Sejak hadirnya bayi tabung di Indonesia pada tahun 1987, jumlah peserta program bayi tabung masih sedikit dan jauh lebih kecil dibandingkan negara-negara Asia lainnya. Yang meresahkan adalah pasangan-pasangan yang mengalami gangguan kesuburan dan memilih program bayi tabung, justru menyambangi negara-negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia untuk dapat memiliki buah hati. Hal tersebut menimbulkan pertanyaan apakah hal tersebut dikarenakan ketidaktahuan masyarakat bahwa Indonesia memiliki sejumlah klinik bayi tabung di Indonesia. “Di Indonesia sudah terdapat 20 klinik fertilitas dan bayi tabung dibawah naungan PERFITRI (Perkumpulan Fertilisasi In Vitro Indonesia), yaitu asosiasi para dokter yang memberikan pelayanan dan memiliki minat dalam bidang In Vitro Fertilization (IVF) atau bayi tabung,” ujar Prof. dr. Soegiharto Soebijanto, Sp.OG(K), ketua PERFITRI. “Klinik-klinik tersebut didukung oleh dokter-dokter yang profesional dan fasilitas terdepan. Pelayanan yang diberikan mulai dari konsultasi awal, layanan terpadu, sampai dengan konsultasi biaya,” tambah Prof. Soegiharto. Dirinya juga menjelaskan, bahwa PERFITRI sedang mengadakan kongres pertama Perkumpulan Bayi Tabung Indonesia pada tanggal 13-15 Februari 2012 di Jakarta. Keberhasilan program bayi tabung dipengaruhi oleh beberapa hal, salah satu penentu keberhasilan yang sangat krusial adalah usia. “Lebih awal pasangan suami istri melakukan proses bayi tabung maka akan lebih besar keberhasilannya,” jelas Dr. Budi Wiweko Sp.OG (K), Sekretaris Jenderal PERFITRI. Merck Serono, salah satu divisi dari PT Merck Tbk, bekerja sama dengan PERFITRI membangun komitmen bersama mengedukasi masyarakat Indonesia mengenai infertilitas. Untuk itu, Merck Serono memberikan sebuah situs
Penyerahan website www.MauPunyaAnak.com dari Merck kepada PERFITRI www.MauPunyaAnak.com kepada PERFITRI sehingga informasi mengenai infertilitas dan bayi tabung dapat dengan mudah di akses. “Merck Serono, sebagai pemimpin di bidang pengobatan infertilitas, akan terus melanjutkan komitmen kami membantu pasangan infertil di Indonesia,” jelas Evie Yulin, Direktur Merck Serono. Fakta Tentang Infertilitas
- Infertil atau tidak subur adalah ketidakmampuan untuk menjadi hamil dalam satu tahun setelah secara teratur menjalani hubungan intim tanpa kontrasepsi (Definitions of Fertility & Recurrent Pregnancy Loss. Fertil Steril 2008)
- Fertilitas atau kesuburan akan menurun sejalan dengan usia. Untuk wanita sehat, peluang untuk hamil adalah 20% di usia 30 dan hanya 5% di usia 40 (Age and Fertility. A Guide for Patients. ASRM 2003)
- Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) 2011, dari total 237 juta penduduk Indonesia, terdapat +/- 39,8 juta wanita usia subur, namun 10-15% diantaranya dinyatakan tidak subur atau infertil (Dr. Budi Wiweko Sp.OG (K) pada makalah World Human Reproduction Congress, 2011)
- 40% dari 212 wanita enggan atau takut menemui dokter kandungan (Obsgyn) untuk menanyakan atau konsultasi tentang kesuburan (Dr. Budi Wiweko Sp.OG (K) pada makalah World Human Reproduction Congress, 2011)
Tentang PERFITRI PERFITRI adalah perkumpulan seminat, yang menghimpun para dokter yang memberikan pelayanan dan memiliki minat dalam bidang In Vitro Fertilization (IVF) di Indonesia. Organisasi ini didirikan pada tanggal 13 Maret 2009 di Jakarta. Sebagai organisasi nasional, PERFITRI memiliki visi meningkatkan akses, kenyamanan dan kepercayaan pasien dalam menerima pelayanan IVF di Indonesia. Adapun misi dari PERFITRI adalah menyusun standar dan panduan pelayanan IVF di Indonesia, memperbaiki sistem rujukan pelayanan infertilitas di Indonesia, serta mengembangkan pelayanan IVF dengan biaya yang terjangkau. PERFITRI telah memiliki anggota yang sudah tergolong banyak, yaitu empat belas unit dan seratus lima anggota perorangan yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H