Mohon tunggu...
Harlinton Simanjuntak
Harlinton Simanjuntak Mohon Tunggu... Administrasi - Disciple

Gunung itu tempat terindah merefleksikan keagungan Sang Pencipta. Ayo daki gunung....

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Refleksi Sola Scriptura

12 September 2024   16:14 Diperbarui: 12 September 2024   16:15 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Alister E. McGrath menguraikan sejarah dan signifikansi Alkitab dalam konteks Reformasi Gereja. Bab 6 "The Return to the Bible" menyoroti beberapa isu penting dalam gerekan reformasi gereja di antaranya sejarah eksistensi dan signifikansi Alkitab abad pertengahan, relasi antara Alkitab dan reformasi protestan, serta respon gereja Katolik melalui Konsili Trente terhadap manifestasi gerakan reformasi. Reformasi Gereja menekankan otoritas 

Alkitab sebagai satu-satunya sumber otoritas tertinggi di dalam kekristenan yang melahirkan istilah sola scriptura. Ini adalah kritik terhadap kepercayaan bahwa Alkitab dan tradisi gereja adalah sumber utama dalam menyimpulkan ajaran gereja. Prinsip utama, "Sola Scriptura", menekankan bahwa semua ajaran gereja harus didasarkan pada Alkitab. Mengapa? Karena Alkitab adalah Firman Allah. Bagi Calvin, otoritas Alkitab juga didasarkan pada fakta bahwa para penulis Alkitab adalah "para sekretaris Roh Kudus."  

Kendati demikian, terdapat beberapa persoalan di kalangan para reformator mengenai bagaimana Kitab Suci didefinisikan dan diinterpretasikan. Penulis membahas beberapa hal penting tentang hubungan antara Alkitab dan gerakan reformasi protestan di subjudul "Alkitab dan reformasi protestan." Ini termasuk kanon Kitab Suci, otoritas Kitab Suci, peran tradisi, teknik penafsiran, hak untuk menafsirkan Kitab Suci, dan terjemahan Kitab suci.

Bagi saya: "Let this then be a sure axiom: that nothing ought to be admitted in the church as the Word of God, save that which is contained, first in the Law of the Prophets, and secondly in the writings of the Apostles; and that there is no other method of teaching in the church than according to the prescription and rule of his Word." Merupakan pernyataan Calvin yang fenomenal dan radikal. Calvin sangat yakin bahwa tidak ada satu kebenaran pun yang dapat disejajarkan dengan pengajaran Alkitab dan bahwa hanya Alkitab yang harus diterima oleh gereja sebagai Firman Allah.

Calvin secara tegas menolak segala jenis pengajaran di luar Alkitab dan menegakkan prinsip bahwa semua ajaran gereja harus sepenuhnya sesuai dengan Firman Allah yang tercatat dalam Alkitab. Ini menunjukkan keyakinannya yang kuat akan otoritas Alkitab sebagai satu-satunya pedoman untuk ajaran dan tindakan gereja.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun