Semalam (26 Maret 2015) saya menghadiri event grand launching peresmian masuknya perusahaan Twitter ke Indonesia. Bertempat di sisi kolam renang Hotel Shangri La Jakarta acara berlangsung meriah dihadiri oleh para penggiat dunia social media. Dengan tema #AwalBaru, Twitter berusaha menangkap pasar yang begitu potensial di Indonesia. Saat ini sudah ada kantor perwakilan Twitter yang berkantor di One Pacific Place walau baru hanya 2 (dua) orang yang menjadi karyawannya, yaitu Rick Mulia sebagai Country Manager Twitter Indonesia dan satu lagi yang bertugas di bagian marketing.
Dalam kesempatan tersebut juga hadir salah seorang CEO Twitter, yaitu Rick Castolo. Rick dalam testimoninya memberikan apresiasi kepada para pengguna Twitter di Indonesia. Menurut data, Jakarta merupakan salah satu kota yang paling cerewet. Saking seringnya orang yang melakukan tweet sehingga dianggap menjadi ibu kota dari Twitter dunia. Sering sekali menciptakan Trending Topic seperti #HalaMadrid ketika Real Madrid menjuarai Liga Champions 2015, #GGMU ketika Manchester United menjuarai Liga Champions 2008, #SaveGaza ketika Palestina diserang Israel dan yang terakhir ketika pemilihan presiden Twitter juga berperan menjadi sarana perang opini dan pandangan masyarakat dalam memilih calon presiden. [caption id="" align="aligncenter" width="600" caption="Rick Castolo saat memberikan testimoni"][/caption] Dengan hadirnya perwakilan Twitter di Indonesia, maka diperkirakan mereka akan merambah bisnis online via social media. Mereka mempunyai program PROMOTED TWEET yang bisa hadir dalam timeline seseorang walau tidak mem-follow akun tersebut. Jika selama ini para perusahaan menggunakan jasa buzzer - yaitu seseorang yang mempunyai followers dalam jumlah banyak - untuk mempromosikan produknya, mungkin dengan adanya program di atas akan beralih dan memanfaatkan promoted tweet karena dianggap lebih efisien, tepat sasaran dan terukur karena bisa menyasar konsumen yang sesuai dengan keinginan klien. Jika ini terjadi mungkin akan menjadi era akhir bagi para buzzer. Penghasilan buzzer yang memiliki followers jutaan tentu akan berkurang drastis. Jika selama ini mereka mendapat penghasilan sekitar Rp 1 - 4 juta per tweet tentu akan berkurang begitu signifikan. Termasuk akun-akun yang memiliki followers lebih sedikit juga akan terkena imbasnya. Namun tentu tidak akan berlangsung secara drastis, tetapi sebaiknya para buzzer yang menggantungkan penghasilannya dari bisnis ini tentu harus segera mencari alternatif lain yang lebih menjanjikan. Bisa juga dengan memperkuat brand image di dunia blogging. Namun bagi para buzzer yang mendapat penghasilan dari bisnis ini hanya sebagai sampingan tidak ada masalah. Jadi, apakah #AwalBaru Twitter Indonesia ini adalah akhir dari era buzzer? Kita lihat saja nanti.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H