Mohon tunggu...
Harris Maulana
Harris Maulana Mohon Tunggu... Insinyur - Social Media Specialist

Seseorang yang suka menulis tentang apa saja, sepanjang untuk menambah ilmu dan wawasan akan dilakoninya. Berbagai jenis pekerjaan sudah pernah dicobanya. Dengan latar belakang sarjana Planologi, memulai karir sebagai konsultan perencanaan wilayah dan kota. Lalu beralih menjadi konsultan Appraisal and Research, konsultan Property, Konsultan Digital hingga konsultan Public Relations. Sangat menikmati peran alternya sebagai blogger yang sudah membawanya ke berbagai tempat, bertemu dengan siapa saja dan satu hal yang sangat dibanggakannya bisa masuk Istana Negara dan bertemu dengan Presiden RI, karena tidak setiap orang bisa ke sana, kecuali kamu seorang teladan, tamu presiden atau tukang potong rumput istana. Pemilik akun twitter @harrismaul dan blog : www.harrismaul.com dan www.travelopedia.id

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Tips Mengatasi Keamanan Layanan Mobile dan Online

23 Februari 2016   18:49 Diperbarui: 23 Februari 2016   19:06 357
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Semua serba digital (Foto : Harris Maulana)"][/caption]

Saat ini dan beberapa tahun ke depan peran dunia digital berbasis internet akan semakin menggerus keberadaan dunia analog atau mainstream yang selama beberapa dekade terakhir ini berkuasa. Salah satu contohnya adalah media cetak yang mulai memudar kejayaanya. Beberapa media cetak baik asing maupun dalam negeri sudah mengumumkan pengundurannya. Mereka kalah oleh arus digital. Jangankan menambah oplah, mempertahankan yang ada saja sulit. Sekarang orang lebih suka membaca berita lewat internet dengan menggunakan smartphone dibanding membaca koran atau majalah. Selain lebih praktis, juga tidak perlu mengeluarkan biaya alias gratis. Dunia digital hanya membutuhkan jaringan internet yang mumpuni dan kuota internet yang banyak.

Tidak hanya media cetak yang terkena imbas, dunia musik dan film pun demikian. Baru-baru ini, sebuah group produksi CD dan DVD yang dulu sangat berkibar dan berjaya, mulai menutup jaringan tokonya karena tidak laku. Para penikmat musik lebih suka membeli lagu di aplikasi. Demikian juga dengan menonton film dapat berlangganan layanan video yang menyajikan berbagai film favorit. Dan lagi-lagi hanya membutuhkan internet dengan jaringan bagus dan kuota berlimpah. Masih banyak lagi “korban-korban” arus digital seperti jaringan belanja online yang membuat malam orang belanja ke mall. Karena selain lebih murah karena tidak ada pajak, juga praktis karena barangnya langsung dikirim ke rumah. 

Dengan adanya layanan yang serba online ini tentu ada potensi untuk mengambil keuntungan di dunia digital. Berbagai cara dilakukan untuk meraup keuntungan, mulai dari cara legal hingga ilegal. Cara legal dengan melakukan “penambangan” di dalam transaksi di internet. Modusnya adalah menjaring recehan dari sisa transaksi yang dilakukan. Memang sih jumlah uang yang ditambang hanya recehan tidak lebih dari 100 sen, tapi jika transaksinya berjumlah jutaan tentu hasil tambangnya juga akan bertambah banyak.

Selain cara legal, ada juga cara ilegal yaitu dengan cara membobol password, memalsukan nomor kartu kredit yang banyak dilakukan oleh para hacker. Keamanan untuk layanan mobile dan online menjadi semakin penting dengan meningkatnya teknologi mobile computing. Salah satu kekhawatiran dan fokus utama terkait dengan keamanan informasi pribadi dan profesional yang kini disimpan dalam ponsel pintar.

Setiap hari, semakin semakin banyak pengguna perorangan dan organisasi yang menggunakan ponsel pintar sebagai alat komunikasi utama, serta alat untuk mengelola kehidupan pribadi dan profesional mereka. Mereka beralih dari komputer atau notebook yang selama satu dekade terakhir menjadi andalan dalam bertransaksi. Smartphone dipercaya akan menggantikan peran komputer atau notebook. Bahkan sebuah produsen elektronik terkenal sudah menutup produksi untuk notebook dan fokus menggarap smartphone.  

Persoalannya saat ini adalah bagaimana cara “aman”agar kita terhindar dari upaya jahat para cyber crime dan hacker? Berikut ini adalah beberapa tips yang dapat diterapkan.

1.       Merekam tampilan layar konfirmasi pembayaran, dapat dilakukan dengan cara capture dan dijadikan bukti klaim pembayaran.

2.       Menggunakan antivirus, walaupun agak ribet dan memakan waktu, antivirus cukup efektif menangkal spam dan malware yang menggangu

3.       Mengunduh apps yang dikembangkan oleh developer terpercaya, bisa dilihat dari komentar pengguna app tersebut, jumlah orang yang sudah download. Tidak masalah jika app berbayar yang penting bisa dipercaya.

4.       Tidak menggunakan layanan wifi terbuka, karena kadang menjadi celah spam dan malware masuk ke dalam system.

5.       Memisahkan e-mail pribadi dan professional.

Beberapa Bank yang sudah memanfaatkan aplikasi online juga dapat meningkatkan keamanan nasabah dengan pengamanan berlapis seperti : menggunakan token, PIN online, password kombinasi, dsb. Selama tips-tips ini dilakukan nasabah seharusnya akan mendapatkan pengalaman yang menyenangkan bertransaksi secara online. Informasi ini saya peroleh di sebuah forum Facebook yang sering membahas informasi mengenai digital banking. Bagi yang tertarik bergabung silahkan klik tautan berikut atau search : “Obrolan Digital Banking”. Banyak informasi yang didapat dan positif yang membuat kita terhindar dari upaya jahat para cyber crime.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun