Ki Hadjar Dewantara, Bapak Pendidikan Indonesia, menekankan pentingnya pendidikan budi pekerti dalam membentuk generasi muda yang berkarakter mulia. Menurut beliau, pendidikan budi pekerti bukan sekedar transfer ilmu pengetahuan, tetapi juga pengembangan nilai-nilai luhur dalam diri peserta didik.
Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 87 Tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan Karakter (PPK)Â merupakan regulasi penting dalam upaya membangun karakter bangsa Indonesia. Tujuan utama PPK adalah untuk: Memperkuat ketahanan karakter bangsa, Mewujudkan bangsa yang bermartabat, Meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan Membangun masyarakat yang berkarakter. Dalam rangka mencapai tujuan PPK, ditetapkan 5 nilai utama pendidikan karakter, yaitu Religius, Nasionalisme, Integritas, Kemandirian dan Gotong Royong.
Berdasarkan konsep Ki Hadjar Dewantara dan nilai-nilai luhur bangsa Indonesia, berikut 5 nilai utama pendidikan budi pekerti/karakter yang perlu ditanamkan di lingkungan sekolah, beserta strategi penerapannya:
A. Religius
Nilai: Memiliki keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan mengamalkan ajaran agama dengan penuh kesadaran.
Contoh beberapa strategi penerapan di sekolah:
- Menyelenggarakan kegiatan keagamaan sesuai dengan keyakinan masing-masing peserta didik.
- Mengintegrasikan nilai-nilai agama dalam pembelajaran dan pembiasaan di sekolah.
- Memberikan teladan dan pembinaan moral yang baik dari guru dan staf sekolah.
- Mendukung kegiatan ekstrakurikuler keagamaan yang positif.
B. Nasionalisme
Nilai: Memiliki rasa cinta tanah air, bangga menjadi bangsa Indonesia, dan bersedia berkorban untuk negara.
Contoh beberapa strategi penerapan di sekolah:
- Menyelenggarakan upacara bendera dan pengibaran bendera Merah Putih secara rutin.
- Mengajarkan sejarah bangsa dan pahlawan nasional kepada peserta didik.
- Menanamkan rasa cinta tanah air melalui berbagai kegiatan, seperti menyanyikan lagu kebangsaan, mempelajari budaya lokal, dan mengikuti kegiatan pengabdian masyarakat.
- Mengadakan lomba dan pameran dengan tema nasionalisme.
Â
C. Integritas: