkan obrolan mengenang masa lalu ke Tempo Gelato, salah satu tempat yang banyak dikunjungi wisatawan di Jogjakarta. 

Lokasinya distance walking dari hotel dan masih berada di kawasan Prawirotaman yang kini menyerupai kawasan turis di Bali.

Bagaimana keseruan di hari kedua dan ketiga? Siapa yang nyungsep di Kali Pusur?  Simak dalam reportase selanjutnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun