Mohon tunggu...
Eva Harniza
Eva Harniza Mohon Tunggu... Pelajar -

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Hati Tersimpan luka

2 Juni 2016   11:20 Diperbarui: 2 Juni 2016   12:59 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Ku terdiam dan terpaku dalam sebuah lamunan luka terdalam,luka yang tak bisa terlihat oleh pandangan mata dan,kesedihan yang tidak bisa diungkapkan oleh kata-kata,

Tak lama ku terdiam dari lamunanku,tiba indri datang menghampiriku sehingga membuatku terbangun dalam lamunan ini,

“hay fan,, kok dari tadi gue perhatiin lo ngelamun terus ,,apa siehh yang lo pikirin?hemmm yaudahlah gak usah dipikirin lagi mending kita happy-happy aja yuk,,kita jalan-jalan kek,, atau kemana gitu, yuk,,yuk,,

Aku merasa tidak semangat,,indri menarik tanganku dan membuat aku bangkit dari dudukku,,

“hemmm,,iya iya,,yaudah lo mau kemana ? gue temenin suka hati lo deaahh mau kemana,yang penting lo jangan Tanya gue ya,,karena gue memang lagi gak modd banget nih’’,,,

“oke deah ayukklah,,jangan males-malesan gtu dong!!!

 “iya iya,,,,”

Indri adalah temen satu kerjaan aku,yaaa,,, aku sama dia deket sih deket, tapi masih belum masuk dalam kategori sahabat,untuk sementara ini aku masih belum bisa move on semenjak pisah dari maula,maula adalah salah satu orag bisa membuka hati aku dari kebodohan cinta semenjak dari awal aku mengenal cinta,,,bisa dibilang sieehh dari cinta pertama gue,beberapa upaya yang aku lakukan supaya aku bisa lupa lelaki yang udah jahat ke gue,,yang udah membuat hati gue retak tapi aku berusaha membentuk hati yang baru,sehingga aku bertemu dengan maulana,awal pacaran memang keindahan yang aku dapatkan,apa aku begitu polos belum tahu banyak tentang karakter dan tipe cowok yang baik seperti apa,maulana adalah cowok yang baik dan sopan,sehingga aku bisa mencintai dia dan lupa dengan cinta pertama aku,,,setelah enam bulan aku ngejalanin hubungan dengan maulana aku udah ngerasa maulana tidak peduli dengan aku,dan dia juga sangat jarang menghubungi aku,,aku merasa sangat terpukul,,mengapa aku harus merasakan hal ini lagi bahkan lebih sakit dari yang udah pernah aku rasain,,,

Udah hampir tiga bulan maulan tidak ada kabar tapi aku masih sangat mengharapkan dia dan berharap suatu saat ia datang menemui aku dan memberikan kebahagiaan,,

Pukul 18.00 aku dan indri sudah pulang ke mes tempat aku kerja,,,keceriaanku hilang,senyum bibir melebarpun sudah jarang kulontarkan ke temen-temenku,semua orang udah ngerasa aku berbeda,,,tak lama aku berbaring ditempat tidur suara adzan magrib pun terdengar,,tanpa berfikir lama langsung ku bangkitkan tubuh ini dan bergegas kekamar mandi untuk berwudhuk dan sholat,,disaat-saat seperti ini aku sangat ingin mendekatkan diri kepada sang khaliq,,,,kupanjatkan doa dan isi hatiku apa yang aku rasakan,,rasanya lega setelah sholat,,tapi kenapa ya kadang-kadang aku males banget sholat,dasar memang manusia tak berguna,ku ucapkan sambil membereskan merapikan mukena dan sajadah,,lagi-lagi indri datang

“eiiiii ngomong sama siapa lu??? Dasar lama-lama lu dah gak waras lagi(sambil tertawa dan menjulurkan lidah keluar) uweeeeee!!!!

 “mau tau aja lu ya,,ya suka-suka gue dong mau ngomong sendiri mau ama setan memang masalah buat lu,,,hehehhe dasar lu ya,kepo banget sieeh lo ma gue,,

“nah gitu dong senyumkan enak gue liat muka lo yang bullet kayak bakpow itu,,

 “dasar lo ya selalu ngatain gue,,,yaudah sana,,sana lu jangan deket-deket gue,,,(sambil melempar bantal ngusir indri,

Tiba-tiba hand phone ku berdering,,,segera kulirik sepertinya itu nomer baru,,siapa ya ??bertanya dalam hati penuh dengan keheranan

“hallo siapa ya ini?

“hallo fan ini maulana”

Jantungku berdetak kencang aku sangat mengenal suara ini,,,suara yang sangat aku rindu

Aku sejenak terdiam dan lidah kaku seakan-akan tidak bisa mengucapkan sepatah katapun,,

“hallo fan ,,,fan,,fannya ini maulana,,gimana kabarnya fan? Sehat-sehat ajakan,,maafkan aku fan,aku baru bisa menghubungi kamu,,

Aku masih terdiam

“kenapa fanya diam aja,aku gak bisa ngomong lama-lama fan,,ini aja handphone temen aku pinjam supaya bisa ngehubungi kamu fan,,

“ia  maula,kamu kemana aja?kenapa kamu baru ngehubungi aku?

“maafin aku fan,aku telefon kamu ada yang ingin abang sampaikan fan,

 “apa  kamu bilang aja,

“maafin aku fan,, aku gak bisa ngelanjutin  hubungan kita,karena mama aku udah ngejodohin aku dengan anak temen mama,

Aku bener-bener syokkk banget ngedenger ucapan dari  maula,aku hanya bisa diam dan tidak bisa berkata lagi

“aku masih mencintai kamu fan,,

Sambil menangis,,

“terus kalau memang kamu masih cinta sama aku,kenapa kamu tidak memperjuangkan cinta kita,,dan kamu pasrah gitu aja terima perjodohan ini,,dimana janji kamu dulu sama  aku,,

“aku minta maaf fan

  “gak ada gunanya lagi kamu minta maaf bang,,aku udah terlalu sakit seperti ini kau buat,,

Tutt….tutt..

Langsung aku sudahi pembicaraan yang menyakitkan ini,,aku menangis seakan-akan aku ingin menjerit kepada dunia agar mereka tahu apa yang sedang aku alami,,,kamu orang yang aku anggap baik,sopan,dan mencintai aku,tapi juga mempermainkan hati aku,,

 Hari demi hari telah terlewati,sedikit demi sedikit menghapus kenangan bersamanya,,menghapus impian bersamanya,dan pada akhirnya aku sudah mulai bisa melupakannya,,meskipun tidak sepenuhnya bisa,tapi hati udah mulai membaik,,,keceriaan sudah mulai terlihat tapi suasana hati masih perih jika diingat-ingat kejadian itu,penyesalanku datang pertemuanku dengan maulana sangat aku sesali tapi aku tak berdaya,, untuk sedikit menghibur hatiku aku menganggap ini semua sudah ditakdirkan kepadaku,takdir yang membawaku dalam kehancuran tapi aku sangat yakin bahwa dibalik peristiwa ini ada sejuta kebaikan yang telah dipersiapkan untukku,sekarang aku baru sadar siapa seorang maulana yang aku kenal dengan segala kebaikannya,ternyata semua keburukannya tertutup baik-baik,dengan segala sekenario yang dimainkan olehnya,dan membuatku bermain sesuai dengan sekenario yang telah dibuatnya,aku terjerumus kedalam kegelapan masa depanku,aku selalu menyalahkan diriku sendiri disetiap penyesalan itu datang,,,,

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun