Betapa cantik engkau, kekasihku, hatiku bergairah akan dirimu. Telah dibawanya aku ke rumah ibunya. Cintanya menopang aku, kasihnya menguatkan aku. Betapa tulus cintanya, begitu nikmat ciuman kasihnya.
Adakah perempuan yang melebihi cantiknya kekasihku? Bagiku, engkaulah yang tercantik, termanis, dan ternikmat. Senyum indahmu bagikan sekuntum bunga Edelweis. Pelukanmu begitu hangat dan mesra. Betapa hatiku merindukan kekasihku.
Gulungan rambutmu membangkitkan gairah, tatapan matamu menggetarkan tubuhku. Betapa menyenangkan engkau, kekasihku dan cintaku. Dialah puteri satu-satunya, anak perempuan ibunya, anak kesayangan bagi yang melahirkannya. Milikkulah kekasihku, kepadanya gairahku tertuju.
Telah kubawa kekasihku ke rumah ibuku, ibu yang telah mengajarkan aku, betapa mulianya perempuan. Akan kutuntun engkau mengarungi samudera raya. Taruhlah aku dan meteraikanlah aku dalam hatimu, kekasihku dan cintaku.
Kecantikan isteriku bukan saja cantik ragawi, tetapi hatinya yang takut akan Tuhan itulah mahkota dan keindahannya. Betapa aku adalah lelaki paling beruntung, aku sungguh berbahagia. Isteriku, dialah idam-idamanku, betapa aku menikmati kuatnya cinta dan gairahnya kepadaku.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H