Mohon tunggu...
Harmen Batubara
Harmen Batubara Mohon Tunggu... Administrasi - Penulis Buku

Suka diskusi tentang Pertahanan, Senang membaca dan menulis tentang kehidupan, saya memelihara blog wilayah perbatasan.com, wilayahpertahanan.com, bukuper batasan .com, harmenbatubara.com, bisnetreseller.com, affiliatebest tools.com; selama aktif saya banyak menghabiskan usia saya di wialayah perbatasan ; berikut buku-buku saya - Penetapan dan Penegasan Batas Negara; Wilayah Perbatasan Tertinggal&Di Terlantarkan; Jadikan Sebatik Ikon Kota Perbatasan; Mecintai Ujung Negeri Menjaga Kedaulatan Negara ; Strategi Sun Tzu Memanangkan Pilkada; 10 Langkah Efektif Memenangkan Pilkada Dengan Elegan; Papua Kemiskinan Pembiaran & Separatisme; Persiapan Tes Masuk Prajurit TNI; Penyelesaian Perselisihan Batas Daerah; Cara Mudah Dapat Uang Dari Clickbank; Rahasia Sukses Penulis Preneur; 7 Cara menulis Yang Disukai Koran; Ketika Semua Jalan Tertutup; Catatan Blogger Seorang Prajurit Perbatasan-Ketika Tugu Batas Digeser; Membangun Halaman Depan Bangsa; Pertahanan Kedaulatan Di Perbatasan-Tapal Batas-Profil Batas Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Konflik Laut China Selatan, Bisakah China Dipercaya?

9 Agustus 2020   09:51 Diperbarui: 9 Agustus 2020   10:13 198
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tetapi kalau kita melihat pada faktanya, bisa jauh berbeda. Seperti kelakuan para Nelayan China di Laut China Selatan.  Kapal-kapal  penangkap ikan berbendera China secara bebas keluar masuk perairan negara tetangga termasuk Indonesia yang berbatasan dengan tepi Laut China Selatan. Nelayan dari Vietnam dan Filipina juga memprotes larangan penangkapan ikan sepihak oleh Beijing.Tapi Beijing Malah jadi Tuli dan Bisu. Bejing  malah memanfaatkan "Coast Guard"nya sebagai pengawal.

 Cara China Dalam Penyelesaian Konflik Perbatasan

Kalau kita melihat cara cara penyelesaian Konflik perbatasan antara China-India kita bisa melihat fakta ini. Kedua Negara sebenarnya tidak memikirkan bagaimana agar persoalan batasnya bisa selesai. Mereka hanya fokus  memanfaatkan pengaruhnya pada Negara-negara yang berbatasan dengan mereka. Hasilnya  Buthon memihak India, Pakistan memilih China dan Tibet menjadi bagian dari China. Jadi. bentrok antara tentara China dan India di daerah perbatasan Lembah Galwan, Ladakh, Himalaya terjadi pada 15 Juni 2020 itu adalah contohnya, hingga menewaskan 20 tentara India. Kedua pihak saling menyalahkan atas insiden itu dan saling klaim sebagai pemilik Lembah Galwan yang sah. Bentrokan perbatasan ini sebenarnya hanya mengulang pengalaman kedua Negara pada tahun 1962. Pada perang tersebut, pasukan China masuk menyerang melalui dua jalur perbatasan yang berbeda yakni melalui Ladakh dekat Kashmir dan McMohan Line yang berada di Arunachal Pradesh yang hingga kini masih disengketakan oleh kedua negara. Perang tersebut menewaskan 1.383 tentara India dan 722 tentara China. Jumlah yang terluka mencapai 1.047 dari pihak India dan 1.697 dari pihak China.

Militer India dan China juga pernah bertempur di Nathu La sebuah jalur perdagangan kuno melalui Himalaya yang merupakan bagian dari Jalur Sutra. Wilayah itu terpaksa ditutup dan dibuka kembali pada 2006. Setelah Insiden Nathu La, China dan India juga terlibat dalam pertempuran di Cho La. Wilayah yang tak jauh dari Nathu La. Ketegangan juga mewarnai perbatasan China dan India di Arunachal Pradesh.

 

Boleh dikatakan masalah perbatasan mampu membuat suatu Negara jadi Buta dan Tuli. Seperti konflik perbatasan antara India dan China dipercaya masih akan berlangsung lama. Terlebih lagi kalau kita melihat cara-cara penyelesaian pertiakain perbatasan antara kedua Negara itu dengan Negara-negara yang berbatasan dengan mereka. Misalnya China, mereka mempunyai masalah perbatasan dengan beberapa Negara seperti Jepang, dengan Korea Selatan, bahkan dengan beberapa Negara Asean di Laut China Selatan dan belum ada yang bisa terselesaikan dengan baik. Begitu juga dengan India, mereka bersengketa dengan hampir semua Negara yang berbatasan dengan negaranya dan juga tidak mampu menyelesaikannya dengan baik.

 

Kini kedua Negara China dan Amerika boleh dikatakan sudah sampai pada zona dimana kedua Negara "perlu" memperlihatkan Negara mana Yang Unggul, yang Kuat. Dalam hal ekonomi, kelihatan sekali Amerika sedang kedodoran. Dalam hal keunggulan pengaruh atas regional juga tengah menurun. Amerika keluar dari WHO, Dari masalah Iklim, prajuritnya ditarik dari Timur Tngah, Dari Jerman Dll. Konflik Laut China Selatan sejatinya adalah Uji terahir, pakah AS masih mampu mempertahankan supremasinya? Apakah China akan jadi monster atau jadi Sahabat yang bisa diandalkan di kawasan? Semua itu bisa saja terjadi.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun