Mohon tunggu...
Siti Suharni
Siti Suharni Mohon Tunggu... Editor lepas - Suka menulis

ibu rumah tangga yang suka baca dan film India

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Everyday is Winning Experience: Merdeka Belajar ala Pak Anam

31 Mei 2023   22:43 Diperbarui: 31 Mei 2023   22:48 383
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Para siswa belajar gamelanSumber Foto: SMPN 1 Lamongan

"Kenapa enggak memanfaatkan lahan pantai yang begitu panjang untuk menggembleng anak-anak lari?" demikian instruksinya kepada guru olahraga ketika seorang Khoirul Anam mengajar dan memimpin di SMPN Brondong, sebuah tempat di daerah pesisir tepatnya sekitar Paciran, Lamongan.

.Melalui berbagai pengalaman ditugaskan, baik sebagai guru maupun kepala sekolah, Drs. Khoirul Anam, M.Pd. yang merupakan putra asli dari bumi Joko Tingkir ini berusaha untuk memetakan segenap minat dan bakat yang bisa digarap untuk memaksimalkan potensi siswa mereka. Contoh di atas mengungkapkan bahwa kondisi wilayah pantura turut membentuk anak-anak yang kuat secara fisik dan Anam menyadari hal ini adalah potensi besar untuk mencapai prestasi nonakademis, misalnya olahraga.

Khusus untuk cabang olahraga atletik seperti lari, Anam meminta guru terkait agar dapat memanfaatkan potensi daerah untuk memperoleh hasil maksimal. Tak sia-sia, sekolah yang dipimpinnya mencetak atlet lari yang kemudian berjaya di perlombaan tingkat kabupaten, suatu hal yang tadinya hanya merupakan angan-angan belaka.

Anam menimba pengalaman berharga tentang profesionalitas sebagai guru dan juga kepemimpinan, membangun pijakan penting sebagai kepala sekolah yang mesti 'berdamai' dengan kondisi masyarakat pesisir yang cenderung berwatak keras --mungkin akibat tempaan aktivitas di laut-- di mana sebagian orangtua siswanya merupakan kalangan menengah ke bawah secara ekonomi.

Konsep Merdeka Belajar Ala Pak Anam

"Bukankah begitu konsep Merdeka Belajar? Mana mungkin mengajari gajah berenang atau ikan memanjat pohon!" Mindset ini telah tertanam pada diri Pak Anam, demikian sapaan akrab untuknya, ketika ia kemudian menerima amanah sebagai kepala sekolah di SMPN 1 Lamongan. Mindset tersebut berupaya ia wujudkan dengan mengoptimalkan potensi dan bakat siswa sebagai prioritas agar anak berkembang dengan energi positif dan kreativitas. 

Pak Anam berusaha keras mewujudkan pilar-pilar pembelajaran UNESCO yang mengajarkan anak agar mau terus belajar: learning how to do, how to learn, how to be oneself, dan how to live together. 

Menurutnya, Merdeka Belajar yang diejawantahkan dalam Kurikulum Merdeka sebenarnya ide Ki Hajar Dewantara yang juga sesuai dengan ajaran Rasulullah saw, sosok yang menjadi acuannya sebagai seorang muslim. Di sekolah ini, Anam menerapkan pilar-pilar tersebut, termasuk dalam hal religiusitas dan toleransi antarwarga sekolahnya.

Berbagai prestasi dan penghargaan diraihSumber Foto: SMPN 1 Lamongan
Berbagai prestasi dan penghargaan diraihSumber Foto: SMPN 1 Lamongan

Menjadi yang Terbaik atau Menjadi yang Berbeda?

Saking lengkapnya, rasanya tidak tahu harus memulai dari mana ketika membicarakan salah satu tokoh yang sangat inspiratif dalam dunia pendidikan dari Lamongan ini. 

Apakah ia sebagai seorang guru, seorang penulis, seorang qari (pelantun ayat-ayat Al-Qur'an), seorang kepala sekolah, atau seorang seniman. Berbagai kemampuan rasanya komplet dimiliki oleh Pak Anam sebagai sosok pendidik dan hal tersebut mendukung profesi yang ditekuninya sekaligus mengantarkannya ke berbagai prestasi dalam kariernya.

Beragam prestasi yang tidak saja bertaraf lokal, tetapi sudah merambah tingkat nasional merupakan salah satu yang mengangkat dirinya menjadi inspirasi bagi dunia pendidikan di daerah yang dikenal dengan kuliner soto dan pecel lele ini. Tidak banyak sosok yang bisa menyamai pencapaiannya hingga saat ia memasuki purna tugas di tahun 2023 ini. Banyak standar penerapan praktik baik (best practices) di sekolah yang dipelopori oleh ide dan inovasinya ditiru atau diikuti oleh sekolah-sekolah lain, bahkan mulai dari tingkat SD hingga SMA.

Perubahan Pola Pengajaran

Ketika awal memimpin sekolah yang letaknya di tengah kota kabupaten, Pak Anam dan timnya merancang suatu kurikulum yang terintegrasi sedemikian rupa, mulai dari belajar, bermain, makan, dan beribadah serta ekstrakurikuler yang dilakukan dalam satu hari. 

Pola ini dirasa cukup efektif bagi anak-anak yang berasal dari keluarga yang orangtuanya bekerja kantoran, berbeda dengan siswa dari Brondong yang terletak di pesisir laut. Analisis karakteristik keluarga dan anak telah dilakukan sebelumnya, terutama terkait pekerjaan orangtua yang memungkinkan diterapkannya pola Program Full Day School (FDS).

Program ini memang dilatarbelakangi oleh semakin meningkatnya jumlah orangtua yang berkarier. Hal tersebut menjadikan waktu kebersamaan anak-anak dengan orangtua di rumah menjadi terbatas dan kurang mendapat kontrol. Belum lagi pengaruh globalisasi dan perkembangan teknologi yang begitu pesat sehingga anak-anak perlu mendapat pendampingan maksimal agar tidak menjadi korban.

PPK, literasi, dan Kurikulum merupakan kebijakan yang harus diintegrasikan secara terpadu. Hal ini disadari oleh Khoirul Anam bahwa hakikat pendidikan karakter secara terpadu di dalam pembelajaran adalah pengenalan nilai-nilai dan internalisasi nilai-nilai ke dalam tingkah laku peserta didik sehari-hari melalui proses pembelajaran, baik yang berlangsung di dalam maupun di luar kelas pada semua mata pelajaran.

Siswa belajar dengan cara menyenangkanSumber Foto: SMPN 1 Lamongan
Siswa belajar dengan cara menyenangkanSumber Foto: SMPN 1 Lamongan
Pembelajaran dengan berbagai model dan metode akan selalu dihubungkan dengan pendekatan kearifan lokal. Jika dahulu PPK diimplementasikan oleh guru, maka saat ini guru memiliki peran sebagai tutor, fasilitator, katalisator, pelindung, dan penghubung sumber-sumber belajar yang sudah terintegrasi pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan mengimplementasikan Kurikulum dengan menggunakan empat model pembelajaran yang direkomendasikan, antara lain discovery learning, inquiry learning, problem base learning, dan project base learning dengan menggunakan metode yang bervariasi.

Tips dan Trik serta Praktik Baik yang Diterapkan Pak Anam

Kini SMPN 1 Lamongan sudah mulai Semarakkan Kurikulum Merdeka dengan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila. Tentu saja hal ini berat dilakukan jika tanpa dukungan. Sejak awal ketika diserahi tugas memimpin, Pak Anam selalu merancang beberapa strategi, di antaranya:
- Membuat tim yang solid dengan merangkul seluruh stake holder. Karakternya yang luwes membuat Pak Anam mampu melakukan hal ini dengan baik.
- Melihat potensi dan bakat anak dengan mengerahkan segenap kemampuan guru, baik intrakurikuler maupun ekstrakurikuler.
- Memberikan ruang yang luas bagi anak untuk berekspresi dengan membuat sebuah ruangan khusus sebagai galeri karya siswa yang dikelola dengan apik. Talenta anak pun diwadahi oleh berbagai kegiatan ekstrakurikuler yang dikelola secara serius dan profesional. Sedikitnya ada 27 ekskul di SMPN 1, yaitu:
 
1.Pramuka
2.Paskibra
3.OSN matematika
4.OSN fisika
5.OSN biologi
6.OSN IPS
7.RSO bahasa Inggris
8.O2SN bola voli
9.O2SN basket
10.O2SN atletik
11.O2SN bulu tangkis
12.Futsal
13.Teater
14.FLS2N cipta lagu dan vokal grup
15.Banjari
16.Tahfidzul Qur'an juz ke-30
17. Robotic
18.PMR/UKS
19.Mading
20.Jurnalistik
21.SCL
22.Tari
23.Karawitan
24.Band
25.Desain motif batik
26.Melukis
27.KIR (Karya Ilmiah Remaja)
 

Seluruh warga sekolah terlibat dalam Semarakkan Merdeka BelajarSumber Foto: SMPN 1 Lamongan
Seluruh warga sekolah terlibat dalam Semarakkan Merdeka BelajarSumber Foto: SMPN 1 Lamongan
- Tidak menjadikan prestasi akademis sebagai satu-satunya ukuran keberhasilan. Setiap anak memiliki keistimewaan dan kecerdasan yang berbeda-beda serta unik. Oleh karena itu, ia memberikan kesempatan dan memberi waktu bagi seluruh siswa untuk menekuni minat dan bakatnya.
- Guru menjadi teladan dan mencintai profesi sepenuh hatinya karena dengan hal inilah para siswa memiliki contoh baik yang dapat menjadi inspirasi dan ditiru dalam keseharian mereka.

Kreativitas, Target, dan Evaluasi adalah Kunci

Karakter mandiri merupakan sikap dan perilaku tidak tergantung pada orang lain dan mempergunakan segala tenaga, pikiran, waktu untuk merealisasikan harapan, mimpi, dan cita-cita. Subnilai mandiri antara lain etos kerja (kerja keras), tangguh, tahan banting, daya juang, profesional, keatif, keberanian, dan menjadi pembelajar sepanjang hayat.

Salah satu penerapan karakter mandiri untuk Kurikulum Merdeka saat ini adalah dengan adanya Projek Penguatan Profil Pancasila, di mana beberapa projeknya adalah melatih anak-anak untuk bersifat mandiri. Pada semester yang lalu, Pak Anam mengajak murid-muridnya untuk belajar menyulam yang diharapkan bisa menjadi bekal mereka untuk mandiri. Pak Anam juga sering mengajak murid-muridnya untuk berkunjung ke suatu tempat untuk belajar sesuatu yang baru, seperti belajar membatik ke Sendang Agung di daerah Paciran, Lamongan.

Desain pembelajaran yang telah terintegrasi itu juga dimaksudkan untuk mendorong anak agar memiliki kompetensi abad 21 atau 4C (Critical thinking, Creativity, Communication, and Collaboration), kemampuan literasi, mengadopsi Pembelajaran  dengan strategi Cooperative Learning, kearifan lokal, dan HOTS (Higher Order Thinking Skills). Setiap guru mata pelajaran menyampaikan materi-materi dan dikaitkan dengan nilai karakter.

Informasi dapat diperoleh dari class library (perpustakaan kelas) yang berada di sudut kelas. Guru sebagai tutor dan fasilitator selalu siap mendampingi peserta didik pada saat melaksanakan pembelajaran sehingga siswa merasa nyaman dan menyenangkan dalam mengerjakan tugasnya. Mereka diajak untuk mengembangkan pembelajaran abad 21, yaitu mampu berpikir kritis, analitis, kreatif, komunikatif, dan kolaboratif.

Guru tidak memaksakan tugas rumah atau PR, tetapi mereka diberi pesan oleh guru untuk menjadikan pembelajaran sebagai bahan diskusi dengan orangtua sebagai salah satu umpan balik dan sarana komunikasi antara guru, orangtua, dan masyarakat.

Pak Anam berinteraksi dengan siswanyaSumber Foto: SMPN 1 Lamongan
Pak Anam berinteraksi dengan siswanyaSumber Foto: SMPN 1 Lamongan

Rutinitas aktivitas pembelajaran secara terus-menerus dilaksanakan oleh setiap guru dengan memberikan pelayanan serta keteladanan kepada siswa. Khoirul Anam selaku kepala sekolah bersama dewan guru selalu melakukan rapat (membahas target dan evaluasi) dan berbagi pengalaman atau praktik baik dalam rangka pengembangan inovasi mengajar demi mewujudkan suasana pembelajaran yang baik dan menyenangkan.

Setiap upacara bendera pada hari Senin, siswa berprestasi atau mendapat juara dari berbagai perlombaan, baik di bidang akademik maupun nonakademik selalu diumumkan sehingga hari Senin disebut sebagai hari "Hari Apresiasi Prestasi".

Dari Lamongan Untuk dunia Pendidikan di Indonesia dan Dunia

"Cara Pak Anam menjelaskan sesuatu kepada orang, public speaking beliau sangat menarik sehingga membuat orang tertarik," tutur Ratu Mesia, ketua OSIS di SMPN 1 Lamongan, ketika ia mengungkapkan beberapa hal yang membuatnya mengagumi Pak Anam sebagai sosok guru inspirasinya. Uniknya, meski menjabat sebagai kepala sekolah, Pak Anam tetap memiliki jadwal sebagai guru yang mengajar di kelas karena mengajar merupakan passion dan hal yang membahagiakannya.

Tidak hanya Ratu Mesia yang mengagumi sikap dan leadership yang dimiliki oleh Pak Anam, bahkan para alumni, kolega, hingga masyarakat luas di Lamongan mengenal dan memberikan apresiasi yang sangat positif terhadap keberhasilan (prestasi) dan kepemimpinannya.

Mengunjungi Galeri Karya siswaSumber Foto: SMPN 1 Lamongan
Mengunjungi Galeri Karya siswaSumber Foto: SMPN 1 Lamongan
Rasanya, jika sekolah-sekolah di Lamongan mampu memiliki sosok guru dan pemimpin seperti Pak Anam, dunia pendidikan Indonesia pun akan turut mendapatkan efek positif terhadap dunia pendidikan secara nasional. Semoga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun