Mohon tunggu...
Harmika Ergandiamaharani
Harmika Ergandiamaharani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Mahasiswa

Harmika Ergandia Maharani Universitas Muhammadiyah Surabaya Prodi S1 Teknik Informatika

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Terjadinya Perbedaan Muhammadiyah dan Nahdatul Ulama

1 November 2023   23:20 Diperbarui: 1 November 2023   23:58 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama (NU) merupakan dua ormas Islam terbesar di Indonesia, dan perbedaan kedua ormas tersebut memiliki akar sejarah, cara pandang, dan tujuan yang berbeda. Berikut  beberapa perbedaan utama antara Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama: Sejarah: Muhammadiyah didirikan pada tahun 1912 oleh Kiai Haji Ahmad Dahlan di Yogyakarta. Organisasi ini didirikan untuk merespon perkembangan sosial dan pendidikan masyarakat Islam di Indonesia  saat itu. 

Nahdlatul Ulama (NU) didirikan pada tahun 1926 oleh  ulama Jawa Timur di Surabaya. NU berakar pada tradisi pesantren dan mempunyai landasan keagamaan yang kuat. Pemahaman Keagamaan: Muhammadiyah cenderung menganut pendekatan Islam yang lebih moderat dan reformis. Mereka mempromosikan reformasi dalam praktik keagamaan dan visi yang lebih progresif dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk pendidikan, masyarakat, dan ekonomi. Sebaliknya, NU mempunyai cara pandang Tandiren yang lebih tradisional. 

Mereka mengadopsi pendekatan yang lebih fleksibel terhadap tradisi Islam yang ada dan menghargai warisan agama Tandiren yang kaya. Pendidikan : Muhammadiyah banyak mendirikan  sekolah, perguruan tinggi dan lembaga pendidikan di seluruh Indonesia. Mereka sangat mementingkan pendidikan modern dan berorientasi global dan memasukkan kurikulum sekuler ke dalam program pendidikan mereka. NU juga mempunyai fasilitas pendidikan khususnya pesantren yang mengajarkan ilmu agama  tradisional dan nilai-nilai agama. Secara keseluruhan, mereka tetap mempertahankan etos pesantren dan kurikulum keagamaan. 

Ideologi Politik: Muhammadiyah cenderung kurang terlibat dalam politik praktis dan partisipasi politik. Mereka lebih fokus pada pengembangan masyarakat dan pendidikan. NU memiliki sejarah politik yang lebih kuat  dan seringkali mempunyai pengaruh besar dalam politik Indonesia. Mereka mempunyai partai politik (seperti Partai Nahdlatul Ulama) dan mendukung berbagai kandidat politik dalam pemilihan umum. Kehadiran Regional: Muhammadiyah adalah organisasi yang tersebar secara nasional, dengan banyak cabang di seluruh Indonesia. 

Mereka tersebar lebih merata  di seluruh wilayah. NU yang semula berpusat di Jawa Timur, mempunyai basis yang lebih kuat di wilayah Jawa dan pulau-pulau  sekitarnya, meski anggotanya juga tersebar di seluruh Indonesia. Meski terdapat perbedaan antara Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama, namun kedua organisasi tersebut mempunyai peranan penting dalam kehidupan sosial, keagamaan, dan pendidikan di Indonesia. Keduanya telah berkontribusi  signifikan dalam membentuk wajah Islam Indonesia sesuai  visi dan pendekatan masing-masing.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun