Mohon tunggu...
Siti Suharni
Siti Suharni Mohon Tunggu... Editor lepas - Suka menulis

ibu rumah tangga yang suka baca dan film India

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Terpilih Ikut Workshop SIBI karena Menulis Cerita Lebah

8 Juni 2024   20:34 Diperbarui: 8 Juni 2024   20:57 304
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Workshop Penulisan Buku Nonteks SIBI 2024 diikuti 100 penulis. (Sumber gambar: Munasya.com)

Pemerintah saat ini sedang gencar membuat dan menyebarkan buku-buku untuk menumbuhkan semangat membaca dan literasi di kalangan masyarakat. Semangat itu pula yang membuat pemerintah mengembangkan suatu program, yaitu sistem informasi perbukuan Indonesia atau disingkat SIBI.

SIBI itu sendiri merupakan ekosistem digital yang menjadi wadah bagi para pelaku perbukuan, seperti penulis, penyunting, penelaah, ilustrator, dan lain-lain serta menjadi pusat informasi dan komunikasi dua arah terkait kegiatan perbukuan nasional.
Salah satu upaya yang dilakukan SIBI untuk mewujudkan buku bermutu adalah dengan melakukan pembinaan pelaku perbukuan terkait dengan kompetensi dan manajemen perbukuan. Selain itu, SIBI juga memantau kegiatan penilaian buku-buku terbaru dan terkurasi secara akurat. Informasi mengenai pantauan tersebut dapat digunakan untuk pengadaan buku dalam ruang lingkup dana BOS danlain-lain.

Buku bermutu dimulai dari naskah berkualitas

Sudah beberapa tahun ini SIBI Kemendikbudristek gencar sekali mencari naskah-naskah buku berkualitas yang ingin diterbitkan. Salah satu langkah SIBI terkait hal tersebut adalah dengan menyelenggarakan event, yaitu Kurasi dan Workshop SIBI Penulisan Buku Nonteks 2024. Tujuannya adalah mengembangkan keterampilan para penulis dan memperkaya literatur anak-anak Indonesia dengan buku-buku bermutu.

Acara ini sudah dua tahun digelar dan karya-karya para penulis yang lulus seleksi dapat diakses gratis di laman buku.kemdikbud.go.id. Hal ini tentu saja membuat semangat baru bagi para penulis, baik yang sudah malang melintang di dunia kepenulisan maupun para penulis baru. Respon para pelaku perbukuan, terutama para penulis dan ilustrator sangat antusias. Apalagi berbagai akomodasi dan transportasi ditanggung panitia, termasuk mendapat uang saku.  

Salah satu penulis beruntung yang terpilih pada Workshop SIBI Penulisan Buku Nonteks 2024 adalah Munasyaroh Fadhilati yang berasal dari Lamongan dan merupakan salah seorang Kompasianer Jawa Timur Cak kaji.

Munasyarah membagikan pengalamannya pada Kompasianer Jatim Cak Kaji (Sumber gambar: Ismi)
Munasyarah membagikan pengalamannya pada Kompasianer Jatim Cak Kaji (Sumber gambar: Ismi)

Melalui lebah Munasyarah mengajak anak sadar literasi finansial


Pada hari Senin, 3 Juni 2024, kompasianer Cak Kaji menebarkan semangat dan motivasi mengenai literasi dan kepenulisan dengan mengadakan sharing pengalaman yang bertujuan untuk memberikan pengetahuan sekaligus penyemangat bagi para penulis-penulis sekaligus blogger di komunitas Cak Kaji yang mungkin ingin mengikuti jejaknya.

Keberhasilan Mbak Muna mengikuti workshop kepenulisan tersebut memang melalui proses yang cukup ketat. Dari 800-an naskah yang masuk, hanya dipilih sekitar 100 peserta saja yang bisa diundang ke Jakarta dan selama beberapa hari menginap di sana untuk mendapatkan pelatihan khusus. Dari Lamongan ada dua orang penulis yang terpilih, termasuk Mbak Muna. Acara workshop berlangsung dari tanggal 13-16 Mei 2024 di Hotel Mercure Ancol, Jakarta.

Akomodasi dan transportasi disediakan panitia untuk memudahkan peserta dalam workshop (Sumber gambar: Munasya.com)
Akomodasi dan transportasi disediakan panitia untuk memudahkan peserta dalam workshop (Sumber gambar: Munasya.com)

Kategori buku yang terpiih mencakup cerita bergambar, nonfiksi naratif, komik, novel, dan kumpulan puisi. Masing-masing kategori itu sendiri terbagi menjadi beberapa jenjangberdasarkan usia pembaca, yaitu A, B1, B2, B3, C, dan D. Adapun tema khusus pada tahun ini dititiktekankan pada literasi digital, literasi finansial, antiperundunganan serta dutrisi dan kebugaran. Hanya penulis untuk kategori puisi yang diberi kebebasan untuk memilih tema sesuai keinginan penulisnya.

Mbak Muna menceritakan lika-liku tersebut di hadapan belasan blogger Cak Kaji yang mengambil tempat di foodcourt pusat perbelanjaan Tunjungan Plaza Surabaya. Suasana yang adem dan dikelilingi oleh booth aneka penganan membuat acara semakin gayeng. Para blogger silih berganti bertanya hal-hal terkait pengalaman yang cukup membanggakan tersebut.

Sharing yang seru dan penuh ilmu (Sumber gambar: Ismi)
Sharing yang seru dan penuh ilmu (Sumber gambar: Ismi)

Naskah Mbak Muna yang terpilih untuk mengikuti workshop SIBI tersebut mengambil tema literasi finansial, yaitu belajar menabung dari lebah. Mbak Muna mengatakan bahwa tema tersebut mungkin sangat menarik perhatian para kurator karena berbeda dari naskah-naskah lain yang masuk. Akan tetapi, ketika naskah itu dipresentasikan di hadapan para juri, masih ada beberapa tim penilai yang masih belum sepakat dan setuju bahwa tema yang diambil khususnya tentang lebah itu sudah tepat.

Naskah tersebut selanjutnya diperbaiki dan diberikan beberapa masukan agar layak untuk bisa diterbitkan. Munasyaroh sendiri merasa agak kerepotan karena memang sangat banyak syarat agar suatu buku itu layak diterbitkan oleh SIBI. Naskah tersebut diberikan waktu seminggu untuk diperbaiki dan dilengkapi. Namun karena sudah cukup lama berkecimpung di dunia kepenulisan dan buku, termasuk aktif di forum Taman Baca Masyarakat (TBM), Munasyaroh mampu menjawab tantangan tersebut. Materi yang didapat tentu sangat penting dan bermanfaat dalam penyusunan buku tersebut, seperti standar mutu, proses, dan kaidah penerbitan buku di Pusat Perbukuan Kemendikbud, pedoman perjenjangan buku, kesetaraan gender, disabilitas, dan inklusi sosial dalam buku nonteks.

dokpri
dokpri

Kami yang mengikuti acara sharing bersama Mbak Muna, khususnya saya, merasa sangat tertarik dan antusias. Apalagi ketika Mbak Muna menceritakan pertemuannya dengan para penulis yang telah populer di dunia perbukuan nasional di mana mereka menjadi mentornya, seperti Sinta Yudisia dan Maya Lestari GF. Ada pula Pradika Bestari, Nurhadi, Yuniar Khairani, AanMansyur, Oka Rusmini, Ary Nilandari, Tasaro GK, Dian Kristiani, dan lain-lain.

Para mentor tersebut memberikan berbagai informasi, pencerahan, dan materi yang mendalam dan hal itu tentu berguna bagi penulis untuk mengembangkan kemampuannya dan menghasilkan tulisan atau naskah berkualitas. Mbak Muna menceritakan bahwa para mentor mendampingi proses selama berada di karantina tersebut dan selalu bisa ditanya atau dimintakan pendapatnya mengenai naskah yang tengah dibuat.

Ajang latihan dan memperluas jaringan

Dalam dunia kepenulisan, upaya meningkatan kemampuan semacam workshop ini memang sangat menarik dan bermanfaat. Tidak hanya penulis buku, para bloger atau mereka yang bergerak di bidang literasi membutuhkan up-grade kemampuan agar menghasilkan penulis-penulis yang mumpuni.

Satu hal yang patut dicatat adalah bahwa tulisan yang dihasilkan harus memiliki konten yang unik, tetapi tetap mengikuti kaidah-kaidah kepenulisan sehingga siapa pun yang membaca dapat mengambil manfaat seluas-luasnya tanpa diiringi dengan kebingungan.
Jadi siapa bilang dunia literasi di negeri ini tidak membutuhkan penulis yang berkualitas? Naskah yang berkualitas dimulai dari penulis dan ekosistem perbukuan yang juga berkualitas. Inilah yang harus terus kita gerakkan dan dukung bersama.  

Mendapat banyak ilmu dan jaringan baru saat mengikuti Workshop SIBI (Sumber gambar: Munasya.com)
Mendapat banyak ilmu dan jaringan baru saat mengikuti Workshop SIBI (Sumber gambar: Munasya.com)

Sharing pengalaman dari Mbak Muna setidaknya membuka wawasan bahwa dunia buku akan memberikan pengaruh signifikan jika digarap dengan  penuh kesungguhan. Pengembangan skill akan memberikan pengaruh yang cukup positif untuk memperbaiki kualitas kepenulisan. Bukan suatu yang mustahil jika suatu saat penulis-penulis ini mampu membuat buku-buku yang berdaya saing internasional. Semoga.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun