Mohon tunggu...
Harpalasi Pratiwi
Harpalasi Pratiwi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi MKPS Keamanan_Saeful Mujab

Public Relations

Selanjutnya

Tutup

Nature

Isu Keamanan Lingkungan Terkait Melimpahnya Jumlah Kendaraan Bermotor

17 Juni 2022   14:00 Diperbarui: 22 Juni 2022   14:12 267
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

PENDAHULUAN

Dewasa ini, perbandingan antara jumlah sepeda motor dan penduduk di Indonesia diperkirakan mencapai 1:8. Seterusnya, dari tahun ke tahun, kondisi tersebut semakin meningkat. Akibatnya, ruas jalan di Indonesia semakin padat. Bukan hanya di kota-kota besar, bahkan sampai ke pelosok daerah (Ismiyati, 2014). Pertumbuhan kendaraan bermotor di Indonesia yang sangat meningkat pesat tentu saja memicu terjadinya peningkatan polusi dan emisi. Hal ini dapat terlihat dari pertumbuhan kendaraan bermotor yang mengeluarkan emisi dan mencemarkan udara di sekitar kita. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis ingin menuliskan artikel yang menganalisis bagaimana pengaruh jumlah pengguna kendaraan terhadap isu keamanan lingkungan. Alasan penulis mengambil tema ini adalah karena adanya isu keamanan lingkungan yang sudah mengkhawatirkan dan sudah mengancam keadaan kesehatan masyarakat sekitar.

Metode penulisan yang digunakan dalam artikel ini adalah metode penelitian kepustakaan. Studi pustaka merupakan metode pengumpulan data yang diarahkan kepada pencarian data dan informasi melalui dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, foto-foto, gambar, maupun dokumen elektronik yang dapat mendukung dalam proses penulisan.

PEMBAHASAN

Polutan yang dihasilkan dari kendaraan bermotor salah satunya adalah karbon monoksida. Karbon monoksida (CO) adalah suatu gas yang tidak bewarna, tidak berbau dan tidak berasa dengan jumlah sedikit di udara sekitar 0.1 ppm yang berada di lapisan atmosfer, oleh karena itu lingkungan yang tercemar oleh gas karbon monoksida (CO) tidak dapat dilihat oleh mata. Gas CO diproduksi oleh proses pembakaran yang tidak sempurna dari bahan–bahan yang mengandung karbon. Gas CO sebagian besar berasal dari pembakaran bahan bakar fosil dengan udara, berupa gas buangan. Semakin banyak jumlah kendaraan bermotor maka akan semakin besar pula kadar CO, SO2, dan NO di udara (Wirosoedarmo, 2020).

Dampak jangka panjang dari banyaknya kadar CO adalah adanya pemanasan global. Gas karbon monoksida juga merupakan gas yang mudah terikat dengan pigmen-pigmen darah yaitu hemoglobin sehingga berpotensi bersifat racun bagi tubuh manusia. CO juga diketahui dapat mempengaruhi kerja jantung, sistem syaraf pusat dan mempengaruhi saluran pernafasan serta menimbulkan kejang berlanjut yang dapat menyebabkan kekurangan oksigen yang dapat berujung pada kematian. Dampak yang ditimbulkan dari gas CO ini tentu dapat membahayakan bagi kesehatan (Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara).

DAMPAK KENDARAAN BERMOTOR TERHADAP PENCEMARAN UDARA

Banyaknya kendaraan bermotor mengakibatkan terjadinya pencemaran udara yang dihasilkan oleh sisa buangan bahan bakar kendaraan bermotor tersebut. Tingginya pencemaran udara dapat meningkatkan suhu lingkungan dan perubahan iklim. Badan Pusat Statistik menyebutkan suhu udara tertinggi pada tahun 2021 mencapai 40o C dari tahun sebelumnya yaitu 35o C. Pencemaran udara pada suatu tingkat tertentu dapat merupakan campuran dari satu atau lebih bahan pencemar, baik berupa padatan, cairan atau gas yang masuk atau dimasukkan sehingga terdispersi ke udara dan kemudian menyebar ke lingkungan sekitarnya.

KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa jumlah pengguna kendaraan bermotor berpengaruh besar terhadap isu keamanan lingkungan di Indonesia. Akan terjadi banyak pencemaran udara dan terancamnya kesehatan individu akan adanya pencemaran udara tersebut.

Solusi untuk mengatasi polusi udara kota, terutama ditujukan pada pembenahan sektor transportasi dengan tanpa mengabaikan sektor-sektor lain, maka, tidak ada kata lain kecuali harus mau belajar dari kota-kota besar lain di dunia yang telah berhasil menurunkan polusi udara dan angka kesakitan serta kematian yang diakibatkan karenanya. Di antaranya, dengan pembatasan izin bagi angkutan umum kecil, dengan memperbanyak kendaraan angkutan massal seperti bus dan kereta api, dapat diperbanyak. Kemudian, kontrol terhadap jumlah kendaraan pribadi juga dapat dilakukan seiring dengan perbaikan pada sejumlah angkutan umum.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun