Jika sebelumnya kami hanya mengunjungi daerah-daerah seputar lingkar tambang Newmont Batu Hijau, hari ini kami akan mengunjungi daerah lain yang ada di Kabupaten Sumbawa Barat yaitu Taliwang dan Mantar. Taliwang yang terkenal dengan kuliner khas "Ayam Taliwang" adalah ibukota Kabupaten Sumbawa Barat. Dapat ditempuh dari Batu Hijau dalam waktu kurang lebih 45-60 menit. Kondisi jalan berkelok-kelok karena melewati perbukitan. Namun dalam beberapa menit tiba-tiba kita berada di tepi pantai di Kota Taliwang. Destinasi pertama adalah Pantai yang berada di Desa Kertasari. Dari namanya seperti nama-nama desa di Jawa Barat ya, padahal tidak ada hubungannya, malah penduduk di sini mayoritas pendatang dari Pulau Selayar, Sulawesi Selatan. Di tempat ini merupakan sentra budidaya rumput laut. Setiap penduduk yang mayoritas nelayan sudah banyak yang mengolah rumput laut menjadi produk yang menghasilkan karena sudah ada kepastian rumput laut yang sudah kering pasti akan di beli oleh Koperasi Unit Desa yang sudah ada di Desa Kertasari ini. Dulu sebelum ada KUD para nelayan menjual kepada tengkulak hanya mendapat bayaran Rp7.000,- per kilogram rumput laut kering, sedangkan setelah KUD ada para nelayan mendapat harga yang lebih baik yaitu Rp 9.000,- per kilogram. [caption id="attachment_633" align="aligncenter" width="525" caption="Rumput laut yang sudah dikeringkan dan siap jual"][/caption] Desa Kertasari memiliki pantai yang sangat indah. Namun pantai tersebut belum memiliki nama sehingga orang hanya menyebutnya Pantai Desa Kertasari. Terdapat sebuah pulau kecil tanpa penghuni tepat di depan pantai tersebut. Di bagian kanan juga terdapat pulau batu yang lebih depat ke pantai sehingga bisa dinaiki dan pemandangannya akan terlihat lebih indah saat kita berdiri diatas batu tersebut. [caption id="attachment_636" align="aligncenter" width="407" caption="Pantai Kertasari"]
[/caption] [caption id="attachment_637" align="aligncenter" width="428" caption="Pemandangan Desa Kertasari : Gunung dan Pantai menyatu."]
[/caption] Setelah puas melihat-lihat pantai di Desa Kertasari, kami melanjutkan perjalanan menuju Desa Mantar. Kurang lebih perjalanan ditempuh dalam waktu 1 jam. Kami cukup kaget ketika jalan menuju Mantar cukup terjal dengan medan berbatu dan melewati tanjakan dan tikungan curam. Itulah mengapa kami menggunakan kendaraan dengan penggerak 4 roda. Perlu ekstra hati-hati dalam mengambil jalan yang dilalui, salah sedikit jurang sudah menghadang. Hujan rintik-rintik menambah rasa cemas yang kami rasakan, karena jalanan menjadi licin. Dan akhirnya tiba juga kami di Desa Mantar. Kabut tipis menyambut kedatangan kami. Suasana desa yang hangat mengusir rasa cemas dan dingin yang kami rasakan. Anak-anak dengan ceria bermain-main di lapangan terbuka. Di Desa Mantar pernah dijadikan tempat lokasi syuting film "Serdadu Kumbang" yang mengekploitasi keindahan di daerah ini. Kami sempat mengunjungi "Pohon Cita Cita" yang menjadi ikon dalam film tersebut. Dan dari tempat ini kita bisa melihat keindahan kawasan Taliwang dari atas bukit. Mulai dari pantai, hingga perbukitan dan gunung Rinjani terlihat dengan jelas. [caption id="attachment_638" align="aligncenter" width="446" caption="Perjalanan Menuju Mantar"]
[/caption] [caption id="attachment_639" align="aligncenter" width="430" caption="Tiba di Desa Mantar"]
[/caption] [caption id="attachment_640" align="aligncenter" width="429" caption="Suasana Desa Mantar"]
[/caption] [caption id="attachment_641" align="aligncenter" width="430" caption="View Kawasan Taliwang dari Desa Mantar"]
[/caption]
***
Hari ini adalah hari terakhir kegiatan “Sustainable Mining Boot Camp” di Batu Hijau Sumbawa. Setelah selama 8 hari mengekplorasi kegiatan tambang, situasi di sekitar tambang dan potensi yang bisa dimanfaatkan selain tambang. Kami menemukan hal-hal baru yang selama ini tidak pernah kita ketahui. Satu hal yang bisa dimanfaatkan adalah potensi wisata alam yang selama ini masih belum ditekuni secara serius. Pantai-pantai yang indah banyak kami temukan di Kabupaten Sumbawa Barat ini. Selain itu potensi pertanian juga tidak bisa diabaikan begitu saja. Jika selama ini terbuai oleh hasil tambang dari Batu Hijau mulai saat ini harus mulai memikirkan apa yang harus dilakukan jika deposit tambang sudah habis. Tentu sudah menjadi tanggung jawab perusahaan untuk melakukan reklamasi kembali agar kondisi bisa kembali seperti semula. Namun semua itu tidak akan berjalan sesuai rencana jika tidak didukung oleh pemerintah dan masyarakat. [caption id="attachment_646" align="aligncenter" width="428" caption="Kartu yang selama 8 hari menemani harus dikembalikan :/"]
[/caption] [caption id="attachment_647" align="aligncenter" width="499" caption="Tim Sustainable Boot Camp Batch 3 foto bersama di depan ban raksasa :)"]
[/caption] Pukul 10.00 kami harus segera meninggalkan penginapan menuju Pelabuhan Belete untuk naik super speedboat “Nusa Tenggara” menuju pelabuhan Kayangan, Lombok. Ombak di Laut Alas sangat bersahabat. Berbeda sekali saat kami datang seminggu lalu. Atau mungkin kami sudah terbiasa dengan ombak? Ah mungkin itu cara alam yang indah dengan memperlakukan kami seperti itu. Sebuah perpisahan yang indah. [caption id="attachment_648" align="aligncenter" width="426" caption="Super speedboat "]
[/caption] Sesaat setelah speedboat meninggalkan pelabuhan, saya langsung naik dek agar bisa melihat Pulau Sumbawa. Lambat laut mulai mengecil yang tersisa hanyalah buih-buih ombak yang dihasilkan oleh speedboat ini. Tidak lama nampak didepan bayangan siluet Gunung Rinjani di Pulau Lombok yang dikelilingi awan tebal. [caption id="attachment_649" align="aligncenter" width="429" caption="Selamat tinggal Sumbawa :("]
[/caption] Waktu menunjukkan pukul 13.00. Tepat seminggu lalu, kami berada di tempat yang sama. Laut Alas. Seminggu lalu sepertinya kita memasuki sebuah lorong misterius di laut ini dan sekarang kembali dari lorong tersebut. Sebuah khayalan tingkat tinggi karena terlalu sering menonton film Hollywood :D Tiba di Pelabuhan Kayangan jam 13.30, perjalanan langsung dilanjut setelah sempat makan siang menu khas Ayam Pelecingan di tengah perjalanan. Akhirnya kami tiba di Lombok Garden Hotel pukul 16.30. Setelah makan malam kami mengadakan diskusi dan saling bertukar pikiran dengan pihak Newmont dan teman-teman yang mengikuti bootcamp. Tentang apa yang kami temukan di lapangan, baik di dalam site maupun di kawasan lingkar tambang. Kesimpulan kami adalah Newmont sudah melaksanakan dengan baik apa yang sudah ditentukan oleh pemerintah. Baik dari segi Social Responsibility maupun hal hal lain seperti kepedulian lingkungan, pendidikan, kesehatan dan pemberdayaan masyarakat. Bahkan dalam beberapa hal Newmont lebih memberikan lebih dari yang sudah ditentukan seperti pembuatan reefball, mendukung kegiatan pemanfaatan sampah, dll. Namun ada beberapa saran dan masukan positif agar program lebih baik seperti pengembangan budaya dan nilai-nilai kearifan lokal yang mulai terkikis oleh banyaknya pendatang yang multikultur. Menurut Bapak Arifin, pemilik rumah yang sempat kami tinggali, dulu di daerahnya sangat aman. Kita menyimpan apa saja pasti aman, sekarang menyimpan sandal diluar saja pasti hilang. Demikian salah satu contoh yang diungkapkannya dengan nada prihatin. Banyak pihak yang skeptis terhadap perusahaan tambang yang dinilai sering merusak lingkungan dan ekosistemnya. Memang ada hal-hal negatif yang ditimbulkan, tetapi upaya-upaya untuk mereduksi yang negatif itu terus dilakukan dengan hal-hal positif. Newmont sudah merencanakan apa yang harus dilakukan jika deposit sudah habis. Dalam lima tahun mereka akan melakukan rekondisi kawasan tambang seperti semula, tidak akan ditinggalkan begitu saja dan sebagai jaminan mereka sudah menyimpan deposit sejumlah rupiah yang dipegang oleh pemerintah. Pit akan dijadikan sebuah danau. Dan kawasan lainnya akan dijadikan kawasan hutan. Sebagai contoh bisa dilihat di tambang Newmont Minahasa Raya yang kini sudah menjadi hutan kembali. Jika ada kesempatan saya akan meliput keadaan disana. Terima kasih untuk PT Newmont Nusa Tenggara yang sudah mengundang kami – saya sebagai blogger – untuk mengetahui lebih jauh seluk beluk tentang tambang. Mulai dari proses penggalian hingga menjadi produk konsentrat. Mulai dari townsite hingga meninjau program-program Social Resposibility yang sudah dilaksanakan. Semoga Newmont tetap memegang tegus prinsip menjadi perusahaan tambang yang sesuai dengan visinya : Kita akan menjadi perusahaan tambang yang paling dihargai dan dihormati melalui pencapaian kinerja terdepan dalam industri tambang. Mataram (Lombok) , 20 Mei 2013
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Nature Selengkapnya