Tetapi memang harus kita akui, kekuatan kita di perbatasan itu nyaris tidak ada. Lanud Tarakan misalnya baru tergolong kelas C yang belum bisa mengakomodasi “pesawat tempur”, lapangan di Nunukan apalagi, malah tidak bisa didarati oleh pesawat tempur. Kodam sendiri, meski kodam perbatasan juga tidak dilengkapi dengan kemampuan Mobud (Mobiliasi Udara) dan Mobilisasi Laut. Perbatasan kita juga tidak punya “meriam batas” sejenis meriam pantai. Dahulu Kemhan sudah membeli Drone untuk pengintai perbatasan, tetapi sekarang sudah tidak terdengar lagi. Sementara drone nya Malaysia secara nyata sudah menjalankan missinya dengan baik dan itu terpantau oleh radar kita sendiri.
Panglima Komando Operasi Angkatan Udara II kala itu, Marsekal Muda Barhim mengatakan, melihat situasi tersebut TNI SUDAH HARUS membuat skadron tempur di Tarakan. Hemat kita tentu, hal atau program seperti itu, bukan pola dadakan; dia harus muncul dari hasil kajian yang teruji. Kemudian ada keinginan dari pihak AU untuk menaikkan klasifikasi Pangkalan Tarakan dari sebelumnya dikomandanin Letkol, nanti jadi Kolonel. Saat ini Tarakan masuk dalam pangkalan Kelas C bisa jadi Kelas B. Kalau begitu namanya pangkalan operasi," ujar Barhim di Tarakan, Kalimantan Utara, Kamis, 11 Juni 2015. Ia menjelaskan, dengan peningkatan kelas, pangkalan ini bisa menyimpan pesawat militer, khususnya pesawat tempur yang akan mendarat di tempat ini. Tapi itukan baru rencana? Realisasinya entahkapan.
Memang sekarang ini kita harus akui, pemerintah kita sedang sibuk-sibuknya memulai pembangunan wilayah perbatasan. Dari berbagai informasi yang kita punya, memang langkah-langkah yang dilakukan oleh pemerintah dalam membangun perbatasan sepertinya sangat menjanjikan. Tapi kan hal seperti itu, bukan berarti kita membiarkan wilayah perbatasan kita tidak terjaga sebagaimana mestinya. Ya kan? Membangun oke, penuh keterbatasan ya nggak masalah, tetapi kita tetap wajib menjaga perbatasan kita dengan baik, dengan dignity.
Oleh harmen batubara
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H